12.17.2013

Judul: ARUMDALU

>
> From: Bambang Udoyono
> "Arumdalu karya Junaedi Setiyono ini mampu membuat sejarah terasa hidup di
> depan mata."
> —Ahmad Tohari
>
> Detail Buku
> Judul: ARUMDALU
> Penulis: Junaedi Setiyono
> Tagline: Tiap-tiap sejarah besar diwarnai kejadian kecil yang kadang lebih
> menarik daripada peristiwa besar itu sendiri
> Penerbit: Serambi
> Tebal: 380 hlm
> Cetakan: I, Mei 2010
> Harga: Rp 39.000
>
> Arumdalu adalah nama tambahan bagi Raden Ayu Danti. Arumdalu, nama Jawa
> untuk bunga sedap malam, menjadi nama yang melekatinya lantaran kesukaannya
> menyuntingkan bunga itu di rambutnya.
>
> Pada awal meletusnya Perang Jawa, awal 1825, hampir semua orang Salatiga,
> terutama kaum lelakinya, mengenal Danti Arumdalu. Orang-orang selalu
> menghubungkannya dengan kehidupan malam. Selanjutnya Arumdalu
> dikasak-kusukkan sebagai pelacur kelas tinggi, simpanan seorang bangsawan
> kaya raya dari Ngayogyakarta Hadiningrat.
>
> Dari sudut pandang pengawalnya, Ki Brontok, kisah tentang Arumdalu ini
> dituturkan. Dari keterlibatannya dengan pembunuhan jagal sapi Ki Abilawa,
> kisah ini mengalir. Dan alirannya harus sampai pada upaya pembebasan seorang
> panglima laskar Dipanegaran yang termasyhur, Kiai Maja, yang ditangkap dan
> kemudian disekap di Benteng Salatiga. Namun, misi itu menjadi begitu rumit
> dan diperumit lagi dengan persoalan yang menggejolak di dalam dada para
> pembebas, persoalan manusia yang tidak dapat memungkiri jeritan hati
> nuraninya.
> ————-
>
> Junaedi Setiyono menulis cerpen, puisi, dan novel. Novel pertamanya,
> Glonggong (Serambi, 2007) merupakan salah satu pemenang Sayembara Menulis
> Novel DKJ 2006 dan menjadi finalis Khatulistiwa Literary Award 2008. Kini
> dia mengajar dan tinggal di Purwerejo.
>
>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar