4.12.2014

Dubes Retno L.P. Marsudi : Indonesia membuktikan berada dalam "jalur yang benar".


From: A.Syauqi Yahya


Sabtu, 12/04/2014 17:00 WIB

Laporan dari Groningen

Para Ahli: Demokrasi dan Ekonomi RI di Jalur Benar

Eddi Santosa - detikNews

Groningen - Dengan demokrasi, pertumbuhan ekonomi dan hampir seluruh indikator cukup baik, Indonesia membuktikan berada dalam "jalur yang benar".

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Retno L.P. Marsudi sebagai pembicara kunci pada�Spirit Indonesia Groningen (SInGa) Spring Conference di Oude Rechtsbankzaal, Groningen, Kamis (10 April 2014).

"Sebagai negara demokratis terbesar ketiga di dunia yang stabil, pertumbuhan ekonomi tahunan dan hampir seluruh indikator perekonomian cukup baik, Indonesia membuktikan on the right track (berada dalam jalur yang benar)," ujar Dubes.

Menurut Dubes, demokrasi yang sudah berkembang di Indonesia saat ini telah mencapai "a point of no return".

Tantangannya, lanjut Dubes, adalah bidang infrastruktur,�peningkatan sumber daya manusia (pendidikan) serta reformasi institusi di Indonesia.

"Masa depan Indonesia akan sangat dipengaruhi bagaimana Indonesia mengatasi tiga tantangan itu," imbuh Dubes, mengutip�apa yang telah disampaikan oleh Wakil Presiden Indonesia pada saat kuliah umum di Universitas Leiden baru-baru ini.

Sebelumnya, Dubes menjelaskan berbagai perkembangan positif Indonesia di bidang ekonomi, politik, sosial kemasyarakatan, otonomi daerah, dan lainnya serta keterkaitannya dengan pembangunan Indonesia saat ini.

Selain Dubes Retno Marsudi,�nara sumber lainnya dalam konferensi itu adalah mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia dan mantan Dubes Belanda untuk Indonesia Rudolf Traffers�dan Pemimpin Sektor Publik Bank Dunia Brussel Theo Thomas.

Kedua narasumber menyampaikan pandangan senada dengan Dubes dan mengapresiasi kebijakan pembangunan di Indonesia, antara lain kebijakan pro poor, pro growth, pengentasan kemiskinan, mekanisme audit institusi yang meningkat, dan transparansi yang semakin baik.

Meskipun demikian, kedua narasumber juga menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan.

Tantangan itu di antaranya adalah distribusi pendapatan dan pemerataan kemakmuran, business environment, dan kontrol anggaran.

Konferensi SInGA ini terselenggara atas kerjasama�Universitas Groningen dengan Indonesia serta Bank Dunia dan�baru pertama kali ini dilakukan, yang pelaksanaannya dikaitkan dengan dies natalis RUG ke-400 tahun.

Hadir dalam konferensi sekitar 50 tamu undangan, antara lain Presiden Universitas Groningen Prof. dr. Silbrand Poppema, perwakilan dari Bank Dunia, Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW), civitas akdemika dan peneliti di beberapa institusi pendidikan Belanda, mahasiswa Indonesia kandidat doktor di Universitas Groningen, dan undangan lainnya.

Keterangan pers KBRI Den Haag menyebutkan, SInGA adalah program khusus yang dikembangkan oleh Universitas Groningen khusus bagi mahasiswa doktoral Indonesia penerima beasiswa Scholarship Program for Strengthening and Reforming Institution (SPIRIT) dari Bank Dunia dan Bappenas.

Tujuan program ini adalah untuk mengintegrasikan penguasaan teoretik dan pandangan empirik tentang good governance, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan memegang posisi sebagai pemimpin di berbagai kementerian, perguruan tinggi dan organisasi kemasyarakatan.

Melalui SInGA ini diharapkan akan terbentuk satu teamwork yang kuat dan bersifat lintas disipliner.

Tim SinGA sedang menyiapkan buku berjudul Governance and Decentralization in Contemporary Indonesia; Challenges of Governance, Decentralization and Growth to achieve sustainable society in the 21st Century.

Hasil Konperensi ini akan menjadi salah satu masukan bagi rencana penerbitan buku tersebut.

Dalam konferensi itu juga dipresentasikan 8 kertas kerja program doktoral mahasiswa Indonesia yang membahas berbagai hal, antara lain good governance, desentralisasi dan otonomi daerah, penanganan korupsi, reformasi institusional dan pertumbuhan ekonomi inklusif.

Selain 8 kandidat doktor tersebut, terdapat 2 mahasiswa Indonesia kandidat doktor di Universitas Groningen yang saat ini masih berada di Indonesia menyelesaikan proses administrasi keberangkatan untuk segera bergabung dalam program SInGA.

Indonesia memiliki hubungan yang cukup panjang dengan Universitas Groningen. Jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda saat ini paling banyak terdapat di universitas ini yakni 237 dari total 1.495 mahasiswa.

Sampai tahun 2014 tercatat 25 mahasiswa Indonesia penerima beasiswa SPIRIT, yakni 13 mahasiswa program doktor dan 12 mahasiswa program Master).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar