10.10.2014

Koalisi Merah Putih Kukuhkan Dominasi di Parlemen



VIVA | NEWS | BOLA | LIFE | BLOG | FORUM

Rabu, 8 Oktober 201412:09 WIB

Fokus

Koalisi Merah Putih Kukuhkan Dominasi di Parlemen

Setelah DPR, politisi pilihan mereka berhasil raih kursi pimpinan MPR.

Koalisi Merah Putih
Mohammad Arief Hidayat | Rabu, 8 Oktober 2014, 06:32 WIB

VIVAnews - Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya terbentuk pada Rabu pagi, 8 Oktober 2014. Lima orang yang merupakan calon paket yang diusulkan partai politik di Koalisi Merah Putih mengumpulkan suara terbanyak dalam pemungutan suara secara tertutup pada Rapat Paripurna pemilihan pimpinan MPR yang digelar sejak Selasa malam hingga Rabu pada pukul 04.30 WIB.

Posisi Ketua MPR dijabat Zulkifli Hasan (PAN). Sedangkan empat posisi Wakil Ketua, masing-masing adalah Mahyudin (Partai Golkar), E.E. Mangindaan (Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), Oesman Sapta Odang (senator Dewan Perwakilan Daerah dari Kalimantan Barat). Paket calon ini mendapatkan dukungan 347 suara.

Paket calon yang diusulkan Koalisi Indonesia Hebat sempat menjanjikan kemenangan, terutama setelah mendapatkan dukungan dari PPP, yang menyeberang dari Koalisi Merah Putih. Formasi paket calon pimpinan MPR yang diusulkan Koalisi Indonesia Hebat adalah Oesman Sapta Odang sebagai calon Ketua MPR, dan empat Wakil Ketua, masing-masing ialah Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nahrowi (PKB), Patrice Rio Capella (Partai Nasdem), dan Hazrul Azwar (PPP). Paket itu meraih dukungan 330 suara.

Dukungan partai Kakbah tak siginifikan karena partai itu hanya memiliki 39 kursi di DPR. Oesman, yang merupakan calon tunggal dari unsur DPD dan diharapkan Koalisi Indonesia Hebat dapat menyatukan 132 suara para senator, tidak terjadi.

Sesaat sebelum surat suara terakhir dibuka, para politikus di kubu Koalisi Merah Putih telah bersorak-sorai. Sebab tinggal beberapa suara lagi dan mereka sudah memastikan diri meninggalkan perolehan suara paket calon yang diusulkan Koalisi Indonesia Hebat. Mereka beramai-ramai menghampiri Zulkifli Hasan, sang Ketua baru MPR, dan memberi selamat kepadanya.

Kemenangan dengan selisih tujuh belas suara yang diraih Koalisi Merah Putih sekaligus mengukuhkan dominasi gabungan partai politik tersebut di Parlemen. Koalisi itu sebelumnya memborong paket pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ketua DPR dijabat Setya Novanto (Partai Golkar). Lima Wakil Ketua, yaitu Fadli Zon (Partai Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN), dan Agus Hermanto (Partai Demokrat). Ditambah sebagian besar kekuatan di DPR, yakni 353 kursi atau 63 persen.

Kini, koalisi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilu Presiden tahun 2014 itu menguasai pimpinan MPR, kecuali Oesman Sapta Odang yang merupakan wakil dari unsur DPD.

Zulkifli Hasan menyampaikan visi dan misi secara singkat sebelum pemungutan suara. Katanya, hidup adalah misteri. "Saya tidak pernah berencana untuk menjadi ketua MPR. Tidak pernah mengejar jabatan yang namanya Ketua MPR. Tetapi, garis tangan Tuhan sampai kemari."

Dia berjanji, dengan segala daya dan upaya, akan bekerja maksimal mengawal Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. "Yang bagi kami, harga mati," ujarnya.

Mantan Menteri Kehutanan itu juga menyatakan komitmen memperjuangkan peran lebih bagi DPD dalam berbagai kebijakan. "Selama ini, suara DPD kurang terdengar. Bila saya terpilih, tentu tugas saya untuk membuka ruang lebih luas."

Siasat PPP

Pemilihan pimpinan MPR itu berkali-kali ditunda dan diskors. Semula direncanakan digelar Senin, 6 Oktober 2014 tapi diundur dengan berbagai alasan. Rapat Paripurna dimulai pada Selasa siang, tapi kemudian diskors hingga malam. Masing-masing kubu koalisi sibuk melobi sana-sini.

Kali ini, masalahnya mulai terang. Pertama, Koalisi Merah Putih keberatan dengan nama tunggal DPD sebagai calon Ketua MPR, yaitu Oesman Sapta Odang. Padahal, seharusnya DPD bisa mencalonkan dua atau tiga calon. Koalisi ini memunculkan nama alternatif, yakni AM Fatwa dan Ahmad Muqowam. Tapi DPD sudah terlanjur memutuskan mencalonkan satu nama.

Partai Golkar sempat mengusulkan mengubah Tata Tertib Pemilihan Pimpinan MPR demi memasukkan nama calon alternatif selain Oesman Sapta Odang. Tapi upaya itu batal dilakukan.

Di saat yang sama, PPP mulai menunjukkan gelagat hendak menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat. Partai Kakbah kecewa dengan Koalisi Merah Putih karena mereka tak masuk dan tak dilibatkan dalam penyusunan paket calon pimpinan MPR. Mereka cemas tak mendapatkan posisi apa pun, padahal sebelumnya, saat pemilihan pimpinan DPR, PPP dijanjikan posisi di pimpinan MPR. Partai itu mengalah dan memberikan kursi pimpinan DPR kepada Partai Demokrat, yang bergabung di koalisi belakangan.

"Ketika PPP tidak dimasukkan dalam pimpinan MPR, kami kecewa. Di DPR, kami sudah mengalah untuk memberikan porsi (Wakil Ketua) kepada sahabat kami, Demokrat," kata Ketua DPP PPP, Arwani Thomafi.

PDIP, yang berada di Koalisi Indonesia Hebat, mengajukan tawaran kepada PPP. Partai itu menjanjikan satu kursi pimpinan MPR pasti untuk PPP. "Satu kursi untuk PPP bersama-sama mitra Koalisi Indonesia Hebat," kata Puan Maharani, Ketua Fraksi PDI DPR RI.

PPP menyambut. Sekretaris Jenderal (kubu Ketua Umum Suryadharma Ali) Syaifullah Tamliha mengatakan bahwa partainya siap bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat. Katanya, "Siapa yang mau terima, silakan. Siapa yang bisa nampung, ya, itu. Kita siap bergabung. Kita punya etika politik, kita sudah lapor, tapi ini belum talak (dengan Koalisi Merah Putih)."

Ringkas cerita, pada Selasa malam, beberapa jam sebelum Rapat Paripurna dimulai kembali, PPP membuat keputusan. Partai itu memastikan bergabung di Koalisi Indonesia Hebat. Nama kader mereka, yaitu Hazrul Azwar, masuk dalam paket calon pimpinan MPR yang diusulkan Koalisi Indonesia Hebat.

Sekretaris Jenderal Romahurmuziy mengakui tawaran Koalisi Indonesia Hebat lebih realistis untuk diterima. Tapi, katanya, PPP tidak keluar dari Koalisi Merah Putih. "Bukan PPP yang tidak mau dan meninggalkan KMP, tetapi kami ditinggalkan."

"Sebagai upaya kami mempertahankan marwah Partai, kita mencoba bertahan, tapi tidak membuahkan hasil. Ternyata di KIH disambut, mereka proaktif mengajak komunikasi, dan mereka menawarkan paket pimpinan MPR," ujarnya.

Koalisi Merah Putih segera mengutak-atik komposisi paket calon pimpinan MPR. Tak ada nama kader PPP dalam susunan. Partai Demokrat dan PKS, yang sebelumnya posisi mereka digugat PPP, kembali masuk dalam formasi. Koalisi tak punya pilihan lain dari unsur DPD karena memang hanya ada satu calon. Tapi Koalisi Merah Putih menempatkan Oesman Sapta Odang sebagai calon Wakil Ketua, bukan sebagai Ketua seperti dalam komposisi paket calon pimpinan MPR yang diusulkan Koalisi Indonesia Hebat.

Tetap Solid

Sang Ketua Umum Suryadharma Ali mengatakan bahwa posisi PPP di Koalisi Indonesia Hebat hanya pada proses pemilihan pimpinan MPR dalam Rapat Paripurna malam itu. Artinya, PPP tetap berada dalam Koalisi Merah Putih dan tidak benar-benar bergabung di kubu koalisi lain.

Partai Gerindra berkeyakinan PPP tetap di Koalisi Indonesia Hebat. "PPP belum keluar (KMP). Kami tidak merasa (PPP) keluar KMP," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo.

Menurutnya, PPP telah berkontribusi dan berjuang bersama Koalisi Merah Putih di Parlemen. Ia mencatat, selama lima kali, PPP menunjukkan kesolidan dalam mendukung langkah Koalisi Merah Putih di Parlemen dan ia tak mau karena satu langkah tidak selaras, PPP disebut hengkang. "Kita menghormati PPP, semangat kami tetap bersama-sama PPP. Dalam sikap kami solid."

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Aboe Bakar Alhabsy, mengatakan bahwa sikap PPP yang berbalik arah ke Koalisi Indonesia Hebat tidak mengubah soliditas di Koalisi Merah Putih. PKS sebagai bagian dari Koalisi menghargai sikap PPP.

"Itu pilihan politik PPP, sudah ikut proses dari awal sampai ujung. Kalau ambil lain, itu pilihan politik. Ke KIH tidak masalah," katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad, menyakini bahwa dari 132 suara anggota DPD, sekitar 60 suaranya diberikan kepada Koalisi Merah Putih. Tidak hanya itu, suara PPP yang masih solid dengan KMP pun memberikan sumbangsih suara signifikan dalam pemilihan tersebut. (ren)
© VIVA.co.id

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar