2.26.2014

Cukong

> Search
> Mahfud MD: Jokowi Dibekingi Cukong Konglomerat Besar Agar
> Menang di Pilpres
> Feb 24th, 2014 @ 10:36 pm › PT. Platmerah Group Plat Merah
> ↓ Leave a comment
> Mantan Ketua Mahkamah
> Konstitusi, Mahfud MD menyebut bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko
> Widodo dibekingi banyak konglomerat besar agar sukses menjadi
> presiden. Caranya, dengan membuat pencitraan ke Jokowi sedemikian
> rupa agar pada pemilihan presiden nanti Jokowi terpilih.
> "Saya dengar Jokowi dicukongi konglomerat besar untuk
> memenangkan Jokowi dengan membuat pencitraan yang baik di
> masyarakat. Seumpama memang benar Jokowi ada cukongnya, itu
> kan tidak melanggar hukum," kata Mahfud kepada Tribunnews , Senin
> (24/2/2014).
> Menurut Mahfud, yang terpenting adalah untuk membuat pencitraan
> kepada sosok Jokowi agar menjadi presiden tidak menggunakan uang
> negara.
> "Jadi kalau mau melawan Jokowi, kalau benar ada cukongnya, ya cari
> dong cukong lain. Jangankan diam-diam, terang-terangan juga tidak
> apa-apa kok, tidak melanggar hukum cukong itu, kan uang dia sendiri,
> uang swasta," ujarnya ( *)

Tinggal Setengah Langkah Lagi ?


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Nasib Sutan Bhatoegana Tinggal Setengah Langkah Lagi
>
> Jefri Hidayat
> 26 Feb 2014 | 11:01
>
> Sumber: Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)
>
> Nasib Sutan Bhatoegana tinggal setengah langkah lagi. Peran Sutan di kasus SKK Migas yang melibatkan Kementrian ESDM dan dugaan adanya aliran duit ke DPR semakin terbuka lebar. Dengan alasan Tunjangan Hari Raya (THR) DPR memerah lembaga yang dulunya bernama BP Migas. Sutan sendiri merupakan Ketua Komisi VII, komisi yang membidani bidang Energi dan ESDM.
>
> Dalam kesaksian Sutan pada persidangan Rudi Rubiandini, politisi demokrat itu membantah telah menyindir Rudi agar menyediakan dana buat Tunjangan Hari Raya. "Saya itunggaktahu Pak Rudi. Yang saya ingat itu agar berkomunikasi baik dengan kawan-kawan (di Komisi VII). Kalau Demokrat kan jelas, partai pemerintah pasti akan kawal Bapak," bantah Sutan seperti dikutip dari Viva News, Selasa 25 Februari 2014.
>
> Ketua Komisi VII itu juga membantah telah memerintahkan stafnya di DPR, Iriyanto, untuk mengambil uang THR dari SKK Migas maupun dari Kementerian ESDM. Sutan mengatakan, tidak pernah dilaporkan Iriyanto soal bingkisan uang dari Kementerian ESDM. "Enggakada," ujarnya.
>
> Seperti dilaporkan Viva News Hakim juga memutar rekaman percakapan antara Rudi dan Sutan Bhatogana.  Usai diputar Sutan mengakui bahwa suara dalam rekaman itu adalah suaranya bersama Rudi Rubiandini. Namun Ia memastikan tidak ada pembicaraan dengan Rudi yang pada intinya meminta THR. Refrensi artikel.
>
> Peran Sutan semakin jelas ketika misteri Amplop yang berkode ESDM terbongkar, yang melakukannya adalah Mantan Kepala Biro Keuangan Kementerian ESDM, Didi Dwi Sutrisnohadi. Dia membeberkan adanya aliran dana ke Komisi VII DPR RI di persidangan kasus suap SKK Migas.Refrensi Artikel
>
> Sepertinya nasib politisi asal Sumatera Utara itu sudah bisa ditebak. Berkemungkinan tidak akan lama lagi Sutan akan memakai rompi orange KPK. Bahkan sohib separtainya Ruhut Sitompul berpendapat bahwa nasib Sutan seperti berada di bibir jurang, tidak usah badai, dengan angin sepoi-sepoi saja Sutan akan terjungkal kebawah. Refrensi Artikel.
>
> Andaikan Sutan ditetapkan sebagai tersangka, sungguh sangat disayangkan. Betapa tidak, karir Sutan di kancah politik cukup cemerlang. Tapi apa boleh buat, karakter manusia tidak pernah puas dan serakah.
>
> Sebenarnya, jika Sutan ini tipe manusia yang bersyukur mungkin namanya tidak akan terseret dalam kasus SKK Migas. Apalagi yang kurang dari Sutan, kedudukan, jabatan, nama, kehormatan bahkan hartanya sangat melimpah. Tapi sayang, semuanya harus terhenti akibat nafsu dan keserakahan. Pembelajaran bagi calon pejabat.
>
> Dibaca : 1693 kali

Sutan terfefet


Dari: <djuliadi55@gmail.com>

> Saksi Akui Serahkan 140.000 Dollar AS lewat Staf Sutan Bhatoegana
>
> 
>
> Selasa, 25 Februari 2014 | 16:26 WIB
>
>
> JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Biro Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Didi Dwi Sutrisno, mengaku pernah menyerahkan amplop berisi uang 140.000 dollar AS kepada staf khusus Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana bernama Irianto. Uang itu diduga untuk diberikan kepada pimpinan, semua anggota, hingga sekretariat Komisi VII DPR. Uang itu diambil langsung oleh Irianto di Kantor Kementerian ESDM.
>
> "Saya telepon stafsus (staf khusus) Ketua Komisi Pak Sutan Bhatoegana, namanya Pak Irianto. Lalu dia hadir ke tempat kami di ruang rapat (ESDM). Saya serahkan tas berisi amplop," ujar Didi saat bersaksi untuk terdakwa mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
>
> Didi melanjutkan, penyerahan uang itu menggunakan tanda terima. Bukti tersebut telah diserahkan kepada KPK untuk penyidikan kasus dugaan suap di lingkungan SKK Migas.
>
> "Kemudian, kami buat tanda terima, dan kebetulan dia mau tanda tangan. Tanda terima, kita serahkan ke penyidik," kata Didi.
>
> Sejumlah amplop yang diserahkan kepada Irianto telah diberi kode. Amplop huruf "P" berarti untuk pimpinan Komisi VII, "A" untuk anggota, dan "S" untuk sekretariat.
>
> Untuk pimpinan, menurut Didi, uang yang diberikan berjumlah 7.500 dollar AS. Sementara itu, 43 anggota dan sekretariat masing-masing mendapat 2.500 dollar AS. Didi mengaku tak tahu maksud pemberian uang itu. Ia mengaku hanya diperintah oleh mantan Sekretaris Jenderal ESDM, Waryono Karno. Waryono pun meminta uang itu disediakan oleh Hardiyono dari SKK Migas.
>
> Sebelumnya, Sutan juga pernah disebut menerima 200.000 dollar AS dari Rudi, yang saat itu menjabat Kepala SKK Migas. Uang itu diserahkan Rudi melalui anggota Komisi VII DPR, Tri Yulianto, di toko buah All Fresh di Jakarta, 26 Juli 2013.
>
> Menurut Rudi, uang itu diberikan sebagai tunjangan hari raya (THR) untuk Komisi VII DPR. Namun, Tri dan Sutan membantah bahwa mereka menerima uang tersebut.
>
> Penulis: Dian Maharani
>
> Editor: Sandro Gatra

Ya atau tidak?

> Takdir Ada di Tangan Kita: Ya atau Tidak?
>
> Di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.
>
> Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.
>
> Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
>
> "Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
> Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang bisa kubantu?"
> "Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
>
> Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
>
> Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"
>
> Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
>
> Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya. Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.

pithik Cemani thuntheng


Dari: "Titik Haryati"

> Ayam Cemani, Harga Selangit dan Dibunuh Hanya Gara-gara Mitos
> Oleh Mongabay.co.id
>
> Ayam cemani, diburu dan dibunuh demi mitos. Populasi terus menurun setiap tahun dan jika tidak dicegah bukan mustahil bisa punah. Foto: Ayat S Karokaro
>
> Kokok ayam bersahut-sahutan. Sebagian ayam berkeliaran. Ada jantan tengah mengejar betina, ada yang asyik makan. Ada pula yang mengeruk tanah mungkin mencari cacing. Ada yang menarik dari ayam-ayam ini. Seluruh bulu berwarna hitam. Jengger, lidah, mata, paruh, sayap, sepasang kaki, cakar, dan kuku semua hitam. Mereka ini disebut ayam cemani.
>
> Kala itu, Senin pagi, akhir Januari 2014, di Jalan Garu I, Medan Amplas, Medan, Sumatera Utara (Sumut), beberapa pria menghampiri Untung, si pemilik ayam. Terdengar obrolan serius membicarakan ayam-ayam itu.
>
> Rupanya, mereka tengah negosiasi jual-beli  ayam ini. Angka demi angka terdengar keluar dari mulut mereka. Sampai, terdengar kata sepakat, setuju membeli seekor cemani Rp8 juta.
>
> Sebelum membawa cemani ke mobil, seorang pria mengeluarkan sebilah pisau, lalu memotong leher ayam, sambil melihat darah yang keluar. Dia terkejut, ternyata darah ayam berwarna merah. Ayam itu langsung dicampakkan begitu saja. Sang supir, mendekati majikan, dan memasukkan Cemani ke mobil mewah yang terparkir di pekarangan rumah Untung.
>
> Saya menghampiri Pak Untung yang tengah asyik menghitung hasil penjualan ayam. Ketika ditanya soal darah hitam dia tersenyum. Lalu mengambil ayam dan menusuk paha dengan jarum. Darah merah segar keluar. “Cerita soal darah hitam di ayam itu mitos,” katanya.
>
> Dia menduga, mitos itu  dihidupkan guna menarik minat pembeli. Untung bercerita, ayam ini memiliki kisah tersendiri. Konon, dahulu kala, saat Kerajaan Majapahit, ayam ini peliharaan raja dan keturunan. Ayam ini diyakini membawa kedamaian, menambah rezeki, memudahkan jodoh, melariskan dagangan, hingga mampu membawa kesuksesan negosiasi baik saat perang maupun konflik. Atas dasar itulah, cemani menjadi buruan orang-orang berkantong tebal.
>
> Harga ayam jantan cemani biasa sampai Rp40 juta. Dibeli, lalu dibunuh, tak jarang setelah itu ditinggal begitu saja. Foto: Ayat S Karokaro
>
> Pembeli datang dari dalam meupun luar negeri. Akhir Desember 2013, katanya, datang pria dari China, membeli jantan cemani berusia dua tahun. Pria itu menawar Rp20 juta. Menurut dia, akan memakan daging ayam karena dianggap sebagai obat.
>
> “Saya jual sudah bagus dan mantab. Namun, saya sedih, pria itu hanya memotong bagian leher dan membawa pergi. Bagian tubuh lain dibuang begitu saja. Istrinya, mencampakkan ke kandang anjing.”
>
> Untung mengatakan, ada dilema menjual Cimani ini. Tak jarang dia menyaksikan seorang membeli anak ayam Rp120 ribu per ekor, lalu dibelah dalam keadaan hidup. Setelah itu dibuang begitu saja.
>
> Menurut mitos, anak ayam ini bisa mendatangkan rezeki besar. “Padahal enggak. Itu mitos semua. Karena menjadi peliharaan raja-raja maka memlihara sedikit bergengsi. Harga Cimani bisa tembus Rp25 juta-Rp40 juta per ekor jika beruntung, ” katanya. Karena harga selangit itulah Untung berhenti beternak ayam ini.
>
> Data Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sumut, menyebutkan, kabupaten paling banyak mengembangbiakkan ayam cemani, di Kabupaten Langkat ada 46 ekor, menyusul Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel)  37 ekor. Kota Medan di urutan ketiga 28 ekor.
>
> Ahmad Zainal Dalimunthe, tim gabungan Mapala Sumut, pernah survei soal ayam ini menjelaskan, hasil kajian mereka 2011-2012, ayam ini terbilang banyak, mencapai 623 ekor di Sumut.
>
> Mereka hidup di daerah tropis dan mayoritas memiliki kontur tanah sedikit lembab, dengan suhu udara 25 hingga 27 derajat celcius. Namun, perburuan, hingga 2012-2013, turun drastis kurang 300 ekor. “Mereka ada yang mati karena pakan ternak tidak baik. Terbesar, diburu untuk dibunuh dengan tujuan mistis dan sama sekali tidak benar.”
>
> Dia menyatakan, pada 16 Juni 2013, mereka menyurati Dinas Peternakan Sumut, agar menyelamatkan ayam Cemani. Namun  tak ada  respon. “Kalau ditangkap terus dimakan, tidak masalah. Ini ditangkap, dibunuh, dijadikan sesajen. Kalau mau kaya dan rezeki banyak, ya kerja dong. Bukan membantai.”
>
> ________________________________
>

FENOMENA PHP


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> FENOMENA PHP (Pemberi Harapan Palsu)
>
> Benediktus Satrio Rio
> 25 Feb 2014 | 01:11
>
> “JADI SELAMA INI LO ANGGAP GUE APAAN? HAH?!! TEMEN BIASA? SEMUA RAYUAN LO ITU APAAN? SEMUA JANJI MANIS LO MANA? JAWAB DONG!!! PHP BANGET SIH JADI ORANG!!”
> –Sherly, Korban PHP sembilan Bulan.
> Hallo yang jomblo, yang single, yang LDR, yang pacaran, atau yang masih digantungin, buruan taken deh.. Masa iya digantungin mulu? Udah kayak jemuran aja.
> Kali ini gue mau bahas tentang “PHP”. Pada tau kan PHP itu apa? Ga usah belaga gak tau deh. Udah langganan di PHP'in kan? *Eh, Guys.. Dalam kamus bahasa gaul PHP artinya, Pemberi Harapan Palsu yang sebenernya menurut gue dulu PHP itu “Personal Home Page” Yah maklum lah, gue kan bukan anak gahoeelll gitoeh loch.
> Pada umumnya, rata-rata pelaku PHP itu cowok. Karna jurus cowok dalam mem-PHP cewek itu ngalahin jurusnya MAD DOG, gregeettt!!! *Jangan bilang kalian gak kenal siapa itu mad dog* Kalo kalian tanya “Nyakitin mana sih cowok apa cewek kalo lagi PHP-in orang? “Emm, menurut gue sih nyakitin cowok. Soalnya gue belum pernah di PHP.
> Don't make girls/boy fall for you please. Because if  you don't love her/him, she/he will fall apart
> Emang sih, PHP itu nyakitin. Karna mungkin kalian pikir kalo ada orang yang tiba-tiba perhatian dan kasih kode PDKT ke kalian, pasti kalian bakal seneng dan menganggep kalo dia tuh suka dan sayang sama kalian, cuma kalian pasti mikir.. Kok dia PDKT mulu tapi gak ada kejelasan yang lebih lanjut? Setiap sms atau bbm atau chat atau ketemuan dia selalu manggil kalian sayang atau panggilan romantis dan yang lebih bikin kalian nyaman itu rasa “CARE” dia, bahkan sampai hal sekecil apapun dia sangat perhatian. Ibarat mengambil cabe yang nyangkut di gigi kalian dan nyuapin makan kalian pake kaki itu pasti bikin perasaan kalian tuh jadi berbunga-bunga. Haha..
> Sebenernya sih menurut gue, PHP itu gak ada tapi yang ada itu keGeeRan alias NGAREP . Mungkin aja dia deket atau care sama kalian itu karena dia emang mau deket sama kalian sebagai sahabat doang dan gak lebih atau dia cuma jadiin kalian sebagai pelampiasan dia doang buat lupain mantannya atau emang dia sebenernya orangnya baik sama siapa aja (Nah.. Yang terakhir ini gue banget). Tapi kalian menganggap malah lebih dan itu gak bisa di salahin sih..
> Tapi PHP juga bisa aja ada, dan menjadi sebuah kasus yang NYATA. Contohnya aja, udah lama deket banget, care juga, dan sayang juga iya. Tapi pas nemu “orang baru” dengan seenaknya ninggalin kamu gitu aja dan pasti itu rasanya kayak hatimu disayat-sayat!
> Jadi yang bener PHP itu ada gak?
> Sebelum kalian terjebak kasus PHP atau belum sadar kalo lagi di PHP'in, dibawah ini adalah ciri-ciri tukang PHP (sebagian saya ambil dari google dengan ditambah bumbu-bumbu pengalaman saya sendiri):
> 1.SUPEL dan Royal
> Orang yang supel biasanya memang bisa bikin kita tertarik. Dia bisa bergaul sama siapa saja, dan punya banyak teman. Kadang orang yang supel dan royal memang terkesan tebar pesona karena sifatnya yang ramah sama semua orang.
> 2.TUKANG OBRAL JANJI
> Dia enak diajak ngobrol, obrolan apa aja nyambung sama dia dan bikin seru. Setiap habis ngebahas makanan favorit, dia selalu bilang mau ngajak kita makan bareng. Pas ngebahas film favorit, dia juga ngajak kita nonton bareng. Pokoknya dia selalu ngajak kalian buat pergi bareng berduaan tapi dari sekian banyak ajakan itu gak ada satu pun yang jadi kenyataan dan hanya sekedar omongan doang alias OMDO alias NATO. Orang kaya gitu berarti tipe orang tukang obral janji dan dia berpeluang besar buat jadi tukang PHP.
> 3.RAJA GOMBAL
> Pernah gak kalian dapet sms romantis dari dia atau pas nelpon, dia selalu lemah lembut dan ngeluarin jurus-jurus modus maut?  Tapi pas kalian twitteran, facebookan, video call, whatsappan, ternyata dia seakan gak nganggep kalian bahkan mention kalian gak di bales dan dia malah sibuk mentionan ke cowok/cewek lain selain kalian. Dari situ ketauan kalo dia itu tukang gombal jadi kalo dia kirim sms gombal atau rayuan maut jangan pernah masukin ke hati karena mungkin aja kamu bukan satu – satunya target gombalan dia.
> 4.SUKA MENGHILANG ATAU GAK ADA KABAR
> Lima hari dia rajin telpon kalian dan sering pergi bareng tapi minggu depannya dia malah ngilang gak ketauan ada dimana, dengan siapa dan semalam berbuat apa? Beberapa hari kemudian dia muncul lagi di hadapan kalian dengan modusin kalian lagi. Nah, yang kaya gini juga harus hati–hati karena mungkin aja dia masih belum fokus mau PDKT sama kalian jadi dia masih mencari sosok yang pas dan sesuai tipe dia, buat dijadiin pacar dan mungkin aja itu bukan kalian orangnya. JADI JANGAN GE-ER!
> Jadi, kesimpulan gue buat kalian yang merasa oknum-oknum yang suka PHP'in orang atau bahkan kalian yang merasa ke-GE-ER-an atau NGAREP-nya tingkat dewa. Buruan pada sadar. Dan buat yang suka PHP, ingat mas/mbak, kalo kalian PHP'in seseorang dan kalian jatuh cinta dan dia membalas ninggalin kalian terus menikah dengan yang lain.. Waaahh.. Sakitnya bukan maiiiin!
> Akhir kata dari saya, mari bersama memberantas PHP (Pemberi Harapan Palsu) dan beralih membudayakan PHP (Pemberi Harapan Pasti). Salam KPP dari saya, alias Komisi Pemberantasan Php :D
> Dibaca : 12 kali

2.25.2014

Mari berhutang

> *Berhutang
>
> Raksasa Google memutuskan membayar hutangnya dengan menerbitkan obligasi senilai 1 milyar dollar (setara hampir 12 triliun rupiah). Situasi ini menarik, karena sebenarnya Google punya kas kontan sebesar 60 milyar dollar (setara hampir 708 triliun rupiah). Kenapa Google tidak lunasi saja hutangnya dengan uang kas sendiri? Toh, dia punya uang sebanyak itu. Kenapa dia malah menerbitkan hutang baru (obligasi)? Alasannya sederhana: karena menerbitkan obligasi jauh lebih efisien untuk membayar hutang tersebut. Bunga obligasi juga bisa menjadi pengurang pajak, dibebankan. Sementara membayar dengan kas, akan mengurangi kemampuan ekspansif Google.
>
> Saya akan menyebut kondisi ini dengan istilah: ketika berhutang melampaui definisi berhutang itu sendiri. Dengan kata lain, berhutang tidak lagi ada korelasinya dengan butuh kas, lebih untuk strategi bisnis, mengurangi pajak, mengefisienkan sumber pendanaan, yang akhirnya meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Berhutang bukan sebuah kebutuhan, lebih karena strategi.
>
> Indonesia hingga per akhir Desember tahun lalu berhutang sebesar 264,1 milyar dollar (setara 3.000 triliun rupiah lebih); di bulan Desember itu saja, kita menambah hutang 3,8 milyar dollar (setara 44 triliun rupiah). Kenapa kita berhutang? Karena kita butuh uang tersebut untuk menambal anggaran belanja negara. Setiap bulan negara ini harus membayar belasan triliun untuk gaji pegawai pemerintah, puluhan triliun untuk subsidi BBM, juga pembanguna infratsruktur, dll.
>
> Saya akan menyebut kondisi ini dengan istilah: berhutang menjadi kebutuhan.
>
> Tapi sebenarnya, apakah bagi Indonesia berhutang itu sungguh kebutuhan? Apakah jika kita sepakat berhenti berhutang, maka roda pemerintahan akan terhenti? Saya tidak tahu jawaban persisnya. Semua orang akan punya pendapat masing2, dan saya yakin sekali: pejabat dan elit politik negeri ini, mana mau kita berhenti berhutang. Derasnya uang kas tunai mengalir ke roda pemerintahan, adalah sweetener menarik bagi mereka. Tidak akan ada orang berkuasa, tapi tidak ada uang yang bisa digunakan, bisa sakit gigi karena manyun.
>
> Dalam kehidupan keseharian, juga relevan pertanyaan apakah kita baik2 saja tanpa hutang? Lagi2 jawabannya banyak. Sebagai catatan, pertumbuhan kredit konsumen (mulai dari KPR/rumah, Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit, dsbgnya), di Indonesia amat signifikan. Negeri ini adalah salah-satu pangsa pasar kartu kredit yang tumbuh menggemaskan. Besarnya jumlah penduduk, semakin banyaknya kelas menengah, maka bisnis berhutang menjadi menarik. Tentu saja, ada banyak kasus berhutang karena keperluan mendesak dan memang penting, seperti biaya pengobatan, biaya pendidikan, mengembangkan bisnis, dll.
>
> Saya tidak akan menyimpulkan tulisan ini; pun tidak akan berpolemik. Saya hanya simpel mengingatkan: Siapapun yang berhutang, akan menanggung kewajiban membayarnya. Gagal dia membayarnya, keluarganya yang repot pontang-panting. Harta benda disita, semua digadaikan untuk membayar hutang,
>
> Negara manapun yang berhutang, pun sama, akan menanggung kewajiban membayarnya. Dan ini jadi rumit sekali. Orang2 sekarang yang hobi berhutang, anak cucunya yang akan menanggung warisan. Dengan hutang 3.000 triliun lebih, dibagi rata ke seluruh penduduk, maka selamat buat bayi manapun yang lahir, kalian sudah langsung terbebani hutang 12,5 juta masing2--dengan fakta 30 juta penduduk negeri ini, penghasilannya hanya 10rb/hari, atau hanya 300rb per bulan. Itu sungguh menjadi situasi yang "adil".

Dek wingi...

> Yesterday When I Was Young
>
> Charles Aznavour
>
> Yesterday when I was young
> The taste of life was sweet as rain upon my tongue
> I teased at life as if it were a foolish game
> The way the evening breeze may tease a candle flame
> The thousand dreams I dreamed, the splendid things I planned
> I always built, alas, on weak and shifting sand
> I lived by night and shunned the naked light of day
> And only now I see how the years ran away
> Yesterday when I was young
> So many drinking songs were waiting to be sung
> So many wayward pleasures lay in store for me
> And so much pain my dazzled eyes refused to see
> I ran so fast that time and youth at last ran out
> I never stopped to think what life was all about
> And every conversation I can now recall
> Concerned itself with me, me and nothing else at all
> Yesterday the moon was blue
> And every crazy day brought something new to do
> I used my magic age as if it were a wand
> And never saw the waste and emptiness beyond
> The game of love I played with arrogance and pride
> And every flame I lit too quickly, quickly died
> The friends I made all seemed somehow to drift away
> And only I am left on stage to end the play
> There are so many songs in me that won't be sung
> I feel the bitter taste of tears upon my tongue
> The time has come for me to pay for yesterday when I was young
>

Mesakke...... Hujan Masih Menghantui Jakarta


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Selasa, 25/02/2014 05:54 WIB
>
> Setelah Hujan Deras Dini Hari Tadi, Hujan Masih Menghantui Jakarta
>
> Prins David Saut - detikNews
>
> Jakarta - Hujan deras yang terjadi pada dini hari tadi menyisakan genangan air dan banjir di sejumlah wilayah di Jakarta. Namun cuaca di wilayah Jakarta hingga siang diprediksi masih dihantui oleh hujan.
>
> Seperti yang dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa (25/2/2014), cuaca di seluruh wilayah Jakarta diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas rendah. Sementara menjelang malam hari diramalkan cuaca di seluruh Jakarta akan berawan.
>
> Untuk wilayah Depok dan Bekasi diramalkan akan mengalami cuaca yang tak jauh berbeda. Sementara di wilayah Bogor diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang menjelang siang hari nanti.
>
> Wilayah Tangerang sendiri diramalkan akan turun hujan dengan intensitas ringan menjelang siang hingga malam nanti. Padahal sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang dan petir terjadi pada dini hari tadi, dan baru berakhir menjelang subuh.
>
> Share: Twitter | Facebook | Email
> (0) Komentar | Kirim komentar
> Baca Juga:
> Hati-hati! Hujan Deras Disertai Angin Kencang Guyur Jakarta
> Sedot Banjir, Agus Tewas Kesetrum di Kedoya
>
> Berita Terpopuler:
> Ini Titik Genangan Air yang Timbul Akibat Hujan Deras Dini Hari Tadi
>
> --

Universitas


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Universitas
>
> Senin, 24 Februari 2014
>
> Selama lebih dari setengah abad, mungkin tak lebih dari 50 orang yang pernah datang ke ruang di Pod vodárenskou vezi 4 di Kota Praha itu.
> Sejak tahun 1958, di sana tersimpan 315 jilid kitab suci dari Tibet, bagian dari perpustakaan Pusat Studi Dunia Timur di Republik Cek itu. Tapi sebenarnya tak jelas adakah di sana Tibetologi diminati secara luas, dan apa pula manfaatnya bagi bangsa yang jutaan kilometer terpisah dari Asia itu.
> Tapi "manfaat" adalah kata yang tak selamanya pantas dipakai. Seorang filosof Cina tiga abad sebelum Masehi pernah dikutip mengatakan, "Orang semua tahu manfaatnya hal yang bermanfaat, tapi mereka tak tahu manfaatnya hal yang tak bermanfaat." Simon Leys mengingatkan kita akan kearifan Zhuang Zi itu dalam kumpulan esainya yang asyik dan pintar yang ia beri judul (tentu saja) The Hall of Uselessness.
> Leys berbicara tentang universitas-sebuah lembaga yang di mana saja didirikan dengan pengharapan yang muluk. Tapi, bagi Leys, itu juga lembaga yang seharusnya bebas dari kata "manfaat". "Kegunaan yang tertinggi dari universitas," tulis Leys, "terletak pada apa yang oleh dunia dianggap sebagai ketidakbergunaannya."
> Bisa kita bayangkan Menteri Pendidikan, para anggota parlemen yang mengurus anggaran sekolah tinggi, serta orang tua yang mengidamkan anaknya lulus dan punya karier yang tajir di perusahaan ternama akan terenyak merenungkan paradoks itu: universitas itu penting untuk dilihat sebagai sesuatu yang tak berguna.
> Soal ini soal lama, sebab Leys bukan orang pertama yang mengemukakannya. Lebih terkenal lagi Kardinal Newman. Rohaniwan ini pada 1854 menjadi Rektor Catholic University of Ireland. Empat tahun kemudian, setelah pensiun, ia menerbitkan kuliah-kuliahnya dalam The Idea of a University: sebuah karya klasik yang mempertahankan prinsip bahwa "pengetahuan mampu menjadi tujuannya sendiri". Dengan itu, Newman menegaskan universitas sebagai dunia keilmuan yang tak dilecut prinsip "semua-mesti-mengandung-guna", semangat utilitarianisme yang menganggap bahwa yang "tak berguna" sama dengan "tak bernilai".
> Kita ingat 315 jilid kitab suci kuno dari Tibet yang dirawat terus di perpustakaan yang tak mencolok di Kota Praha itu: benda-benda yang tak pernah digugat buat apa, tapi selalu bisa ditelaah oleh seorang dua orang yang dalam kesendirian mereka mengerti, ada sebuah nilai lain dalam hidup.
> Nilai lain itu adalah apresiasi kepada yang "baik". Kardinal Newman: "Meskipun yang berguna tak selalu berarti baik, yang baik selalu berguna. Baik tak sekadar baik, tapi mereproduksi kebaikan."
> Dengan pikiran seperti itulah Kardinal Newman menyatakan bahwa baginya lebih baik sebuah universitas yang tak mengajarkan apa-apa ketimbang sebuah universitas yang "menuntut para anggotanya agar kenal dengan setiap ilmu yang ada di bawah matahari". Artinya si mahasiswa harus bisa menggeluti pengetahuan-pengetahuan yang mencerdaskan dan membuka pikiran, tapi tak berguna. Ia harus jadi seorang gentleman yang tak didera nafsu mendapat manfaat dari tiap geraknya.
> Pendirian Newman juga tak baru. Ia bagian dari sebuah polemik panjang yang berkecamuk di Inggris di masanya-dan berlanjut ke pelbagai penjuru dunia di masa ini.
> Di sebuah ruang di University College London ada mumi yang disimpan di sebuah almari: sosok bertopi yang agak memelas dan sedikit mengerikan. Tapi itulah jenazah Jeremy Bentham, filosof Inggris menjelang pertengahan abad ke-19, pelopor utilitarianisme.
> Berdasarkan pemikirannya, The University of London didirikan sebagai perguruan tinggi yang berniat mengajarkan segala sesuatu yang berguna. Bentham memperkenalkan asas chrestomathic. Apa itu tak jelas, tapi umumnya ditafsirkan sebagai "cocok dan bagus untuk belajar yang berguna". Adapun "yang berguna" itu bisa luas sekali: dalam prospektus universitas itu dari tahun 1825, terbaca mata kuliah matematika, teknik, hukum, bahasa Hindustan, Sanskerta, ilmu ekonomi….
> Mungkin ini ada hubungannya dengan kepentingan para pemegang saham yang mengongkosi universitas itu: para pejabat pemerintahan dan pengusaha yang berhubungan dengan kepentingan dagang di India. Tapi semangat chrestomathic itu juga mencerminkan kepentingan kelas sosial yang makin agresif di Inggris-yang punya model yang berbeda dari gentleman ala Kardinal Newman. Kelas ini tak ingin jadi priayi yang tinggal tenteram (dan merenung) di menara gading.
> Zaman memang berubah. Kata-kata Flaubert, novelis Prancis pelopor realisme, menunjukkan perubahan itu: "Aku selalu mencoba hidup di sebuah menara gading, tapi gelombang tahi selalu menerpa dindingnya, mengancam akan mengguyahkannya."
> Di negeri-negeri yang lahir dari revolusi sosial dan politik, setelah kolonialisme, termasuk Indonesia, "menara gading" memang tak akan dibiarkan. Dianggap dosa. Tapi bukan "gelombang tahi" yang mengguyahkan eksklusif itu, melainkan rasa keadilan, mendesaknya problem keterbelakangan yang harus dijawab, dan kehendak mengubah sejarah.
> Tapi ada juga "gelombang tahi" yang lain, bernama komersialisasi. Universitas bukan lagi tempat pengetahuan berproses. Ia jadi pabrik tenaga yang mau serba praktis. Ia jadi tempat orang berbelanja "keterampilan".
> Dalam tulisannya yang saya kutip di atas, Leys mengambil sikap. Ketika universitas tempat ia mengajar menyebut mahasiswa sebagai "konsumen", ia tahu itu saatnya ia harus mengundurkan diri. Universitas memang akan guyah ketika ia jadi mall.
>
> Goenawan Mohamad

2.24.2014

Mahkamah


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Mahkamah
>
> Minggu, 23 Februari 2014 | 00:47 WIB
>
> Putu Setia
>
> Romo Imam sedang mengajari cucunya berhitung ketika saya datang. "Dua kali dua hasilnya sama dengan dua ditambah dua, empat," kata Romo sambil menepuk cucunya. Romo mengerling saya, lalu berkata, "Tapi dua kali dua bisa jadi enam kalau Mahkamah Konstitusi memutuskan begitu." Anak kecil itu tampak bingung dan berlari ke arah ibunya. Ia takut melihat tampang saya yang berjenggot.
> "Romo mengajarkan hal yang salah," saya nyeletuk. Setelah kami duduk, barulah Romo menjawab: "Salah dan benar di negeri ini sekarang ditentukan oleh delapan hakim konstitusi. Apa pun yang mereka putuskan, itulah kebenaran yang mutlak, tak bisa dibantah. Mantan Ketua MK Mahmud Md. berkali-kali bilang, apa pun keputusan MK harus dihormati, diterima, final, dan tak bisa didebat."
> "Tapi itu hanya berkaitan dengan konstitusi, Romo, bukan masalah matematika," potong saya. Romo menjawab, "Siapa tahu ada yang memohon uji coba ke MK, dua kali dua harus enam, agar tidak bertentangan dengan Pasal 31 ayat 5 UUD 1945 hasil amendemen yang berbunyi: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan seterusnya. Kalau hakim MK menganggap untuk memajukan ilmu pengetahuan harus ada revisi soal perkalian, kan harus dihormati…."
> Saya tertawa. "Romo mengada-ada. Etika dari mana itu?" Romo makin serius: "Apa sekarang hakim MK tak mengada-ada dan punya etika? Pemerintah capek membuat Perpu untuk menyelamatkan MK, DPR sibuk bersidang mengesahkan Perpu menjadi UU. Ini melibatkan banyak orang, kok delapan orang hakim itu bisa membatalkan? Etikanya, tentu, janganlah mengadili diri sendiri untuk menguntungkan kedudukan sendiri." "Mungkin maksud hakim MK agar undang-undang tentang MK itu yang direvisi," saya memotong. Romo menjawab, "Kalau revisi undang-undang itu dibuat, lalu ada lagi yang mengajukan uji coba, ditolak lagi oleh MK jika dianggap merugikan dirinya, bisa pula kan?"
> Saya kehabisan argumentasi. Romo meneruskan, "Satu-satunya cara memperbaiki MK hanya mengamendemen lagi UUD 1945, menambah ayat lebih rinci di pasal 24C yang mengatur hakim konstitusi. Tapi perlu waktu panjang, dan selama rentang waktu itu, hakim MK tak bisa diutak-atik dan, kalau ada yang pensiun, syarat penggantinya memakai undang-undang lama. Lihat saja sekarang, politikus ramai-ramai mencalonkan diri. Padahal politikus itu bukan negarawan, tapi itu sah karena belum diatur konstitusi. MK akan terus dikuasai orang-orang partai."
> "Kok orang partai nafsu betul jadi hakim MK?" tanya saya polos. Romo yang kini tertawa: "Jelas dong, sengketa pemilu dan pilkada akan banyak, dan hakim dari partai pasti membela partainya. Kalaupun motifnya bukan itu, ya, sabetan dari sengketa itu, contohnya ya Akil."
> "Romo berprasangka," kata saya. "Saya pakai akal sehat," jawab Romo cepat. "Sidang pleno untuk vonis di MK itu dihadiri seluruh hakim. Apakah di era Akil Mochtar jadi Ketua MK, ke delapan hakim lainnya cuma manggut-manggut saja dengan keputusan Akil yang dibayangi suap miliaran? Apakah delapan hakim lainnya dihipnotis oleh Akil atau dihipnotis oleh sesuatu?"
> Saya tak bisa menjawab. Romo berkata datar: "Pasal 24C ayat 5 UUD 1945 menyebutkan, hakim MK haruslah negarawan. Mestinya negarawan itu bebas dari kepentingan partai, bebas dari godaan harta benda, bebas dari perbedaan suku agama, dan sebagainya. Negarawan kok masih terima suap, silau dengan kemewahan. Dan negarawan kok masih sibuk mempertahankan jabatannya."
> Saya hanya melongo. Tapi saya tetap cinta Indonesia, meski sebuah negeri dengan mahkamah yang ngeri-ngeri sedap.
>

Proses Pengurusan Custom Clearance di Indonesia: Berbelit-belit atau Unik?


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Proses Pengurusan Custom Clearance di Indonesia: Berbelit-belit atau Unik?
>
> Rasawulan Sari Widuri
> 24 Feb 2014 | 02:20
>
> Sumber: Ilustrasi / nasional.kompas.com
>
> Pagi ini saya kembali menyambangi kantor bea cukai yang ada di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta Utara. Banjir di beberapa ruas jalan di Jakarta bukan halangan bagi saya untuk menuntaskan pengurusan perijinan barang impor milik perusahaan saya bekerja.Dan dalam waktu penantian saya dengan rekan dari PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan), saya kembali merenung alasan yang menyebabkan pengurusan barang impor  milik perusahaan saya terkesan lama dan berbelit-belit.  Impact-nya tentu saja adalah pemenuhan kebutuhan dari konsumen yang mengalami keterlambatan, terbuangnya banyak waktu dan biaya yang dikeluarkan menjadi teramat besar. Saya kembali menelaah alasan mengapa hal ini dapat terjadi. Idealnya, proses custom clearance untuk produk impor di Indonesia membutuhkan waktu sekitar 3 hari dan paling lama 14 hari. Hal ini yang mendasari pada penetapan tarif penggunaaan container dari shipping line yang digunakan oleh para supplier (pemasok). Informasi ini akhirnya secara general menjadi informasi resmi untuk  pengurusan custom clearance di wilayah Indonesia. Namun pada aktualnya, hal ini ternyata tidak sama dengan kondisi ideal. Seolah hal ini menjadi sebuah ketidakpastian, dimana proses custom clearance di bea cukai dapat terjadi lebih dari 14 hari. Sangat jarang sekali saya mendapatkan informasi dari PPJK saya bahwa untuk proses custom clearance dapat diselesaikan dalam jangka waktu normal ( 3-14 hari ). Perusahaan tempat saya bekerja bukanlah perusahaan baru. Perusahaan ini telah establish sejak sekitar 8 tahun yang lalu. Bisnis yang dibangun pun semakin tumbuh dan berkembang pesat.  Semua prosedur yang terkait dengan impor telah kami punyai. Dan sebagai pemasok alat kesehatan, izin  sebagai pengedar resmi pun telah kami kantongi dari Departemen Kesehatan. Pembaharuan dalam regulasi yang berkaitan dengan prosedur impor seperti ketepatan pengklasifikasian HS Code (Harmonized System Code) yang akan berpengaruh pada pembayaran PPn (Pajak Pertambahan Nilai) dan BM (Biaya Masuk) kepada kas negara telah kami lakukan. Sehingga secara garis besar, perusahaan tidak menyalahi prosedur yang berlaku saat ini. Terkait dengan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan dikarenakan salah satu pemasok perusahaan saya berasal dari Thailand, maka kebijakan ini berpengaruh pada bisnis perusahaan saya. Untuk setiap kedatangan barang dari pemasok Thailand, maka perusahaan saya tidak diharuskan untuk membayar BM. Tapi tentu saja dengan syarat dokumen pendukung seperti Certificate Of Origin (CoO) dapat disubmit oleh pemasok saya. Ini tentunya menguntungkan bagi perusahaan saya. Bayangkan bahwa untuk volume pengiriman dan nilai yang besar, maka perusahaan saya dapat menghemat banyak biaya. Penghematan dalam hal penetapan tarif lebih jelasnya. Namun tenyata hambatan lain terdapat pada proses custom clearance yang harus kami hadapi saat ini. Semua biaya yang telah kami bayarkan dan tertuang dalam PIB (Pemberitahuan Impor Barang) serta dokumen pendukung seperti surat izin edar, Invoice dan Packing List dan tentunya CoO  telah kami submit ke Bea Cukai melalui PPJK. Dan saat ini seiring dengan majunya sistem informasi, maka prosedur ini pun dapat dilakukan secara online. Pihak PPJK dapat melakukannya secara online dan perusahaan saya sebagai importir dapat melakukan akses pemantauan melalui portal terintegrasi yaitu INSW (Indonesia Nasional Single Window) kapanpun saya mau. Seyogyanya sistem dapat memberikan keputusan ’ accepted/rejected’ sesuai dengan program yang ada. Namun herannya justru saya sering melihat sistem yang terintegrasi ini tidak bersifat konsisten. Suatu kali untuk proses custom clearance produk impor perusahaan saya dapat terproses secara tepat waktu. Lain waktu dengan barang yang sama dan juga dokumen yang sama, proses custom clearance dapat berlangsung amat lama. Suatu waktu, kami tidak mengalami kendala dalam izin impor, namun di lain waktu izin impor dapat menjadi kendala bagi saya. Suatu kali, tanpa adanya input satu item dalam portal INSW, proses customclearance dapat berjalan lancar, namun saat ini ternyata kami harus melakukan iput item tersebut dalam portal INSW. Saya hampir selalu berdiskusi dengan pihak PPJK yang saya tunjuk dan bertanya mengapa proses custom clearance impor terkesan berbelit-belit dan saya pikir sangatlah absurd.  Jika bukan karena sistem, maka pihak PPJK saya akan memberikan argumen bahwa petugas BC (person)  yang melakukan pengecekan mungkin mengalami perubahan (rolling job).  Padahal logikanya saat ini adanya sistem terintegrasi tentunya akan memudahkan proses dan menghilangkan hambatan non tarif bagi para importir. Saya setuju bahwa pengecekan manual tentu saja tetap harus dilakukan. Namun rasanya kebijakan keduanya tidak berjalan beriringan . Dan akhirnya tentu saja jalan yang paling cepat adalah melakukan proses pemutusan jalur secara ilegal (undertable) yang tentu saja menyalahi prosedur dan ini biasnya merupakan jalan terakhir jika dirasa semua jalan legal telah buntu. Proses custom clearance di Indonesia ini tentu saja menjadi bahan laporan bagi saya yang akan dilanjutkan kepada Head Quarter saya di belahan benua lain.  Saya tentu saja tidak dapat menyebutkan bahwa birokrasi di Indonesia berbelit-belit dan unreasonable mengingat jika saya bandingkan dengan prosedur di negara tetangga seperti Malaysia maupun Singapura, rasanya tidak ada yang serumit dengan prosedur di Indonesia. Akhirnya alasan demokratis yang dapat saya berikan adalah ‘ caused by Indonesian custom is very unique. ‘ Nah, dengan sekelumit persoalan yang tengah saya hadapi ini dan saya coba telaah, akankah Indonesia siap menghadapi AFTA di 2015 ? Saya hanya berharap negara kita dapat membenahi persoalan ini.  Semoga saja !
> Dibaca : 581 kali

2.23.2014

Hanya Bualan ?


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Tak Berani Lapor Polisi, Isu Penyadapan Jokowi Hanya Bualan
>
> Choirul Iskak
> 22 Feb 2014 | 23:32
>
> Sumber: sumber: www.itoday.co.id
>
> Beberapa waktu lalu, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo membeberkan perihal penyadapan di rumah Jokowi pada publik. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta tersebut menanggapi santai isu yang diakuinya sudah diketahuinya sejak 2013 lalu.
> Jokowi bahkan menolak melaporkan penyadapan tersebut kepada pihak kepolisian. Menurutnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan karena yang disadap bukan pembicaraan penting. Bahkan, kata Jokowi, yang menyadap dirinya pasti kecewa karena yang dibicarakan perihal makanan dan hal remeh – temeh lainnya.
>
> Namun anehnya, meskipun mengaku tenang dan tidak mau melaporkan ke polisi, Jokowi langsung mengantisipasi beberapa hal di rumahnya terkait pengamanan. Pertama, Jokowi memperketat dan menambah pengawalan atas dirinya. Kedua, Jokowi memperketat pengamanan di rumah dinasnya. Ketiga, memperketat pengawasan Taman Suropati, Menteng, yang berada di seberang rumah dinasnya. Keempat, mensterilisasi mobil wakilnya, Ahok.
>
> Reaksi Jokowi yang bertolak belakang ini menimbulkan kecurigaan masyarakat terhadap kebenaran isu tersebut. banyak dugaan yang muncul bahkan isu penyadapan hanya akal – akalan Jokowi saja untuk menaikkan citra dan popularitasnya yang menurut lembaga survei bergerak di tempat bahkan menurun sebagai Capres 2014.
>
> Dugaan lainnya, adalah PDIP memanfaatkan isu ini sebagai upaya pengalihan isu terkait pemakzulan Risma, Wali Kota Surabaya oleh internal partai Banteng itu sendiri. Karena seperti yang dikatakan oleh Direktur Political Wave, Jose Rizal, isu tersebut muncul bertepatan dengan munculnya gerakan #saverisma di jejaring sosial media.
>
> “Jokowi harusnya lapor ke polisi karena kalau hanya bersikap seperti ini, masyarakat bisa antipasti kepada PDIP dan Jokowi,” kata Jose Rizal.
>
> Dibaca : 17 kali
>

Jakarta Dikepung Banjir Malam Ini


Dari: <syauqiyahya@gmail.com>

> Sabtu, 22 Februari 2014 | 22:13 WIB
>
> 
>
> Jakarta Dikepung Banjir Malam Ini
>
> TEMPO.CO, Jakarta - Hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu, 22 Februari 2014 dini hari hingga malam. Alhasil, beberapa daerah di ibukota terendam banjir. Berikut ini pantauan titik banjir yang diambil dari laman timeline twitter TMC Polda Metro pada kurun waktu pukul 19.00-20.00.
>
> Terdapat Banjir setinggi 20-30 centimeter di Jalan Kemang Selatan 8, Jakarta Selatan. Banjir 30 centimeter juga terjadi di sepanjang 50 meter di depan SPBU dan Pabrik Gelas di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Di tempat tersebut masih bisa dilintasi kendaraan bermotor.
>
> Sedangkan banjir di Jalan Haji Ipin Pondok Labu, sementara tidak bisa dilintasi semua jenis ranmor. Ketinggiannya, 50-60 centimeter. Banjir di Perumahan Cluster Palma, Alam Sutra Tangerang berketinggian sekitar 50-60 centimetern juga menyebabkan kendaraan tidak bisa lewat. Di Cililitan Kecil dan bawah jembatan Kalibata dari lampu merah Cawang juga sudah tak bisa dilewati karena banjir.
>
> Setelah macet di depan Citra Land akibat banjir sejak Sabtu dini hari, kini di depan Central Park Jalan S. Parman diberlakukan contra flow.
>
> MUHAMMAD MUHYIDDIN
>
>
> Berita Terkait
>
> 1.200 Rumah di Jatiasih Terendam Banjir 3 Meter
>
> •
>
> Manggarai Siaga III, Kampung Pulo Banjir 3 Meter
>
> •
>
> Di Pondok Gede, Seorang Bayi Terjebak Banjir 3 Meter  
>
> •
>
> Hujan dan Banjir, Seluruh Sungai di Jakarta Siaga
>
> •
>
> Kali Bekasi Meluap, Sejumlah Perumahan Kebanjiran

Sounds Of Silence

> Sounds Of Silence
>
> Simon & Garfunkel
>
> Hello darkness, my old friend
> I've come to talk with you again
> Because a vision softly creeping
> Left its seeds while I was sleeping
> And the vision that was planted in my brain
> Still remains
> Within the sound of silence
>
> In restless dreams I walked alone
> Narrow streets of cobblestone
> 'Neath the halo of a street lamp
> I turned my collar to the cold and damp
> When my eyes were stabbed by the flash of a neon light
> That split the night
> And touched the sound of silence
>
> And in the naked light I saw
> Ten thousand people, maybe more
> People talking without speaking
> People hearing without listening
> People writing songs that voices never share
> And no one dared
> Disturb the sound of silence
>
> "Fools", said I, "You do not know
> Silence like a cancer grows
> Hear my words that I might teach you
> Take my arms that I might reach you"
> But my words, like silent raindrops fell
> And echoed
> In the wells of silence
>
> And the people bowed and prayed
> To the neon god they made
> And the sign flashed out its warning
> In the words that it was forming
> And the sign said, "The words of the prophets are written on the subway walls
> And tenement halls"
> And whispered in the sounds of silence

Bernard Hopkins - Wikipedia, the free encyclopedia

> http://en.m.wikipedia.org/wiki/Bernard_Hopkins
>

2.22.2014

Membunuh


Dari: <djuliadi55@gmail.com>

>
> Sabtu, 22 Februari 2014
>
> 
>
> Ibu Rumah Tangga 19 Tahun Akui Bunuh 22 Orang
>
> Jumat, 21 Februari 2014 | 11:45
>
> 
>
> Miranda Barbour (kiri) mengaku telah membunuh sedikitnya 22 orang sampai dia berumur 19 tahun.
>
> 
>
> Pennsylvania - Miranda Barbour, 19, mengaku dia telah membunuh lebih dari 22 orang, namun kurang dari 100, dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini.
>
> Dalam pengakuannya kepada media setempat, Daily Item, dia mengatakan membunuh satu orang tiap tiga pekan sampai tiga bulan secara pukul rata, sejak dia masih berumur 13 tahun.
>
> Pembunuhan terakhir diduga dilakukan bersama suaminya, Elytte Barbour, yang sekarang ditahan di Penjara Columbia County, Pennsylvania, menunggu persidangan. Pasangan itu diduga menjebak seorang pria dengan sebuah iklan di situs Craiglist dan menikamnya 20 kali, sebelum membuang jenasahnya.
>
> Miranda membuat pengakuan sejak dia dan suaminya tertangkap. Jika benar, perempuan yang masih masuk kategori belasan tahun itu akan menjadi salah satu pembunuh berantai paling mengerikan dalam sejarah Amerika Serikat.
>
> Jaksa Tony Rosini di Northumberland County, Pennsylvania, District Attorney, yang mendakwa pasangan Barbour itu atas pembunuhan Troy LaFerrara, 42, meragukan pengakuan Miranda.
>
> Suaminya, Elytte, 22, mengakui "Semua orang ingin tahu soal kredibilitas dia."
>
> Ketika ditanya apakah istrinya berterus terang padanya dengan memberi nama dan lokasi yang spesifik atas ksus-kasus pembunuhan yang diakuinya, Elytte menjawab, "Probabilitasnya sekitar 50/50."
>
> Dia menolak berkomentar apakah pengakuan istrinya itu valid.
>
> "Mari kita dudukkan persoalannya seperti ini: Saya telah bersikap kooperatif dengan setiap polisi yang mendatangi saya sejauh ini," ujarnya.
>
> Dia juga mengatakan berencana untuk menemui para pejabat federal dalam beberapa pekan ke depan.
>
> "Kelihatannya hidup-matiku sekarang berada di pinggir jurang sekarang ini," tambahnya.
>
> Menurut BAP polisi terkait kasus pembunuhan LaFerrara November 2013, Miranda Barbour awalnya membantah mengenal korban, namun kemudian mengakui perbuatannya setelah polisi menunjukkan barang bukti. Demikian juga suaminya.
>
> "Terdakwa menyatakan mereka melakukan pembunuhan hanya karena mereka ingin membunuh seseorang berdua," kata polisi, merujuk ke Elytte Barbour.
>
> Penulis: Heru Andriyanto/HA
>
> Sumber:CNN

menggergaji leher kami,


Dari: <syauqiyahya@gmail.com>

> KPK: Presiden, Letusan Korupsi Sedahsyat Letusan Kelud
>
> 
> Sabtu, 22 Februari 2014 | 12:47 WIB
>
> JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mempertanyakan komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemberantasan tindak pidana korupsi berkaitan dengan draf rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
>
> KPK menilai, sejumlah poin dalam revisi dua undang-undang tersebut berpotensi melemahkan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Menurut Busyro, Presiden tidak peka terhadap fenomena korupsi yang berkembang masif di Indonesia.
>
> Korupsi, menurut Busyro, terjadi di semua lini, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, hingga di tingkat legislatif.
>
> "Tidakkah Presiden sudah paham, sudah terjadi letusan korupsi di Kemenag, Kementan, SKK Migas, Kemenpora, puluhan anggota DPR, pusat, daerah, pemprov, pemda, Korlantas, sektor pajak, elit-elit parpol. Bukankah itu jauh lebih dasyat dari abu Kelud dan Sinabung yang sudah dahsyat juga? Untuk apa Presiden kunjungi korban Sinabung dan Kelud jika letusan abu korupsi telah mematikan jutaan rakyat pelan-pelan, malah tidak peka," tutur Busyro melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Sabtu (22/2/2014).
>
> Dia juga merasa miris atas sikap Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang selama ini tidak mempertimbangkan masukan KPK atas revisi RUU KUHP dan KUHAP tersebut. Busyro mempertanyakan mengapa baru sekarang Pemerintah meminta masukan dari KPK terkait hal ini.
>
> "Jika mereka jujur, kenapa baru sekarang minta masukan? Dulu review UU tipikor sepihak, dan tidak ada masukan dari KPK. Setelah kami teriak, distop, tidak jadi diajukan ke DPR, eh sekarang dicoba menggergaji leher kami," ucap Busyro.
>
> Mantan ketua Komisi Yudisial ini juga mengatakan, KPK jelas menolak RUU KUHP dan KUHAP dibahas di DPR. KPK telah mengirimkan masukan secara tertulis melalui surat kepada Presiden dan DPR terkait dua RUU ini.
>
> "Yang pasti, jika presiden dan DPR jujur, sejak awal tidak main di lorong gelap. Bukan zamannya lagi mengulangi rezim Orde Baru yang main tipu politik," lanjut Busyro.
>
> Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan Chandra M Hamzah mengaku tidak pernah dilibatkan dalam Tim Persiapan Pembahasan Rancangan KUHAP ketika masih memimpin KPK, seperti yang dikatakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin.
>
> Penulis: Icha Rastika

Udaaannn ra mandeg2 !!!


Dari: <syauqiyahya@gmail.com>

> Sabtu, 22/02/2014 10:41 WIB
>
> Jakarta Diguyur Hujan, Genangan Mulai Bermunculan
>
> Taufan Noor Ismailian - detikNews
>
> Foto: Ilustrasi
>
> Jakarta - Sejak dini hari ini wilayah DKI Jakarta diguyur hujan deras. Akibatnya banyak genangan bermunculan di beberapa ruas jalan.
>
> Hujan yang terjadi, Sabtu (22/2/2014), mengakibatkan munculnya genangan dengan bermacam variasi ketinggianya. Ketinggian genangan dari 10 cm hingga 30 cm.
>
> Di antaranya lokasi yang terkena genangan ialah perempatan Pancoran menuju Gatot Subroto, Jalan Warung buncit, dan Jalan karang Tengah, Lebak Bulus, dan ruas jalan menuju jalan Rasuna Said.
>
> Hingga pukul 10.30 WIB wilayah DKI Jakarta masih menampakkan hujan dengan intensitas sedang dan diperkirakan hujan masih akan terjadi hingga siang hari. Alhasil dengan adanya genangan yang bermunculan diimbau pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat untuk berhati-hati dalam berkendara.
>
>
>
> FOKUS BERITA
>
> Jakarta Kebanjiran
> Kirim komentar
>
> Baca Juga:
>
> Dini Hari, Hujan Hampir Merata di Seluruh Jakarta
>
> Waspadalah! Ada Peluang Hujan Lebat di Jakarta 21-28 Februari

Bebas memilih dan 'Golput'!


Dari: "Lasma siregar"

>  
>
> http://news.detik.com/read/2014/02/21/222551/2505314/10/hati-hati-nge-tweet-ajak-orang-lain-golput-juga-bisa-dipidana?991101mainnews
>  
> Pemilu katanya 'pesta demokrasi' dimana semua bebas memilih siapa/apa saja yang disetujui
> tapi bagaimana kok nge-tweet (ajak orang lain) nge-Golput bisa dipidana (hanya mengajak)?
>  
> Katanya bebas memilih, kok nge-tweet ajak orang 'memilih' untuk 'tidak memilih' bisa dipidana?
> Harapan adalah milik terbaik yang bisa kita punyai kalau sudah tak punya apa-apa, kalau dengan
> ikut 'Golput' bisa menciptakan masa depan yang lebih baik, 'why not'?
>  
> :=((
> Las

Watal Lan Watuk

>
> WATAK lan WATUK
> Djajus Pete
>
> WATAK lan WATUK iku beda. Ora mung beda ukurane nanging ya beda asal-usule. Yen watak, asale wis saka kanane, gawan lair. Yen watuk, saka bangsane baksil penyakit sing ora genah saka endi asale. Apa saka kakehan ngrokok, apa saka ketularan kancane sing cekah-cekeh mau, ora cetha. Sing genah, watuk bisa ditambani. Yen watuke campur riak, tambane ya gampang : gaweya susu putih, cemplungi jae gecekan, beres.
>
> Apa sebabe nek watuk gampang ditambani ? yen watak ora bisa ditambani (ora bisa diowah ) ? 
>
> Saka nyawang hurupe wae ya wis beda. Bedane WATAK lan WATUK mung ana ing hurup A lan U. Hurup U iku rak bolong ndhuwur,yen dicemplungi obat, lara watuke ya bisa imetu ilang, mari. Yen WATAK aja ngarep-arep marine jalaran hurup A iku rak ora bolong. Watake manggon ana ing njero. Nganggo palang ngiwa-nengen kathik isih dipatek palang tengahe. Lha ya angel metune, ora bisa mbrabas metu wong rapete palang kaya ngono.Mulane yo ana wong omong yen watak iku RITI, marine yen wis mati, katut digawa mulih menyang papan asal-usule kana. 
>
> Iki ora kok othak-athik mathuk, dupeh wong Jawa diarani seneng othak-athik. Kedhiri rak kuthane. Sing dadi rak nyatane. Ngono cara parikane. mBahku biyen sing wis tuwa banget, nalika lara, ya duwe lara watuk .Pisan pindho digolekake obat watuk, ora mari-mari watuke. Terus dikandhani supaya disuda enggone ngrokok, bisa uga rokoke sing marahi watuk. 
>
> "Halhah, ya gak isa nek aku mbokkon leren udut,"wangsulane. 
>
> Dadine, mboyak-mbodhil, anak-anake wis ora ngreken watuke kuwi, wong kandhanane angel, watake ngenyel. Ngeyelan kuwi ya watak. 
>
> " Ben, nek watuke ora mari. Malah apik," guneme mBokku nalika aku isih cilik. 
>
> "Kok malah apik?" pitakone Lik Ni, adhine mBokku. 
>
> "Soale nek bengi...,sepi wong dha turu. Pikiranku rak ya rena-rena wong ora ana sing nunggoni , turu ijen, neng kamar mburi.Nek krungu watuke atiku lagi lega, ruh nek jik urip."*

Hanyalah "Anak Tiri" ?


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Bagaimanapun Bu Risma Hanyalah “Anak Tiri” PDI-P
>
> Anjo Hadi
> 22 Feb 2014 | 02:43
>
> Sumber: Sumber: Warta Kota
>
> Oleh: Anjo Hadi
>
> Ada pernyataan menarik Bu Risma di Kompas.com ketika Ketua Umum PDI-P Megawati pernah memberinya suatu wangsit bersifat pribadi.“Saya oleh bu Mega dulu diminta hanya mengurusi rakyat, tidak mengurusi politik, karena saya sama sekali tidak ngerti politik,” ucapnya.
>
> Kata “mengurusi politik” ini cenderung memiliki makna ganda. Pertama konotasi kata ini memang bertujuan supaya bu Risma berfokus pada pelayanannya terhadap masyarakat. Kedua, secara tidak langsung ada pesan supaya seorang Tri Rismaharini tidak menarik pelatuk manuver-manuver politik diluar kebijakan partai.
>
> Sebagai seorang pejabat, mustahil apabila bu Risma tidak bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan politik di Jawa Timur dan realitanya tak mungkin bu Risma dapat mendorong sejumlah perencanaan dan pelayanan terhadap masyarakat tanpa melalui sejumlah lobi politik. Jadi independensi seorang kader dalam menjalankan tugas bagaimanapun tidak jauh-jauh dari urusan politik dengan asalkan tidak melangkahi loyalitasnya terhadap partai.
>
> Kasus Risma menguak berbagai fakta unik. Ia selama ini dikenal sebagai kader PDI-P meski nyatanya Sekjen PDI-P, Tjahjo Kumolo seperti dikutip Kompas.com mengakui bahwa hingga detik ini, bu Risma belum memiliki kartu keanggotaan PDI-P hanya dengan alasan status bu Risma sebagai pegawai negeri sipil. Apakah ini memperkuat anggapan bahwa bu Risma selama ini “dianaktirikan” oleh banteng merah?
>
> Entahlah, tapiyang jelas, mulai terbuka juga bahwa selama ini setiap kebijakan sang Walikota Surabaya ironisnya sering ditemboki oleh Partai-nya sendiri. Bahkan dalam upaya pemakzulan akibat kebijakan pajak reklame, PDI-P adalah salah satu partai yang melempar pisau pancung kepada “kader”-nya sendiri.
>
> Gagalnya upaya pemakzulan ternyata bukan jilid terakhir. Alih-alih selesai, tekanan terhadap bu Risma dilanjutkan dengan pengangkatan Wakil Walikota, Wishnu Wardhana yang tidak melibatkan bu Risma. Untuk membuat sinetron ini semakin seru, Wisnu ternyata aktor penting dibalik pemakzulan bu Risma. Dan oh...dia juga juga kader “anak kandung” PDI-P.
>
> Bu Risma “Menantang” PDI-P?
>
> Ketika bu Risma mencurahkan segala isi hatinya di televisi nasional termasuk membuka celah segala “rahasia umum” konflik internal di PDI-P, jelas bahwa dari sisi profesionalisme, tindakan bu Risma sebagai kader bisa dikatakan tidak baik. Apalagi partai banteng selama ini relatif aman dari berbagai isu negatif. Kini, “curhatan” sang kader telah membuat segala image positif yang dibangun lewat kader Jokowi rusak berantakan. Sekjen PDI-P, Tjahjo Kumolo sampai harus seksi sibuk memberikan berbagai klarifikasi di media. Bisa dipastikan, ada rasa kesal di kubu PDI-P terhadap si “anak tiri yang tak tahu berterima kasih” ini.
>
> Terbukti aksi ini mengusik jajaran kader PDI-P di Jawa Timur. Mantan Wakil Walkot, Bambang Dwi Hartono (Wakil Ketua DPD PDI-P) menuduhnya “bermain sinetron.” Sekretaris DPD PDI-P Jawa Timur, Kusnadi mengibaratkan bu Risma seperti “kacang lupa kulit.”
>
> "Padahal harapan PDI-P setelah Risma dilantik, masyarakat akan semakin simpati kepada PDI-P dengan program-program pembangunannya, sehingga suara PDI-P di Surabaya semakin kuat," kata Kusnadi, seperti dilansir Kompas.com
>
> Paraphrase: Ingat lho, bu Risma...anda itu kami dukung, supaya rakyat simpati pada PDI-P, itulah kira-kira komentar Kusnadi. Dengan kata lain sukses mensejahterahkan rakyat masih belum dianggap sebagai kesuksesan sebelum merchandise partai dibeli oleh rakyat.
>
> Dan ini bisa jadi menjadi alasan dibalik sikap “tidak profesional-nya” bu Risma pada PDI-P. “Curhatan” di Mata Najwa bisa jadi merupakan “check sound” bu Risma terhadap keseriusan PDI-P mendukung dirinya dan segala kebijakannya. Dan pasti di internal PDI-P, hal ini akan menimbulkan dilema.
>
> Akankah PDI-P tetap konservatif mendukung kader “anak kandung” PDI-P yang berada di DPD Jawa Timur? Ataukah pusat berani mengambil tindakan radikal menyelamatkan kader “anak tirinya” yang sempat menimbulkan kericuhan dan berakibat tercorengnya nama partai di berbagai media?
>
> Bu Risma Bermain “Lone Wolf?”
>
> Waktu telah berbicara dan memberikan sedikit spoiler mengenai kelanjutan episode kasus keabsahan posisi Wakil Walkot, Wishnu Wardhana. Bu Risma pergi ke Jakarta dan berbicara pada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dari Partai Golkar. Dan yang lebih menarik adalah respon Sekjen PDI-P, Tjahjo Kumolo atas pertemuan ini.
>
> "Mudah-mudahan (pertemuan) ini resmi antara Wali Kota dengan DPR yang menyangkut permasalahan Kota Surabaya. Tak ada hubungannya dengan partai," kata Tjahjo, seperti dilansir Kompas.com
>
> Jelas terlihat bahwa Tjahjo yang sebelumnya menemui bu Risma secara pribadi, tidak tahu-menahu ataupun menyarankan bu Risma untuk menghadap Wakil Ketua DPR. Tambah lagi, yang menjadi pertanyaan mengapa bu Risma lebih memilih menghadap ke Priyo ketimbang Pramono Anung yang sama-sama Wakil Ketua DPR dan juga dari Partai yang sama (PDI-P)? Apakah bu Risma sudah apatis dan tidak percaya pada partai pendukungnya?
>
> Yang lebih menarik, bu Risma juga seolah menyindir Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri yang bungkam atas masalahnya.
>
> “Ya ingin (bertemu Megawati)..........Ya kan ndak semudah itu (ketemu Megawati). Ndak berani lah aku. Ya aku ke Presiden saja juga ndak berani. Ditelepon, kok (sama presiden). Lah, mana berani aku,” ujar dia, seperti dilansir Kompas.com
>
> Paraphrase: Aduh bu, itu Bikshu besar saja yang dari perguruan silat seberang saja sampai menelpon secara pribadi. Kok ketua kuil perguruan silat sendiri tidak peduli?
>
> Suatu sentilan pada Partai yang bermotto Wong Cilik tersebut. Saya ulang lagi pertanyaan diatas. Apakah PDI-P tetap konservatif mendukung “anak kandung”-nya di DPD ataukah menyelamatkan “anak tiri” yang telah menodai nama besar banteng merah? Yang jelas kedua opsi sepertinya tidak terlalu berperan signifikan kepada elektabilitas PDI-P. Sama seperti Jokowi, bu Risma memiliki pengaruh publik yang lebih pribadi ketimbang asosiasi dengan partai
>

Merasakan Kehidupan Tanpa Matahari di Chapursan: India dan "Grand Overland Journey"-nya Agustinus Wibowo (5)


Dari: "hernowo mengikatmakna"

> Merasakan Kehidupan Tanpa Matahari di Chapursan: India dan “Grand Overland Journey”-nya Agustinus Wibowo (5)
>
> Oleh Hernowo
>
>  
>
>  
>
> “Itu adalah sebuah kebahagiaan tanpa syarat. Chapursan membuatku sadar bahwa kehangatan mentari itu begitu berharga, langit biru adalah karunia tak terhingga. Perjalanan mengajarkan musafir bersyukur untuk setiap tetes embun dan embusan napas, untuk setiap berkas sinar dan desau angin, ledakan tawa dan persahabatan….”
>
> —Agustinus Wibowo, Titik Nol, h. 324
>
>  
>
> Masihkah ada alasan untuk tidak berbahagia? Di “ruang kosong” Hunza, Agustinus mengajak kita—para pembaca bukunya—untuk merenungkan kebahagiaan. Aku dapat merasakan apa yang dirasakan Agustinus. Perjalanannya selama tujuh bulan sejak dari Ngari (di wilayah Tibet)—menyusuri kota-kota di Kathmandu, lantas menuju puncak tertinggi di dunia (Himalaya), dan menembus India—hingga ke Hunza (Pakistan) bukanlah wisata biasa. Persahabatannya dengan Lam Li, pengalaman tak enaknya di rumah Donchuk, hingga penghinaan terbesar yang dialaminya di sebuah losmen yang gelap di salah satu kota di India sebelum keberangkatannya ke Mumbai, merupakan petualangan batin yang luar biasa kaya.
>
>  
>
> Aku kesulitan untuk melukiskan secara lebih tepat kekayaan batin yang dimiliki Agustinus selama melakukan perjalanannya itu. Kesulitanku hampir sama dengan kesulitan merespons renungannya ketika dia berada di “ruang kosong” Hunza: “Kebahagiaan. Kata itu sungguh mudah diucapkan. Semua orang tahu apa artinya, dan selalu mendambanya. Kebahagiaan itu memabukkan. Sekali mencicipinya, kita akan berusaha mati-matian untuk mencarinya. Tapi semakin dicari, kebahagiaan rasanya semakin menjauh. Inilah awal penderitaan, karena orang yang dimabuk kebahagiaan akan terus terobsesi, terus mencari, terus kehausan, diliputi keserakahan untuk terus menenggak dan menimbun tanpa henti.”
>
>  
>
> Saat menuju Chapursan, sembari menjinjing kebahagiaan, Agustinus mengalami perjalanan yang tak biasa. Perjalanan itu bagaikan melintasi seutas benang tipis yang meliuk-liuk di bibir maut. Jalan berbatu selebar 4-5 meter, hanya cukup untuk satu mobil. Sesekali kerikil berjatuhan dari atas dan bergeletuk di atap mobil, mengingatkan maut bisa datang kapan saja. Di sisi satunya, jurang menganga curam, tegak lurus, diramaikan sungai deras yang menyanyikan simfoni kematian. Silap sedikit artinya maut. Jalan sempit berkelok dengan sudut lancip. Apa jadinya jika berpapasan dengan mbil lain dari arah berlawanan?
>
>  
>
> Apa yang sesungguhnya kau cari, Agustinus? Kebahagiaankah? Kebahagiaan sejatikah? Hanya kebahagiaankah? Ternyata, perjalanan yang penuh marabahaya itu merupakan bekal luar biasa untuk menuju perjalanan yang lebih menantang dan menggetarkan: Kashmir! Agustinus ingin menjadi relawan di daerah korban gempa. Menjadi relawan memang tujuan-utama Agustinus ke Pakistan. Di sanalah aku merasakan dia mendapatkan pengalaman luar biasa yang menjadikannya dapat memahami dan—ini yang menurutku dahsyat!—mengalami apa itu yang namanya kebahagiaan.[]

2.21.2014

Atut dan Wawan Dikibuli


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Nafsu kekuasan memang bisa membutakan hati, hanya menyengsarakan diri sendiri saja pada akhirnya.
>
> Atut dan Wawan Dikibuli Akil Mochtar Pada Sengketa Pilkada Banten?
>
> Irawan
> 21 Feb 2014 | 08:20
>
> Sumber: Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)
>
> Dalam dakwaan Jaksa Penuntut pada sidang di Pengadilan Tipikor hari ini, Kamis, 20/02/2014, dengan terdakwa Akil Mochtar (AM), disampaikan bahwa ternyata Ratu Atut Chosiyah (Atut) telah menyuap terdakwa AM untuk memenangkan dirinya sebagai Gubernur dalam sengketa Pilkada Banten, seperti diberitakan Detiknews.
>
> Jumlah suap dikatakan total sebesar 7,5 milyar rupiah, dan penyerahannya dieksekusi oleh Wawan melalui beberapa orang bawahannya sebanyak 5 kali ke rekening milik CV Ratu Samagat, yang dimiliki oleh istri terdakwa AM, sebagai berikut;
>
> 1). Tanggal 31 Oktober 2011, sebanyak Rp. 750 juta, dengan berita transfer "biaya transportasi dan sewa alat berat", ditransfer oleh Ahmad Faid Asyari
>
> 2). Tanggal 1 November 2011, sebanyak Rp. 250 juta, dengan berita transfer "biaya transportasi dan sewa alat berat", ditransfer oleh Ahmad Faid Asyari
>
> 3). Tanggal 17 November 2011, sebanyak Rp. 2 miliar, dengan berita transfer"pembayaran bibit kelapa sawit", ditransfer oleh Yayah Rodiah
>
> 4). Tanggal 18 November 2011, sebanyak Rp. 3 miliar, dengan berita transfer"untuk pembelian bibit kelapa sawit", ditransfer oleh Agah Mochamad Noor
>
> 5). Tanggal 18 November 2011, sebanyak Rp. 1,5 miliar, dengan berita transfer"untuk pembelian alat berat", ditransfer oleh Asep Bardan.
>
> Jika dakwaan ini kemudian ternyata dinyatakan terbukti oleh majelis hakim, maka Atut akan mendapat gelar tersangka lagi dalam kasus ini, setelah sebelumnya dinyatakan sebagai tersangka kasus suap sengketa pilkada Kabupaten Lebak dan juga tersangka kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Kemungkinan ini sudah dinyatakan oleh KPK, sebagaimana dilansir Detiknews, ketika mengumumkan kemungkinan AM bermain di 10 kasus sengketa Pilkada.
>
> Jubir KPK Johan Budi menjelaskan, jika dalam persidangan Akil terbukti menerima hadiah atau janji dari pengurusan berbagai sengketa Pilkada, maka pihak-pihak pemberi juga bisa dijerat. Namun, untuk menjerat para pemberi ini KPK masih menunggu proses pengadilan.
>
> "Pemberi janji bisa diusut kalau di pengadilan Akil terbukti menerima janji bisa jadi uang bisa jadi barang," tegasnya.
>
> Tiga buah gelar tersangka, jika semuanya dinyatakan terbukti bersalah di pengadilan, akan membuat Atut menikmati puluhan tahun mendekam di penjara dan kehilangan mayoritas hartanya karena disita, sebab Atut juga selain akan didakwa korupsi, dapat hadiah dakwaan tindak pidana pencucian uang.
>
> Namun jika melihat ada tanggal keputusan majelis hakim yang menyidang kasus sengketa Pilkada Banten, serta kedudukan terdakwa AM dalam majelis hakim yang hanya sebagai anggota, maka ada kemungkinan besar bahwa Atut dan Wawan hanya dikibuli saja oleh terdakwa AM.
>
> Dalam amar putusan Majelis Hakim, seperti dimuat di situs Mahkamah Konstitusi, pada halaman 466, tentang Amar Putusan, disebutkan sbb;
>
> “… Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Kamis tanggal tujuh belas bulan November tahun dua ribu sebelas yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal dua puluh dua bulan November tahun dua ribu sebelas oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu, Moh. Mahfud MD, sebagai Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, Harjono, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota dengan didampingi oleh Mardian Wibowo sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh Pemohon dan/atau kuasanya, Termohon dan/atau kuasanya, dan Pihak Terkait dan/atau kuasanya…”
>
> Kedudukan AM dalam majelis hakim hanyalah seorang anggota diantara 9 (sembilan) hakim, dan bukan ketua majelis, tentu akan susah baginya untuk sendirian mempengaruhi anggota lainnya, terkecuali AM juga menyuap beberapa anggota agar se-iya se-kata dengannya. Karena hal tersebut belum pernah terdengar - AM pasti akan ikut menyeret teman-temannya tersebut jika menerima suap - maka bisa dikatakan kemungkinan ini tipis sekali. Jadi peluang AM untuk mengatur majelis hakim agar sesuai keinginannya terasa absurd, apalagi ada Mahfud MD sebagai ketua majelis hakim yang pada saat itu juga merupakan Ketua MK.
>
> Kemudian jika melihat tanggal, Rapat Permusyawaratan Hakim diadakan pada 17 November 2011 untuk pengambilan keputusan, sedangkan pembacaan keputusan diadakan pada 22 November 2011. Jika melihat arus transfer suap yang membesar pada 17 dan 18 November, kemungkinan terdakwa AM bermain dengan mengatakan kepada pihak Atut bahwa ia bisa memenangkan Atut asal uangnya segera ditransfer lunas, yang kemudian terbukti pada sidang pembacaan putusan. Padahal sebenarnya keputusan sudah diambil, namun orang luar termasuk Wawan tidaklah tahu akan hal itu.
>
> Mahfud MD sendiri membenarkan kemungkinan permainan seperti itu, seperti dilansir situs Liputan 6.
> “Banten bersih. Saya ketuanya, timnya juga bersih. Bisa diuji validasinya, termasuk dalil-dalilnya,” kata Mahfud Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2014).
>
> Mahfud menjelaskan, dalam penanganan perkara PHPU di MK, memang semua hakim atau oknum-oknum lainnya bisa ‘bermain’. Apalagi ada jeda beberapa hari setelah putusan dibuat dalam Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) dengan dibacakan saat sidang putusan.
>
> “Kalau ada orang yang main di luar saya, saya nggak tahu. Karena ada orang yang sudah tahu putusannya apa, lalu bermain dengan meminta imbalan kepada pihak yang dimenangkan,” ujarnya.
>
> Di sini Mahfud seperti bermain kata-kata bersayap, menyatakan dirinya dan timnya bersih, tapi tidak menepis kemungkinan ada anggotanya yang “bermain”.
>
> Jika benar demikian, bahwa sebenarnya Atut dan Wawan sudah dikibuli, malang benar nasibnya, sudah hilang uang, masuk penjara lagi, dan disita pula hartanya. Nafsu kekuasan memang bisa membutakan hati, hanya menyengsarakan diri sendiri saja pada akhirnya.
> Dibaca : 1555 kali

Nekat !


Dari: <syauqiyahya@gmail.com>

> Kamis, 20/02/2014 07:23 WIB
>
> Nekat! Ada Razia di Busway Mampang, Pemotor Putar Balik
>
> Ahmad Toriq - detikNews
>
> Jakarta - Hampir tiap pagi polisi kini menjaga busway wilayah Mampang Prapatan agar steril dari kendaraan pribadi. Namun masih ada saja pemotor yang nekat masuk busway dan akhirnya ditilang.
>
> Seperti hari sebelumnya, polisi kembali mendapati dan menilang para pemotor penerobos busway di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2014) pagi ini. Bedanya, hari ini ada penerobos yang mencoba kabur dari hadangan polisi.
>
> "Jadi ada pemotor melihat ada yang ditilang di depannya, mereka lalu putar balik. Seakan nggak peduli keselamatan dirinya," kata pembaca detikcom bernama Joko yang mengirim foto mengenai peristiwa itu ke pasangmata.com.
>
> Joko melihat beberapa pemotor putar balik menghindari tilang di busway sekitar pukul 05.45 WIB pagi ini. Mereka awalnya melaju di busway yang mengarah ke perempatan Mampang, namun kemudian putar balik karena melihat ada yang ditilang. Beberapa pemotor nekat itu bahkan sempat berhadap-hadapan dengan TransJ yang melintas.
>
> "Mereka sempat kehalang busway juga, tapi saya nggak tahu kejadian selanjutnya gimana karena saya kan jalan terus," kata Joko yang mengendarai mobil menuju Tendean ini.
>
> Pengguna jalan lain bernama Yosep melihat kejadian yang sama. Dia melihat terjadi penumpukan pemotor yang lawan arus demi menghindari tilang di mulut perempatan Duren Tiga.
>
> "Pengendara motor melawan arus di jalur busway Halte Duren Tiga karena takut ada razia di lampu merah Buncit," tutur Yosep yang mengirim foto ke pasangmata.com.
>
> Sementara informasi dari TMC Polda Metro Jaya, puluhan motor yang menerobos busway ditilang polisi. Pemotor-pemotor ini tak bisa putar balik karena terhalang Kopaja P20 yang ada di belakang mereka.
>
> Entah sampai kapan kenekatan para pemotor menerobos busway ini berakhir. Padahal polisi sudah berjaga di busway wilayah Mampang sebelum matahari terbit setiap paginya

Tiba di "Ruang Kosong" Hunza Bersama Derita: India dan "Grand Overland Journey"-nya Agustinus Wibowo (4)


Dari: "hernowo mengikatmakna"

> Tiba di “Ruang Kosong” Hunza Bersama Derita: India dan “Grand Overland Journey”-nya Agustinus Wibowo (4)
>
> Oleh Hernowo
>
>  
>
>  
>
> “Perjalanan bukan hanya berpindah, tapi juga untuk berhenti. Di Hunza, di tengah perhentian, kebahagiaan kurasakan dari kehidupan yang begitu biasa, tak ada kisah-kisah petualangan hebat atau menantang. Kebahagiaan yang kurasakan ini sangatlah pribadi….”
>
> —Agustinus Wibowo, Titik Nol, h. 316
>
>  
>
> Agustinus menuju Pakistan dalam keadaan sakit. Dia terserang penyakit hepatitis ketika berada di Mumbai. Sebelumnya, di Rajasthan, dia sudah terserang diare—bukan diare biasa. Di India, sakit kuning atau hepatitis disebut jaundice. Akhirnya, Agustinus pun harus modok di Rumah Sakit (Gratis) Lady Hardinge, New Delhi. Ya, rumah sakit itu tak menarik biaya bagi pasiennya. India, memang, negeri yang penuh paradoks. Sebelum mondok, Agustinus sempat mengisahkan pengalamannya di Mumbai—khususnya ketika menginjakkan kakinya di Mahalaksmi.
>
>  
>
> “Aku datang ke Mumbai sebenarnya hanya demi mengunjungi Mahalaksmi, salah satuslum terbesar di kota ini. Aku rela melakukan perjalanan jauh-jauh ke sini hanya demi menonton kemiskinan. Aku adalah turis kemiskinan. Ironi? Tetapi bukankah kemiskinan itu adalah hal yang paling gamblang di India, juga di negaraku sendiri? Semua turis tentu melihat kemiskinan, tapi banyak orang yang lebih memilih untuk ‘melihat-namun-tidak-melihat’.”
>
>  
>
> Agustinus berbeda. Dia tak hanya melihat kemiskinan—dia bahkan mampu merasakan dan kemudian mengungkapkannya dengan menggetarkan. Foto-foto yang ditampilkan setelah halaman 236 membuktikan itu. Kisah perjalanannya di India pun dipenuhi dengan derita—baik derita di sekelilingnya maupun derita yang menimpanya secara pribadi. “Ada hal luar biasa tentang India. Sekali lagi tentang paradoks. Kemiskinan memang begitu akut, persaingan di tengah miliaran jiwa begitu ganas, tekanan sosial dan kasta pun sering kali di luar batas manusiawi, sehingga jutaan orang menjalani ‘hidup yang bukan hidup’.”
>
>  
>
> Sebelum bercerita tentang kemiskinan di India dan sebelum Agustinus terserang jaundice, dia memberitahukan kepadaku banyak hal tentang India. Misalnya, dia menulis “inilah India dengan kontras-kontras dahsyat yang saling bertabrakan” (halaman 266: tentang desa Bishnoi), “membaca kitab akbar India adalah bagaikan melihat lukisan Dewi Kali yang kejam namun cantik” dan “mengalami India adalah seperti menemukan harta karun kitab kuno di tumpukan barang usang di gudang” (halaman 267), serta—ini yang menggiriskan—“penderita hepatitis ada di mana-mana; saking banyaknya, sudah biasa” (halaman 281).
>
>  
>
> Setelah mengalami sakit kuning di India, Agustinus menapakkan kakinya di tanah Pakistan. Dia tiba di dusun terpencil Karimabad yang merupakan surga legendaris di pedalaman lembah Hunza, Pakistan Utara. Agustinus tiba di Hunza masih mengalami sakit yang parah. Dalam catatan perjalanannya, dia meyebut Hunza sebagai “ruang kosong”. Sebelum ke Hunza, sudah tujuh bulan dia mengembara ke pelbagai kota. Dia merasakan tujuh bulan perjalanannya itu hampa karena sudah menjelma menjadi rutinitas. Di Hunza-lah—sembari mengutip kata-kata filsuf China “kenikmatan hidup itu bagaikan ruang kosong dalam kamar”—Agustinus menemukan apa itu kebahagiaan.[]

2.20.2014

Memecahkan Misteri Kitab Tanpa Aksara: India dan "Grand Overland Journey"-nya Agustinus Wibowo (3)


Dari: "hernowo mengikatmakna"

> Memecahkan Misteri Kitab Tanpa Aksara: India dan “Grand Overland Journey”-nya Agustinus Wibowo (3)
>
> Oleh Hernowo
>
>  
>
>  
>
> “Tao yang dapat dibicarakan, bukanlah Tao yang abadi
>
> Nama yang dapat diberikan, bukanlah nama yang sejati”
>
> —Tao-Te-Ching (Titik Nol, h. 258)
>
>  
>
> Aku menemukan makna yang kedua buku Titik Nol di halaman 259: “Alkisah, ada seorang petualang yang pulang dari menjelajah ke Himalaya. Penduduk kampung mengelu-elukan kedatangannya, menyambutnya bagai pahlawan, minta diceritai segala detail tentang Himalaya itu. Tapi, mana mungkin mengungkap segala kemeriahan dan keajaiban perjalanan hanya dengan kata-kata?
>
>  
>
> “Maka sang petualang menggambar gunung. Para penduduk begitu antusias, mereka menyalin semua gambar itu, menghafal gambar itu, menganggap diri mereka masing-masing sebagai ahli Himalaya.
>
>  
>
> “Semua orang pandai berteori tentang cara pendakian, teknik menyeberang sungai, melintasi padang salju, mendaki tebing, menyisir jurang, menuruni lembah. Mereka bisa berdebat berbusa-busa tentang dunia Himalaya, padahal belum pernah sama sekali ke sana.
>
>  
>
> “Mereka merasa tak perlu lagi bersusah payah ke Himalaya, toh mereka sudah tahu semua. Mereka menganggap diri mereka bahkan lebih tahu daripada si petualang sendiri. Mungkin lebih baik kalau si petualang tidak pernah menggambar gunung itu….”
>
>  
>
> Betapa ajaibnya jalan dan perjalanan! Betapa dalamnya filosofi dari sebilah jalan. Jalan, bukan sesuatu untuk didiskusikan atau dibahas teori-teorinya. Jalan adalah untuk dijalani. Perjalanan adalah proses menyusuri jalan. Tak ada kata-kata apa pun yang sanggup menggantikan sebuah perjalanan. Bukan kitabnya yang penting, tetapi hakikat kehidupan yang ditemukan dari perjuangan perjalanan-lah…yang penting!
>
>  
>
> Maafkan aku karena aku hanya mengutip apa yang ditulis Agustinus di halaman 259 Titik Nol. Sekali lagi, “Bukan kitabnya yang penting, tetapi hakikat kehidupan yang ditemukan dari perjuangan perjalanan-lah…yang penting.” (Aku hanya menambahkan satu imbuhan dan dua kata: “-lah”, serta “yang” dan “penting”). Permohonan maaf kedua perlu kusampaikan karena aku menganggap membaca merupakan pengembaraan atau “perjalanan”. Meskipun kata “perjalanan” aku beri tanda kutip, tetap saja bahwa itu bukan perjalanan yang sesungguhnya. (Ingat: “Jalan adalah untuk dijalani.”) Namun, lepas dari semua itu, Titik Nol telah memberikan pelajaran berharga bagiku. Aku jadi tahu bahwa “Kitab Tanpa Aksara” adalah kehidupan itu sendiri. Dan untuk mendapatkan hikmah dari kitab (sebuah kehidupan) tersebut, kita harus mengalami atau menjalani—sesuatu yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun.
>
>  
>
> Berteori itu baik, tetapi itu bukanlah sebuah kehidupan. Kadang-kadang ada sesuatu yang dilebih-lebihkan dalam teori. Kadang pula sebuah teori telah dicampuri dengan sedikit ketidakjujuran atau kebohongan. “Ada ‘Sesuatu’ yang tak bisa dijelaskan dengan beribu-ribu buku ataupun berjuta-juta aksara, tidak dapat dinalar dengan berlaksa bahasa.” Benar sekali! Tetapi, bukankah membaca juga sebuah kehidupan? Bukankah ketika kita membaca, kita juga sedang mengalami sesuatu? Di tengah kebingunganku, aku kemudian teringat S.I. Hayakawa ketika dia mengatakan hal penting ini:
>
>  
>
> “Dalam makna yang sungguh-sungguh, sebenarnya orang yang membaca kepustakaan yang baik telah hidup lebih daripada orang-orang yang tak mau dan tak mampu membaca… Adalah tak benar bahwa kita hanya punya satu kehidupan yang kita jalani. Jika kita mampu membaca, kita dapat menjalani berapa pun banyak dan jenis kehidupan seperti yang kita inginkan.”[]

Kepentingan Bisnis Dibalik Penetapan ?


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> RABU, 19 FEBRUARI 2014 | 07:02 WIB
>
> Baru Ketemu Risma, Wisnu Sudah Cerita Proyek
>
> Tri Rismaharin. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
>
>
> Berita Terkait
> Wali Kota Risma dan Kisah Anak Tukang Semir Sepatu
> Curhat Wali Kota Risma kepada Elite PDIP
> Pesan Jokowi untuk Wali Kota Risma: Sabar ya, Bu...
> PDIP: Ada yang Mengadu Domba dalam Kasus Risma
> Jawaban Risma Soal Isu Korupsi Mobil Dinas 
> Foto Terkait
>
> Dugaan Plagiat, Anggito Abimanyu Mundur dari UGM
> Topik
> #Serangan ke Wali Kota Risma
> #Tri Rismaharini
> Besar Kecil Normal
> TEMPO.CO , Jakarta: Wali Kota Tri Rismaharini ternyata cukup sensitif terhadap pembicaraan proyek. Sebab, persoalan ini pula yang terus dihadapi Risma sejak awal periode pemerintahannya.
>
> Karenanya, menurut sumber Tempo, ketika Risma akhirnya menerima Wisnu Sakti Buana, Wakil Wali  Kota yang baru, Risma langsung mengeryitkan kening. Ini karena pada pertemuan mereka yang pertama kali, Wisnu langsung bicara soal proyek: tukar guling lapangan Bogowonto di Surabaya utara.
>
> Pertemuan Wisnu dengan Risma dibungkus dalam sebuah jamuan makan siang di Balai Kota, 5 Februari 2014. Jedanya cukup jauh dengan pelantikan Wisnu sebagai wakil Wali Kota, 24 Januari 2014 lalu. (Baca:Bertemu Wali Kota Risma, Wisnu Cium Tangan)
>
> Sumber Tempo yang mengetahui pertemuan itu melukskan, suasana sempat kagok. Bermula dari masalah ringan, kemudian pembicaraan mulai serius. Dari soal agenda kunjungan ke luar daerah dalam minggu depan hingga masalah pokok, soal tukar guling lahan itu. (baca juga: Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?)
>
> Lapangan itu, seperti ditanyakan Tempo kepada Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, sebelumnya adalah milik TNI Angkatan Laut dan telah dilepas ke swasta. Pemilik baru ingin membangun hotel di situ. “Itu jalur hijau,” ujarnya.
>
> Dihubungi Tempo, Wisnu membenarkan pembicaraan itu. Ia mengakui, menyampaikan soal itu kepada Risma. Tapi, menurut dia, hal itu dilakukan atas permintaan TNI Angkatan Laut. “Saya tidak tahu lapangan itu mau dijadikan apa, tapi mereka mau membangun. Untuk itu mereka ingin bertemu dengan Bu Risma,” katanya. “Kalau Bu Risma enggak mau, ya sudah.”
>
> Risma, yang memimipin Surabaya sejak Oktober 2010, kini dilanda tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Jawa Timur itu. Salah satu tekanan justru datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  yang mengajukannya sebagai calon wali kota, tiga tahun silam. (baca: Siapa Menggasak Surya-1)
>
> Partai ini menyorongkan Wisnu Sakti Buana, Ketua PDIP Surabaya, sebagai wakil wali kota pengganti tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma.  Lebih dari sekadar tak cocok, ada kepentingan bisnis di balik penetapan.
>
> Risma menyatakan sama sekali tidak masalah jika harus mundur. "Saya sudah berikan semuanya," kata satu dari tujuh kepala daerah terbaik pilihan Tempo 2012 ini. "Capek saya ngurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan." Ketika ditanya siapa yang dimaksud dengan "mereka", ia tak menjawab. (baca:Diisukan Mundur, Risma: Ndak..Ndak..)
>
> BUDI S | EDWIN FAJERIAL | AGUS SUP | DEWI SR
>
> Terkait:
> Alasan Risma Tak Pernah Pakai Pengawal Pribadi
> Wali Kota Risma Terancam Dicekik dan Dibunuh
> Wali Kota Tri Rismaharini Siap Mundur
> Wali Kota Risma Bakal Panggil Seluruh Karyawan KBS
>
> --

Liburan di Bandung


Dari: <djuliadi55@gmail.com>

>
> Kamis, 20/02/2014 09:46 WIB
>
> Liburan di Bandung
>
> Ini Dia Kamar Paling Murah di The Trans Luxury Hotel
>
> Afif Farhan - detikTravel
>
> 
> Bagian dalam kamar Premier di The Trans Luxury Hotel (Afif/detikTravel)
>
> Bandung - The Trans Luxury Hotel adalah hotel bintang 6 pertama dan satu-satunya di Indonesia. Harga kamar termahal bisa puluhan juta rupiah per malam. Eits tunggu dulu, kalau yang berikut ini adalah kamar termurah. Begini rupanya!
>
> "Kamar kita ada empat tipe, kamar Premier, Premier Club, Celebrity Suite, dan Presidential Suite. Paling murah itu kamar Premier," kata Public Relations Manager The Trans Luxury Hotel, Anggia Elgana kepada detikTravel, Jumat (14/2/2014) di The Trans Luxury Hotel, Bandung.
>
> Meski paling murah, bukan berarti Anda tak bisa merasakan fasilitas mewah. Di kamar Premier Anda sudah bisa merasakan perlengkapan mandi dari Acqua di Parma yang berupa shower gel, hair conditioner, shampoo, dan body lotion. Tentu, ini produk asli dari Italia dan bertaraf internasional.
>
> "Kalau di hotel lain, Acqua di Parma itu biasanya ada di kamar suite tapi di The Trans Luxury Hotel sudah ada di kamar Premier," tutur Anggia.
>
> Total, ada 223 kamar Premier. Di dalam kamar ini juga terdapat kamar mandi yang luas dengan kamar mandi dengan shower yang terpisah dengan bathub.
>
> Di dinding dalam kamarnya ada lukisan-lukisan yang memberikan kesan artistik. Kasurnya punya bantal yang bulunya diambil dari leher angsa dan menjanjikan kelembutan. Bed cotton-nya pun berasal dari Mesir!
>
> "Harga kamar di The Trans Luxury Hotel mulai dari Rp 2,5 juta. Tapi, ada harga paling murah bagi pengguna kartu kredit Bank Mega dengan harga mulai dari Rp 1.250.000 ++ untuk weekdays dan Rp 1.750.000 ++ untuk weekend," tutup Anggia.

Akuisisi Facebook-WhatsApp Terbesar


Dari: "Endah Martiningrum"

> TEMPO.CO, New York--Facebook telah membeli layanan mobile messaging, WhatsApp seharga US$19 Miliar (Rp 221,9 triliun). Pembelian Whatsapp merupakan memecahkan rekor baru dalam sejarah akuisisi perusahaan teknologi informasi. (Lihat juga:Facebook Beli WhatsApp Senilai US$19 Miliar)
>
> Perusahaan jejaring sosial terbesar ini membayar akusisi dengan rincian US$12 miliar saham Facebook dan US$4 miliar dalam bentuk tunai. "Ini menjadi kesepakatan terbesar, dibandingkan yang pernah dibuat Google dengan Motorola Mobility dan Microsoft dengan Skype, bahkan Apple," kata analis eMarketer Debra Aho Williamson seperti dilansir dari ABC News, Kamis, 20 Februari 2014.
>
> Selama ini, akuisisi terbesar yang pernah dibuat oleh Google yakni dengan Motorola Mobility sebesar US$ 12,5 miliar. Sementara itu, akuisisi terbesar Microsoft adalah dengan Skype senilai US$8,5 miliar. "Sedangkan Apple, tidak pernah membuat kesepakatan di atas US$ 1 miliar."
>
> Williamson menilai, akuisisi ini masuk akal dengan usia Facebook yang telah memasuki 10 tahun yang terus menambah jumlah penggunanya hingga miliaran. "Sambil terus menjaga 1,23 miliar anggotanya, di mana sebagian besar adalah remaja, Facebook membuat semacam pengakuan bahwa orang menggunakan beragam aplikasi untuk berkomunikasi," ujarnya.
>
> CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan akan tetap membuat kedua platform ini memiliki layanan yang terpisah. Sama seperti yang terjadi dengan Instagram yang dibeli dua tahun lalu seharga US$715,3 juta.
>
> Zuckerberg menyebut kerjasama ini sebagai pencapaian yang sangat berharga. Sebab, WhatsApp memiliki lebih dari 450 juta pengguna aktif setiap bulannya. Sementara Twitter memiliki anggota hingga 241 juta pada akhir 2013. "Pelayanan tersebut merupakan tonggak yang sangat berharga," kata Zuckerberg.
>
> Seperti dilansir BBC News, CEO WhatsApp, Jan Koum mengaku senang dengan kerjasama ini. Menurut dia, kesepakatan ini membuka pasar untuk produknya. "Kami sangat gembira dan merasa terhormat bermitra dengan Mark dan Facebook karena terus membawa produk kami ke lebih banyak orang di seluruh dunia," ujarnya.
>
> ABC NEWS | BBC NEWS | AYU PRIMA SANDI
>
> Baca juga:
>
> --

Tenan-e Kank


Dari: "Boediono"

>
>
> Kamis, 20/02/2014 13:30 WIB
>
> Jokowi: Risma Cocok Jadi Presiden
>
> Sukma Indah Permana - detikNews
>
> Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut-sebut sebagai capres alternatif potensial tandingan Gubernur DKI Jokowi. Menurut Jokowi, sosok Risma cocok jadi presiden.
>
> "Cocok...," kata Jokowi sembari tersenyum lebar, saat ditanya apakah Risma cocok jadi presiden.
>
> Hal ini disampaikan Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/2/2014).
>
> Jokowi tak menjelaskan kenapa Risma cocok jadi presiden. Tapi dia memuji sosok Risma yang tegas dan pekerja keras.
>
> "Cocok-cocok," kata pria yang sama-sama berusia 52 tahun dengan Risma ini.
>
> Jokowi mengaku ikut bangga Risma terpilih jadi Mayor of the Month versi City Mayor Foundation yang berkedudukan di Inggris. "Ya saya ikut senang, sebagai teman dekat sejak jadi wali kota," pungkas Jokowi sembari tersenyum.
>
>
>
> Share:  |  | 
>
> Twitter
>
> Facebook
>
> Email
>
> | 
>
> (14) Komentar
>
> Kirim komentar
>
> Baca Juga:
>
> Risma Jadi Wali Kota Pilihan Bulan Ini, Jokowi Angkat Dua Jempol
>
> PDIP Bangga Risma Jadi Wali Kota Pilihan Bulan Februari
>
> Risma Jadi Wali Kota Pilihan, Gerindra: Dia Dilirik Prabowo
>
>
>
>
> Berita Terpopuler:
>
> 4 Artis Seksi yang Dipanggil dan Datangi KPK Terkait Wawan
>
> Jokowi Disadap, PDIP Minta Jokowi Rajin Bersih-bersih Rumah
>
> Mirip Jokowi, Nurdin Tak Perlu Kampanye untuk Terpilih Lagi Jadi Bupati
>
> Jangan Coba-coba Buang Sampah di Sini, Nyawa Taruhannya!
>
> DioN
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry® Aja rumangsa bisa, hananging bisa rumangsa lan ngrumangsani.
>

Risma diserang ... Tol


Dari: <djuliadi55@gmail.com>

>
> Rabu, 19 Februari 2014 | 07:55 WIB
>
> Wali Kota Risma dan Serangan Bertubi Soal Tol
>
> 
> TEMPO.CO, Jakarta - Urusan proyek jalan tol tengah Kota Surabaya itu ternyata membayangi Wali Kota Tri Rismaharini hingga kini. Boleh jadi, proyek itulah yang menjadi akar serangan bertubi kepada Risma dalam kurun waktu terakhir. (baca juga: Baru Ketemu Risma, Whisnu Sudah Cerita Proyek)
>
> Sejak awal Risma sudah menolak rencana jalan bebas hambatan sepanjang 25 kilometer itu. Salah satu alasannya, "Kalau masyarakat bisa memakai jalan gratis, mengapa harus membayar?" kata Risma menjelaskan itu kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014 lalu.
>
> Oleh karena itu, Risma memilih melebarkan jalan lingkar luar Surabaya. Risma juga memilih membangun trem dan monorel sebagai transportasi publik. (baca: Wali Kota Risma Didesak Mundur karena Tolak Tol?)
>
> Seperti dilansir Majalah Tempo Edisi Pekan ini dalam edisi #SaveRisma: Siapa Menggasak Surya-1, proyek jalan tol yang dirancang sejak 2006 itu sudah dimenangi PT Margaraya Jawa Tol. Namun, karena PT Margaraya Jawa Tol kesulitan dana, perusahaan itu gagal memulai proyek senilai Rp 9,2 triliun ini.
>
> Pada pertengahan 2010, di ujung pemerintahan Wali Kota Bambang D.H., Margaraya menyatakan telah membentuk konsorsium pendanaan baru. Mereka menyatakan siap memulai pembangunan.
>
> Risma, yang sejak Oktober 2010 memimpin Surabaya menggantikan Bambang, membuyarkan semuanya. Ia menolak proyek yang dianggapnya tak diperlukan warga Surabaya itu. Lobi-lobi oleh pengusaha segera digencarkan untuk melunakkan sikapnya. Konsorsium proyek disebut-sebut berupaya menemui Risma untuk menyerahkan uang pelicin Rp 8 miliar. Namun, Risma tak bergeming. (baca: Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?)
>
> Melihat gawatnya persoalan, Risma dan Hendro melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi.  Lembaga antirasuah itu segera menurunkan tim ke Surabaya. Menurut sejumlah informasi yang dihimpun Tempo, komisi antikorupsi menyadap komunikasi mereka yang diduga terlibat usaha penyuapan. Namun, penyelidik malah mendapat temuan yang lebih kakap: penyuapan dan korupsi proyek Wisma Atlet SEA Games XXVI Palembang.