12.09.2014

Kami Tidak Tolol


From: A.Syauqi Yahya 


Pertamina: Petral Sudah Sesuai Prosedur, Kami Tidak Tolol

Aries Setiawan, Harry Siswoyo

Sabtu, 6 Desember 2014, 13:29 WIB

VIVAnews - PT Pertamina (Persero) membantah keras tudingan Tim Reformasi Tata Kelola Migas tentang adanya dugaan aktivitas mafia migas di anak perusahaan mereka, Pertamina Trading Energy Ltd, Petral. Demikian kata Vice President Coorporatte and Communication PT Pertamina, Ali Mudakir, di Jakarta, Sabtu 6 Desember 2014.

Menurut Mudakir, tudingan itu tidak berdasar dan terkesan tak memahami bisnis migas secara keseluruhan.

"Petral hanya bisa membeli minyak dari NOC (National Oil Company), tidak boleh ke yang lain. Nah, apakah NOC kemudian membelinya melalui perantara, Pertamina dan Petral tak punya kewenangan mengatur itu. Lantas, apakah itu dasar yang kemudian menyebut di Petral ada mafia migas?" kata Mudakir.

Cara Dirut Pertamina Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Mudakir mengatakan, secara prinsip Pertamina sangat terbuka atas kritik dan masukan tentang pembenahan sistem tata kelola migas. Sebagai BUMN, pihaknya menyambut baik terbentuknya tim reformasi tersebut.

Meski demikian, ia mengingatkan, tim yang dipimpin Faisal Basri itu juga harus memahami dulu bagaimana sistem transaksi dan bisnis migas secara keseluruhan. Sehingga bisa memahami secara general apa yang menjadi aktivitas Pertamina.

"Jadi bukan langsung sebut ada mafia migas di Pertamina. Kami tidak setolol itu. Pertamina paham aturan dan sangat menghindari hal yang merugikan negara. Jadi kalau perlu data atau apa tentang Pertamina, kami siap bantu. Jangan langsung dilemparkan ke publik begitu saja seperti ini," ujar Mudakir.

Sebelumnya, dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya yang digelar di Warung Daun Cikini, perwakilan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Fahmy Radhi, sempat menyinggung dugaan mereka tentang gurita mafia migas di tubuh Petral.

Dalam diskusi itu, Fahmy menilai, bahwa Pertamina dan Petral telah memanfaatkan kewenangan impor minyak mereka tanpa sesuai aturan.

"Anak perusahaan Pertamina ini (Petral)  kan pemegang impor minyak jadi mereka memliki kendali pembelian yang besar. Namun faktanya, saat ini mereka justru menggunakan jasa trading (perantara) dalam transaksi. Ini kan munculkan pertanyaan, ada apa? Kesannya memperpanjang saluran," kata Fahmy. (ren)

©VIVA.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar