12.18.2013

ANEH !!!


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Rabu, 18/12/2013 11:55 WIB
>
> Aneh, Laut Luas Malah Senang Kirim Barang Lewat Darat
>
> Feby Dwi Sutianto - detikFinance
>
> Jakarta - Sistem logistik atau pengiriman barang di Indonesia saat ini masih belum efisien. Wilayah lautan yang luas belum dimanfaatkan sebagai sarana lalu lintas barang.
>
> Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan, sistem angkutan logisitik nasonal masih bertumpu pada jalur darat dengan memanfaatkan truk. Padahal, Indonesia memiliki alur laut yang luas dan murah.
>
> "Bisnis perkapalan jarak pendek kita tidak berkembang. Misal Surabaya, Semarang, Jakarta ke Sumatera senang pakai truk daripada kapal. Apa karena BBM murah atau kapal mahal. Saya nggak tahu. Kita punya laut besar nggak dimanfaatkan. Merak macet (arus truk) nggak perlu. Bisa ditembak langsung Semarang-Palembang sehingga logisitik berkembang," kata Luky pada acara lokakarya KSPPN di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
>
> Kemudian, sistem angkutan logisitik laut untuk aktivitas ekspor dan impor di Indonesia juga masih menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta saja. Sebanyak 60% lalu lintas ekspor-impor masih melalui pelabuhan yang dikelola PT Pelindo II ini.
>
> "Sistem logistik yang efisien itu nggak kita lakukan. Banyak eskpor impor 60% dari pelabuhan di Jakarta," kata Luky.
>
> Kondisi ini memicu sistem logisitik yang tidak efisien, karena arus barang di seluruh Indonesia mayoritas bergantung melalui Tanjung Priok. Ini berbahaya karena kapasitas Tanjung Priok sudah sangat penuh, belum lagi kalau ada gangguan struktural di operator pelabuhan tersebut.
>
> "Karena begitu Jakarta kolaps, seperti sekarang lagi ribut-ribut Pelindo, maka 60% ekspor terbengkalai. Untuk membangun sistem kota diperlukan logisitik yang efisien," jelasnya.
>
> Selain itu Luky menyoroti sistem koordinasi dan sinergi operator pelabuhan dari ujung timur hingga barat Indonesia yang dikelola oleh Pelindo I, II, III, dan IV. Menurutnya belum ada koordinasi dan sinergi sistem atau jadwal pelayaran antara operator pelat merah ini. Sehingga timbul biaya logisitik yang mahal.
>
> "Ada pendulum Nusantara, di Indonesia agak aneh. Ada 4 Pelindo. Barang mau diangkut dari Belawan (Pelindo I) ke Jakarta (Pelindo II) diurus perusahaan berbeda. Jadwal di Jakarta, Belawan, ke Surabaya di Pelindo III dan Makassar di Pelindo IV itu berbeda (sinergi) sehingga biaya pengakutan ke timur mahal," terangnya.
>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar