10.28.2014

Tujuh Pertanyaan Ibas Kepada Jokowi


From: suhardono_ar via FORUM.ALUMNI 



TEMPO.CO ⁠23 jam yang lalu


TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, mengatakan muncul keresahan di masyarakat ihwal penyusunan kabinet Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurut dia, ada banyak pertanyaan yang muncul di publik terkait hal ini. "Pertanyaan masyarakat perlu jawaban dan klarifikasi dari Jokowi," kata Ibas, Ahad, 25 Oktober 2014. (Baca juga: Cara Presiden Jokowi Memilih Menteri)



Ibas mengatakan, setidaknya ada tujuh pertanyaan masyarakat yang muncul di media sosial. Pertama, siapa yang mengambil keputusan dalam penetapan menteri? Ibas mempertanyakan, hari-hari menjelang pengumuman kabinet justru terpusat di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. (Baca: Daftar Lengkap Menteri Kabinet Kerja Jokowi)


Ibas mengatakan, jika yang menyusun adalah Megawati, maka hal ini bertentang dengan UUD 1945. Ibas meminta Jokowi berterus terang dan jangan membohongi masyarakat. Jika benar ada intervensi Megawati, Ibas mengatakan, Jokowi bisa dinyatakan melanggar konstitusi. (Baca: Ditanya Tugas, Menteri Jokowi Kompak Jawab Begini)



Pertanyaan kedua adalah, kata Ibas, apakah Jokowi sudah memikirkan pemisahan dan penggabungan kabinet terhadap pekerjaan kementerian. Dia khawatir, penggabungan dan pemisahan ini akan menguras tenaga, energi dan biaya untuk penyesuaian struktur baru ini. (Baca: Alumnus UI Dominasi Kabinet Kerja Jokowi-JK)



Pertanyaan ketiga soal restrukturisasi kementerian yang berimpiklasi pada Anggaran Perubahan 2014 dan Anggaran Negara 2015. Ibas mempertanyakan, apakah perubahan struktur yang berimas pada anggaran ini sudah dikonsultasikan kepada Dewan. Menurut Ibas, penggunaan anggaran negara yang ceroboh bisa menyebabkan tindak pidana korupsi. (Baca: Berapa Skor Kabinet Jokowi Menurut KADIN?)



Selanjutnya: Penggabungan dan pemisahan kementerian



Pertanyaan keempat adalah adanya pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta penggabung Kementerian Ristek menjadi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Ristek. Putra kedua SBY ini mengingatkan pengaturan anggaran pendidikan yang mesti mematuhi UUD 1945. Dia juga mempertanyakan sinkronisasi anggaran pendidikan yang dikelola Kementerian Agama. "Dapatkah direalisasikan dalam APBN Perubahan 2014 dan APBN 2015?" kata Ibas. (Baca: Puan Protes Istilah Menteri Parpol dan Profesional)



Pertanyaan kelima soal alasan penggabungan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Dia mengingatkan saat ini tantangan perubahan iklim menjadi prioritas dan agenda global. Penggabungan ini, kata dia, malah memperkecil peran Kementerian Lingkungan Hidup. Akibatnya, kata Ibas, visi Jokowi dalam lingkungan hidup dan mengatasi perubahan iklim, serta pemanasan global patut dipertanyakan. (Baca: Menteri Jokowi Tak Sepenuhnya Bersih)



Selanjutnya: Memaksakan penempatan



Pertanyaan keenam, terkait wacana penempatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Perhubungan di bawah koordinasi Kementerian Koordinasi Bidang Maritim. Ibas ingin mendengar jawaban Jokowi soal logika keputusan ini. (Baca: BUMN Watch Tunggu Kinerja Rini Soemarno 6 Bulan)



Pertanyaan ketujuh Ibas adalah informasi Lembaga Kepresidenan yang akan diisi tiga pejabat utama yaitu Kepala Staf Presiden, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet. Menurut Ibas, pembagian ini berpotensi menimbulkan konflik dan kerancuan pembagian tugas. "Benarkah struktur ini hanya untuk menempatkan seseorang yang tidak punya tempat?" kata Ibas. (Baca: ICW Ajak Waspadai Menteri Asal Partai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar