4.02.2014

jika PDI-P meraih suara tidak mencapai 20% pada 9 April mendatang, maka sudah pasti ada kecurangan dari lawan poltik dalam demokrasi.


From: A.Syauqi Yahya 

Pengamat : Komunikasi Politik PDI-P Sangat Buruk
Senin, 31 Maret 2014 | 19:56

http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/pengamat-komunikasi-politik-pdi-p-sangat-buruk/52177

Puan Maharani. [Google]
[JAKARTA] Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio menilai, komunikasi politik yang dijalankan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sangat buruk.

"Komuniasi mereka tidak taktis dan bersahabat, cendrung resisten dan menutup diri," katanya.

"Tim PDI-P harus segera memperbaiki komunikasi politik mereka. Karena bila tidak diubah, maka dukungan yang selama ini sudah ada bisa berbalik menjadi negatif," kata Hendri di Jakarta, Senin (31/3).

Ia menanggapi pidato Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Puan Maharani saat kampanye di Kupang, akhir pekan kemarin. Dalam kampanye itu, Puan mengatakan, PDI-P tidak mau dikalahkan dengan dicurangi. Menurutnya, jika PDI-P meraih suara tidak mencapai 20% pada 9 April mendatang, maka sudah pasti ada kecurangan dari lawan poltik dalam demokrasi.

Hendri mengingatkan, PDI-P pernah mengalami kekalahan dua kali di pemilu sebelumnya. Karena itu, komunikasi politik yang positif mutlak dilakukan oleh PDI-P.

"Mereka harus mengubah gaya dan pesan kuncinya untuk menjaga suara yang mereka miliki saat ini, ingat suara yang saat ini didapat belum nyata karena sebatas survey. Belajarlah dari 2004 dan 2009. Saat ini semua partai memiliki peluang yang sama," tuturnya.

Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FIISIP) Universitas Indonesia Ade Armando juga menilai, pernyataan Puan terlalu emosional. Dia meminta Puan supaya menganalisis indikasi kecurangan perolehan suara PDI-P dari polling dan jajak pendapat yang selama ini dilakukan oleh berbagai lembaga survei.

Ade mencermati, dari hasil poling dan jajak pendapat beberapa lembaga survei, suara yang diperoleh PDI-P sebenarnya juga biasa saja tidak pernah lebih dari 20%. “Itu sebelum PDI-P menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres. Bahkan setelah Jokowi dideklarasikan sebagai Capres pun, suara yang diperoleh PDIP hanya sampai 21%. Itu artinya, nama Jokowi juga tidak terlalu ‘nendang’ untuk perolehan suara PDI-P. Ini artinya, pada saat Pemilu Legislatif nanti bisa saja suara PDI-P kurang dari 205,” papar jebolan Florida State University, USA ini.

Ditegaskan Ade, pernyataan Puan Maharani di hadapan massa PDI-P saat berkampanye tersebut, bukan melalui pemikiran yang matang. Menurutnya,  dalam situasi politik seperti sekarang, jangan mengeluarkan statemen-statemen yang mengundang perdebatan.

"Jangan juga menjadi seperti Prabowo kedua yang ketika berkampanye kebanyakan mengumbar emosi," tandasnya. [R-14/N-6]

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar