10.06.2014

Dapur....mu...kqq q


From: <syauqiyahya@gmail.com>



Sabtu, 09 Juni 2012 | 14:23 WIB


Dapur Anda Lebih Berbahaya dari Jalan Raya  



TEMPO.CO, Jakarta - Bekerja keras di depan kompor dalam dapur yang pengap bisa membuat Anda terpapar polutan beracun yang kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan udara berasap di jalan raya, demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan.

Polusi udara di dalam ruangan, yang tiga kali lipat lebih berbahaya dari kemacetan lalu lintas, menurut para peneliti, semakin buruk dengan adanya rancangan rumah efisien bebas energi, pengharum ruangan, dan produk kebersihan yang kuat.

Para ilmuwan dari Sheffield University, dalam penelitiannya, membandingkan tiga jenis rumah untuk meneliti risiko polusi di dalam ruangan. Yang pertama adalah rumah yang dibangun dari batu dan menggunakan tungku elektrik, di Hathersage–sebuah desa yang berjarak 10 mil dari Sheffield di Peak District National Park. Dua rumah lainnya adalah flat yang mempunyai kompor gas, satu di pusat kota dan satunya lagi di atas sebuah toko dekat dengan jalan raya yang sibuk.

Para peneliti kemudian mengambil contoh udara dari luar dan dalam rumah selama periode empat minggu. Hasilnya, di rumah yang berada di pedesaan, karbon monoksida beracun hanya sedikit sekali terdapat di dalam dapurnya, sedangkan di dua unit flat yang lain terdapat kandungan yang lebih tinggi saat kompor-kompor dinyalakan.

Selain itu, kompor gas juga merupakan sumber nitrogen dioksida yang signifikan. Di dalam flat di pusat kota, jumlahnya tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang di luar bangunan dan sedikit di atas limit yang direkomendasikan oleh UK Indoor Air Quality Guidance.

Menurut Telegraph, penelitian ini difokuskan pada polusi yang berisiko terbesar pada orang lanjut usia dan orang yang mengalami masalah pernapasan dan jantung, termasuk senyawa yang mudah menguap dan partikel solid yang cukup kecil untuk menembus paru-paru.

Profesor Vida Sharifi, yang memimpin penelitian yang dipublikasikan di Journal of Indoor and Built Environment, berkata, "Kita menggunakan 90 persen waktu kita di dalam rumah dan bekerja keras untuk membuat rumah hangat, aman, dan nyaman, tetapi kita jarang berpikir mengenai kemungkinan polusi yang kita hirup."

Ia menambahkan, meskipun penelitian yang dilakukannya dalam skala kecil, hal tersebut menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak dari perubahan jenis rumah dan gaya hidup terhadap kualitas udara di dalam ruangan.

ARBA'IYAH SATRIANI

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar