3.14.2014

Selalu Main di Dua Kaki


From: A.Syauqi Yahya


Pengamat: Watak Golkar Selalu Main di Dua Kaki

JUM'AT, 14 MARET 2014 | 05:08 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Tekad Akbar Tanjung, mantan Ketua Umum Partai Golkar, untuk maju sebagai calon wakil presiden terus mengundang polemik. "Partai Golkar ini isinya political animal. Golkar tak bisa jauh dari kekuasaan," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi saat dihubungi, Kamis, 13 Maret 2014. (Baca: Golkar Anggap Wajar jika Akbar Tandjung Jadi Cawapres)

Burhanudin yang dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, melihat kecenderungan Partai Golkar yang tak bakal mengeluarkan calon tunggal dalam pemilihan presiden 2014.  Sejak pemilihan presiden tahun 2004, kata dia, elit Golkar tak seia sekata mendukung calonnya meski sudah melalui konvensi atau rapat pimpinan. (Baca: Akbar: Pertemuan Ical-Mega Menjajaki Koalisi)

Pada Pilpres 2004, Wiranto didapuk sebagai calon presiden hasil konvensi mengalahkan Akbar Tanjung, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, dan Surya Paloh. Namun, kata Burhan, Jusuf Kalla justru merapat ke Susilo Bambang Yudhoyono dan didukung gerbong Aburizal Bakrie, Agung Laksono, dan Surya Paloh.

Pada 2009, Suara Golkar juga tak melejit dalam pilres. Bermodal 14,45 persen suara nasional, Golkar justru keok saat menduetkan Jusuf Kalla-Wiranto dengan hasil hanya 12,41 persen. Kini  ada wacana Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung dijadikan calon wakil presiden.

"Model lama Golkar adalah bertarung dengan model 'dobel track strategy'," kata Burhan menyebut watak Partai Beringin. Sementara Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sudah dicalonkan menjadi calon presiden pada rapat pimpinan nasional. "Modus Golkar adalah memainkan berbagai skenario biar eksis ikut rombongan kekuasaan." (Baca: Akbar Tandjung Persilakan JK Nyapres di Luar Golkar)

Friksi internal Golkar disebut Burhan hidup kembali sejak Aburizal gagal menaikkan elektabilitas personalnya. Apalagi dalam sejumlah survei, Golkar  tertinggal oleh PDI Perjuangan sehingga, kata Burhan, faksi-faksi yang menjadi kompetitor  Ical atau Aburizal Bakrie seperti mendapat angin segar mencari skenario lain.

Skenario main dua kaki itu, kata dia, adalah dengan memasangkan Akbar sebagai calon wakil presiden. "Sehingga kalau kalah, Golkar tak akan terlempar dari kekuasaan."  Kini, kata  Burhanudin,  Akbar, Ginandjar Kartasasmita, dan faksi lain sudah mulai menempel pada partai yang berpotensi menang dalam pemilihan umum.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar