4.12.2014

Ben donyane tambah rame


From: <djuliadi55@gmail.com>


TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum secara terang-terangan menyatakan "perang" melawan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang kini juga menjabat Ketua Umum Demokrat. Anas mulai "menabuh genderang perang" dengan menyiapkan data kejanggalan sumbangan dana kampanye SBY pada Pemilihan Umum 2009, ketika SBY maju sebagai calon presiden inkumben.

Data itu, kata Anas, bakal diserahkan ke Direktorat Pengaduan Masyarakat. "Jadi, kalau dibilang saya menyerang Pak SBY, saya bilang, memang iya. Ini hanya untuk memberi respons terhadap apa yang saya alami dari sikap dan tindakan SBY," kata Anas di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin, 7 April 2014. (Baca: Anas: Dana Kampanye SBY Banyak yang Fiktif)

Data yang masih disusun itu membuat Anas yakin bisa mempidanakan SBY. Menurut Anas, data dibuat supaya para penelaah KPK lebih mudah melakukan tugasnya. "Setelah ditelaah, saya yakin SBY masuk kategori sebagai penyelenggara negara yang melakukan korupsi dan pencucian uang," ujarnya.

Sayangnya, Anas tak menjabarkan kapan data itu rampung dan diserahkan ke KPK. Menurut dia, rampungnya data ini tak ada hubungannya dengan pemilu legislatif yang akan berlangsung 9 April 2014. "Sebelum atau sesudah pemilu legislatif, yang penting data ini lengkap," katanya.

Di dalam data tersebut, Anas akan menjabarkan soal banyaknya penyumbang gelap untuk dana kampanye SBY. Data tersebut, menurut Anas, bakal berbeda dengan laporan dana kampanye yang dikeluarkan Demokrat. "Di dalam laporan Demokrat, ada nama-nama orang yang ditulis menyumbang, padahal sebenarnya tidak menyumbang. Uang Demokrat sumbernya tak tercatat di laporan itu," ujarnya.

Menurut Anas, sumber dana yang tak tercatat itulah yang harus diselidiki. "Apakah salah satunya ada kaitan dengan kasus Bank Century atau tidak. Itu bukan tugas saya karena tugas saya hanya memberikan data yang valid, otentik, dan bukan fitnah," kata Anas. (Baca: Anas Curiga Ongkos Kampanye SBY dari Dana Century)

Anas membantah menyerang Demokrat. Menurut Anas, sebagai bekas ketua umum, tak etis menyerang eks partainya itu. "Buat apa menyerang Demokrat? Sahabat Anas sedang nyaleg di DPR dan DPRD. Tak ada rumusnya Anas menyerang Demokrat,"ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar