3.27.2014

Fahri Terlalu "Maksain" Kritik PDIP Melawan Lupa PKS: Janji Anis Matta


From: A.Syauqi Yahya

Eva Sundari: Fahri Terlalu "Maksain" Kritik PDI-P

KOMPAS/Raditya Helabumi

Senin, 24 Maret 2014 | 20:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Eva Kusuma Sundari mengatakan, kritik yang dilontarkan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah kepada PDI-P terlalu memaksakan diri. Eva menilai Fahri melepaskan kritik di luar konteks persoalan yang terjadi pada saat PDI-P berkuasa.

"Konteksnya jangan dilepas dalam menilai masa lalu. Presiden (Megawati) saat itu hanya menerima mandataris dari MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)," ujar Eva saat dihubungi, Senin (24/3/2014).

Eva mengatakan, pada masa pemerintahan Megawati, presiden wajib menjalankan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Presiden juga bertanggung jawab sepenuhnya kepada MPR, bukan kepada partainya ataupun partai lain di DPR. Dengan kata lain, kata Eva, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Megawati atas sepengetahuan MPR, yang terdiri dari berbagai partai politik.

Anggota Komisi III DPR RI itu mengatakan, masa pemerintahan Megawati merupakan periode transisi pasca-lengsernya Soeharto. Pada waktu itu, Megawati harus melaksanakan kesepakatan yang ditandatangani Soeharto dengan International Monetary Fund (IMF), termasuk privatisasi badan usaha milik negara. "Jadi, privatisasi itu bukan kebijakan Mega," katanya.

Menurut Eva, apa yang dilakukan Fahri merupaka bentuk kampanye hitam dengan mengungkit-ungkit masa lalu PDI-P. Eva mengatakan, PDI-P siap membalas setiap serangan politik dengan jawaban yang rasional dan terukur.

"Dia (Fahri) terlalu maksain diri untuk mendelegitimasi PDI-P. Ini kan PDI-P polling-nya lagi bagus, Jokowi lagi bagus. Masyarakat sudah tahu mana partai yang dinyatakan korup," ujarnya.

Sebelumnya, melalui akun Twitter, Fahri mengkritik kinerja PDI-P ketika Megawati menjadi presiden pada 2001-2004. Dengan mengutip tulisan ekonomo Sunarsip, ia mengatakan bahwa Megawati banyak menjual aset negara kepada asing.

Penulis: Rahmat Fiansyah
Editor: Laksono Hari Wiwoho



"Mungkin nanti akan kami sampaikan pada perayaan 17 Agustus (tidak disebutkan tahun berapa). Saat ini, konsentrasi kami adalah pembenahan spiritual pengurus dan kader di daerah," katanya menambahkan. Sumber: antaranews.com.

Kini, sudah 8 bulan setelah 17 Agustus 2013, tapi janji Anis tersebut belum juga ditepatinya. Mungkin Anis akan menyangkalnya dengan mengatakan janji tersebut tidak terikat pada tahun, karena ia tidak menyebut secara spesifik waktunya. Tapi, bisa jadi Anis telah melupakannya. Dengan pikiran positif, Anis mungkin lupa sabagaimana Fahri. Oleh karenanya perlu bagi Anis untuk diingatkan pada janjinya tersebut.

#MelawanLupaPKS

Dibaca : 114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar