5.30.2014

No Komen


From: A.Syauqi Yahya 

No komen wong aku ra nonton....he x3 /kung

Adrian Kritik Prabowo, Ini Komentar Ahmad Yani

KOMPAS.com/Indra Akuntono

Anggota Komisi III dari Fraksi PPP Ahmad Yani
Kamis, 29 Mei 2014 | 17:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Majelis Pakar DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani menilai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Adrian Napitupulu lebih banyak menyerang kubu bakal calon presiden dan wakilnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, Rabu (28/5/2014). Menurut Yani, Adrian pun lebih banyak berbicara di luar konteks debat, yaitu mengenai visi dan misi calon presiden (capres).

"Kita, kan bicara visi misi capres kita, gagasan, apa yang dicita-citakan. Dia menyerang, masak saya harus balas juga," ujar Yani saat dihubungi Kamis (29/5/3014).

Dalam acara Mata Najwa berjudul "Jokowi atau Prabowo?", Yani berada di pihak Prabowo, sedangkan Adrian di pihak Jokowi. Dalam tayangan itu, Adrian menyinggung isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang dikaitkan dengan rekam jejak Prabowo sebagai mantan Danjen Kopassus.

Sementara itu, Yani mengatakan rekam jejak Prabowo tak lagi menjadi persoalan karena ia sudah diadili dalam proses hukum militer. Terbukti, pada 2009 Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri maju sebagai capres dengan menggandeng Prabowo. Namun, menurut Yani saat itu isu pelanggaran HAM tak pernah diungkit.

Selain itu, secara terang-terangan, Adrian juga menyindir soal perempuan dan Prabowo yang gemar berkuda. Hal itu disampaikan Adrian saat Najwa memintanya menilai kelebihan Prabowo.

"Itu melecehkan sebagian besar kaum perempuan. Ya, itu kualitas tim sana. Tapi saya yakin Pak Jokowi tidak menginkan karakter seperti itu," kata Yani.

Yani mengatakan, sikap tersebut memang sudah karakter Adrian. Menurutnya, hal itu pun hak Adrian. Yani mengaku tak mau berbalik ikut menyerang.

"Jangan maling teriak maling, seolah ada black campaign. Biar masyarakat menilai sendiri," lanjutnya.

Penulis: Dian Maharani
Editor: Hindra Liauw

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar