4.01.2014

Pemilunya Saja Belum


From: A.Syauqi Yahya


SBY: Pemilunya Saja Belum, Kok Sudah Disimpulkan Pasti Curang

SANOVRA JR

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika mendengarkan sambutan mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) pada masa Orde Baru yang juga Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Mayjen TNI (Purn) Tiopan Bernhard Silalahi saat mengunjungi Baruga Pak Letnan di Desa Taulan, Kecamatan Kabere, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Kamis (20/2/2014). Baruga Pak Letnan merupakan bekas markas pasukan TB Silalahi pada operasi Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) untuk menumpas DI/TII Kahar Muzakar pada sekitar tahun 1962-1965. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Selasa, 1 April 2014 | 10:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mendengar isu bahwa pemilu nantinya bakal diwarnai kecurangan. Presiden tidak terima dengan kesimpulan tersebut lantaran pemilu belum berlangsung. Pemilu legislatif baru akan digelar 9 April 2014, sedangkan pemilu presiden pada Juli mendatang.

"Saya sudah perhatikan semuanya. Pemilu belum dimulai, sudah ada semacam vonis kalau partai ini kalah pasti pemilunya curang. Saya kira mendahului kehendak Allah SWT. Pemilunya saja belum, kok sudah disimpulkan pasti curang," ujar Presiden SBY saat membuka rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/4/2014), seperti dikutip dari situs Presiden.

Presiden mengatakan, kalau memang ada kecurangan, siapa yang melakukannya. SBY menyebut adanya isu bahwa ada rezim pemilihan umum bahwa KPU di bawah bayang-bayang Presiden, pemerintah dikontrol, patut dicurigai jangan-jangan tidak adil dan bertindak curang. "KPU dan jajaranya, Bawaslu dan jajaranya, sekarang ini mandiri dan independen," kata SBY.

Jika pemerintah dianggap curang, kata SBY, patut dipertanyakan pemerintah yang mana. Pasalnya, hampir semua partai politik ada dalam pemerintahan pusat maupun daerah.

Presiden juga mengaku mendengar isu adanya intimidasi dan paksaan yang terjadi di daerah. Isunya, ada perangkat di pemerintahan daerah yang memaksa warganya untuk mencoblos salah satu partai. Menurut SBY, semua isu itu harus dibuktikan.

Menghadapi berbagai isu kecurangan tersebut, Presiden mengajak semua pihak untuk memastikan sistem pengawasan berjalan dengan baik. "Siapa yang mendapat amanah undang-undang untuk melakukan pengawasan dan mencegah kecurangan dan penyimpangan itu bisa melakukan tugasnya dengan baik," kata SBY.

"Jajaran Bawaslu dan Polri kita harap sangat aktif menjalankan tugasnya. Masyarakat dan pers pun bisa berkontribusi, tentu yang faktual, jangan fitnah,"  tambah SBY.

Presiden juga berharap Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dapat berkomunikasi dengan KPU, Bawaslu, dan Panwaslu untuk melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh pejabat negara, termasuk bupati dan wali kota.

"Dengarkan aduan rakyat kalau ada pejabat daerah yang melakukan intimidasi dan pemaksaan," ujar Presiden.

Keamanan pemilu

Terkait keamanan dan ketertiban pemilu, Presiden mengaku selalu mendapatkan laporan situasi dan kondisi yang berlangsung dari Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman. "Sejauh ini berjalan normal dan wajar, suhu menghangat, kampanye yang disampaikan kadang panas, itu wajar. Alhamdulillah rangkaian kampanye Pemilu hingga hari ini berjalan tertib, aman, dan damai," kata Presiden.

Mengenai adanya info bahwa terdapat kekhawatiran keselamatan sejumlah tokoh, Presiden tidak menyepelekan isu ini. "Saya tidak mengambil enteng isu ini, lebih bagus negara memberikan proteksi, kepolisian memberikan bantuan keamanan langsung kepada tokoh-tokoh seperti itu, sehingga tidak ada lagi kecurigaan," pungkas SBY.

Editor: Sandro Gatra
Sumber: PRESIDENRI.GO.ID

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar