10.25.2014

Riya' terselubung




ssi permintaan seorang shahabat .. kami
COPASKAN : RIYA' TERSELUBUNG
Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan
anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara
jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam
dalam berbagai model riyaa'. Sehingga sebagian
orang "KREATIF" dalam melakukan riyaa', yaitu riyaa' yang sangat halus dan terselubung. Diantara
contoh kreatif riyaa' tersebut adalah :
Pertama : Seseorang menceritakan keburukan
orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas
sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan
maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang
dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut
ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar
mengetahui akan amal ibadahnya.
Model yang pertama ini adalah model riya'
terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi
saudaranya dan riyaa', dan keduanya merupakan
dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan
saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi
memamerkan amalan sholehnya
Kedua : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan
kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para
pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang
sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh
Allah dengan memberikan banyak karunia
kepadanya. Ketiga : Memuji gurunya dengan pujian setinggi
langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut,
karena ia adalah murid sang guru yang ia puji
setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang
berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan
terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, "Syaikh Fulan /
Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi
ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ ustadz- ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba
ilmunya tersebut selama sekian tahun…"
Keempat : Merendahkan diri tapi dalam rangka
untuk riyaa', agar dipuji bahwasanya ia adalah
seorang yang low profile. Inilah yang disebut
dengan "Merendahkan diri demi meninggikan mutu" Kelima : Menyatakan kegembiraan akan
keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang
yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang
yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi
dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya
keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah
Keenam : Ia menyebutkan bahwasanya orang-
orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah.
Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah
seorang wali Allah yang barang siapa yang
mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.
Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.
Ketujuh : Ia menunjukkan dan memamerkan
kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-
akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para
ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh
dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang
terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari
ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz
juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.
Kedelapan : Seseorang yang berpoligami lalu ia
memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia
sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4.
Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi
ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami
merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah
juga termasuk dalam riyaa'. Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk
riyaa' terselubung, semoga Allah melindungi kita
dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa'
terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh
orang terjerumus dalam riyaa' akan tetapi tujuan
kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri. Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah
dan taufiiq.
Dari Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu
Abdilmuhsin Firanda Andirja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar