12.05.2014

Belajar Membaca


From: Anis Hariri 

http://www.satriasolder.com/belajar-membaca-i-ni-bu-di-i-ni-sa-fa-ri/


BELAJAR MEMBACA ( I – NI BU – DI , I – NI SA – FA –RI )

Kali ini saya mo share pengalaman saya belajar membaca. Kisahnya dimulai ketika saya masuk kelas 1 SD pada umur 7 tahun. Saat itu saya masih BUTA HURUF belum bisa membedakan huruf A dengan huruf B, angka 1 dengan angka 2 dsb.

Berkat ketekunan Ibu Guru dan semangat belajar yang tinggi, maka akhirnya setahun kemudian saya sudah terbebas dari buta huruf.
Kelas 2 SD saya lalui dengan sangat bergembira. Saya BISA MEMBACA… Saya baca apapun yang bisa saya baca. Buku pelajaran, majalah, komik, koran, bungkus makanan, dsb. Alhamdulillah.. saya pun bisa menjadi juara kelas dengan separuh pelajaran bernilai 10

Tunggu sebentar…. BACA KORAN? Yang bener aja…? Ah tentu saja saya Bohong. Baca koran tanpa mengerti isi berita yang saya baca sama saja dengan BELUM MEMBACA.

Kelas 3 SD sampai kelas 3 SMA saya lalui dengan belajar MEMBACA MAKNA. Sehingga pada akhirnya saya bisa berhasil membaca koran…
Ada permasalahan besar dalam hidup saya ketika belajar Bahasa Inggris. Seringkali saya tidak bisa MEMBACA ARTI kata2 bahasa Inggris. Sehingga sampai saat ini saya selalu menghindari membaca buku2 berbahasa Inggris (apalagi bahasa asing lainnya).

Hal ini sangat menyulitkan saya ketika menempuh kuliah di Elektro ITB. Kampus seakan tak mau tahu bahwa saya tidak bisa membaca teks berbahasa Inggris (Apalagi menulis, mendengar dan berbicara Bahasa Inggris). Jadilah nilai2 saya jeblok…

Eit, tunggu dulu… bukankah di kampus juga banyak buku terjemahan (berbahasa Indonesia)? Apakah nilai saya bagus? Ha.. ha.. ha.. jeblok juga. Saya masih ingat buku Medan Elektromagnetik karya William H. Hayt (kalo gak salah) warnanya merah berbahasa Indonesia. Dah tamat saya baca lebih dari 10 kali, tetep aja saya GAK NGERTI ILMUNYA… wal hasil urusan Elmag atau Medan Elmag alias Medan 1 ini harus saya ambil 5 kali. (pertama E, kedua E, ketiga D, keempat E, dan kelima C)

Beruntung, akhirnya bisa lulus juga. Padahal selain Medan 1 ada Medan 2 (Telkom) dan Antena & Propagasi yang isinya jauh lebih sulit lagi. Plus mata kuliah lain yang juga tak kalah mumetnya (Matek, RL, Elka Analog, Probstat, dsb)

Kesimpulannya saya lemah kalo harus membaca BAHASA ASING dan atau BAHASA TEKNIK.

Tahun 1999 saya bekerja di perusahaan Jepang (PT Noritake Indonesia di Purwakarta Jabar). Alangkah senangnya saya bekerja di situ karena ternyata Si Jepang juga sama2 gak lancar bahasa Inggris dan pekerjaan juga tak banyak menuntut bahasa teknik. Di Industri ternyata yang diperlukan adalah manajemen dan praktek teknik. (Dua item yang justru tidak ada di kampus)

Suatu hari Si Jepang meminjamkan saya 2 buah buku (5S dan Kaizen, berbahasa Indonesia). Isinya gampang banget dicerna. Saya sangat terkagum-kagum dengan manajemen industri Jepang yang diceritakan dalam buku itu. TIGA HARI saya baca tamat buku itu. Bahkan saya baca DUA KALI saking senangnya dengan buku itu. Tapi dua minggu kemudian barulah saya kembalikan buku itu. Pas sore2 sebelum pulang kerja.

Beginilah dialog antara saya dengan si Jepang saat itu: (Saya tulis dalam bahasa Indonesia saja karena baik saya maupun si Jepang ngomongnya pake BAHASA INGGRIS PLANET LAIN sehingga mungkin kawan2 akan kesulitan memahami maknanya )

Saya: Tuan Jepang, ini bukunya saya kembalikan. Saya sangat senaaaang sekali dapat ilmu baru dari buku ini. Saya suka banget dengan 2 buku ini. Suatu saat nanti saya akan membelinya untuk melengkapi koleksi buku2 favorit saya

Si Jepang : Safari, kamu sudah selesai membacanya?

Saya : yup, saya sangat suka membaca. Tiga hari saja dah saya tamat baca dua kali. Tapi maaf baru sempat saya kembalikan sekarang

Si Jepang: Terus…. apa materi dari buku itu yang sudah kamu terapkan untuk memperbaiki perusahaan ini?

Tersentak spontan saya menjawab: belum ada Tuan Jepang..!

Si Jepang membentak sambil membanting buku ke meja: Jadi buat apa kamu membuang waktu untuk membaca? Buat apa saya kehilangan uang untuk membeli buku ini? Buat apa saya menggaji kamu yang tidak bisa membuat maju perusahaan? (Bla.. Bla. Bla.. Bla..Bla..Bla.. HABISLAH SAYA)

Pulang kerja hari itu saya menangis. Merenungkan betapa bodohnya saya. Menghabiskan waktu 20 tahun untuk membaca, mencari ILMU tapi tidak memikirkan AMALnya. Setelah meminta maaf pada Si Jepang. Saya meminjam kembali kedua buku itu. Saya baca kembali kata demi kata. Setiap 1 bahasan selesai, maka saya berpikir APA dari bahasan tadi yang BISA saya AMALKAN di pabrik sehingga perusahaan menjadi lebih baik. Alhamdulillah dengan itu akhirnya beberapa bulan kemudian saya bisa menurunkan reject produk sebesar 6 persen!! (wah berapa milyar untung perusahaan ya..? dengan cukup menggaji saya 1,1 juta/bln dan traktir sy di restoran mahal setiap saya ada kemajuan)

Ingin rasanya mengulang kembali membaca semua buku yang pernah saya baca. Ketika membaca buku sejarah Nabi misalnya, saya akan berpikir AMALAN apa dari NABI yang bisa saya AMALKAN hari ini. Ketika membaca Qur'an, targetnya bukan lagi khatam atau hapal. Tapi AMAL apa yang bisa dilakukan setelah membaca surat tadi. Wah betapa indah rasanya hari-hari bila apa yang dibaca bisa kita amalkan. ketika baca Elmag? Mbuh Ora Weruh… ya sudahlah…(sambil banting buku kayak si Jepang)

Yang jelas bagi saya membaca buku bukan lagi sekedar membaca I – NI BU – DI… tapi harus bisa DIAMALKAN menjadi I – NI SA – FA – RI…

By |September 19th, 2014|Aneka Ria Safari|

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar