11.13.2013

Kado yang Terbungkus Rapi

Dari: "dewanto"

> Oleh Budi Maryono
>
> INI cerita yang mestinya kutulis September lalu. Menjelang tanggal 16 bulan itu, aku galau tingkat dewa 19! Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dua perempuan lekat dalam hidupku, Entik dan Tia, ulang tahun. Bedanya, tahun ini ada semacam dorongan yang begitu kuat dari dalam untuk memberikan kado istimewa, kado yang tak lekang-lapuk oleh panas-hujan dan waktu --terutama untuk Tia. Lebih-lebih tahun lalu, karena sesuatu dan lain hal, jangankan kado, ucapan selamat pun tak kuberikan padanya.
>
> Setelah berpikir, menimbang, dan mencari…  kado istimewa itu kutemukan juga. Sayang-disayang, ketika sangat dekat dengan hari-H, aku hanya bisa memandang. Tak bisa membawanya pulang kecuali dalam angan. Dalam ingatan. Dalam kepala yang tak pernah sepi dari tanda tanya (jiaaaah…. sudah mulai ketularan penyair).
>
> "Untunglah untung", Tia sedang menjalani masa awal kuliah di ISI Surakarta. Sangat awal hingga membuatnya tak mungkin pulang walau pada hari ulang tahun. Dua adiknya, terutama Gigih yang amat suka memperingati ulang tahun bareng-bareng malam hari, tak bosan bertanya, "Mbak Tia kok nggak pulang sih?" Entik menjawab, menerangkan, hingga keduanya paham. Tapi tetap saja sekian puluh menit kemudian Gigih bertanya lagi, "Mbak Tia itu, ulang tahun kok nggak pulang sih?"
>
> SENIN 16 September sore, aku lupa siapa yang memulai, Entik dan Tia yang sama-sama ulang tahun terlibat dalam percakapan seru melalui telepon. Saat itu, aku sedang di kamar, sendiri, "merenungi nasib" (bwahahahhaa….). Terdengar makin seru, kian ramai, karena hape berpindah tangan. Dari Entik ke Biru, lalu ke Gigih…. Semua mengucapkan ulang tahun untuk Tia sampai kemudian, hampir di ujung percakapan, kudengar Entik bertanya, "Mau bicara sama Bapak?"
>
> Aku deg-degan. Ya Allah, aku deg-degan! Tiba-tiba takut atau minimal khawatir Tia menjawab, "Nggak..." Kalaupun dia menjawab, "Oke, Bapak mana?", khawatir juga aku susah berkata-kata. Apalagi kemudian terbayang kado istimewa yang memang tetap berbentuk bayangan. 
>
> "Pak, nih, Tia mau bicara…" kata Entik sambil masuk kamar dan memberikan hapenya padaku. Sumprit-malimprit, telapak tanganku mendingin dan bergetar. 
>
> "Assalamu'alaikum, Nduk….."
> "Wa'alaikum salaaaanmmm…"
>
> "Wah, sedang ulang tahun ki mesti. Selamat ya…." Tuuuhhh, jadi aneh kan? Jelas tanggal 16, jelas September, jelas baru saja Tia bertelepon dengan ibu dan adik-adiknya, kok aku bilang "sedang ulang tahun ki mesti". 
>
> TIA tertawa. Banyak tertawa. Juga cerita. Banyak cerita. Nah, ini yang beda. Sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dia bertutur tentang opspek yang not bad, mata kuliah, jadwal, teman-teman baru, kos, dosen, kakak kelas yang bisa jadi seumuran karena Tia "nganggur" dua tahun, pun kemungkinan "beasiswa" dan peluang kerja ketika lulus empat tahun lagi nanti…..
>
> Aku pernah kuliah. Enam tahun tujuh bulan malah. Dan kapok! Sekarang pun, sesekali menjadi dosen terbang. Artinya, tak asing juga aku dengan "suasana kuliah" hari-hari ini. Tetapi mendengar anak sendiri, sulung, perempuan, berceloteh tentang kuliah tetaplah hal baru bagiku. Ada perasaan senang, bangga, dan syukur tak bertara. Tak habis-habis pula.
>
> Di antara obrolan itu, aku bertanya dengan suara yang kukira agak serak dan tersendat, "Mau kado dari Bapak?" Saat kudengar jawaban Tia dengan suara teramat manja, "Mau doooonggg…. Mana? Anter ke Solo ya!" Dada yang sudah sesak kian sesak dan runtuhlah pertahanan itu. Jebol sudah tanggul di pelupuk mata itu…. Buru-buru kuseka sebelumkonanganEntik, Biru, apalagi Gigih yang sangat-sangat mungkin spontan bilang seperti ini: "Eh, Mas Biru, Bapak nangis. Telepon aja bisa nangis. Sangar po rak, Mas?"
>
> "Enak aja," kataku kemudian pada Tia. "Pulang dan ambil sendiri to ya. Kado sudah Bapak siapkan, sudah terbungkus rapi…."
>
> "O ya?"
> "Iya… terbungkus rapi dalam pikiran."
>
> Tia tertawa.Ada nada paham di sana. Dan kukira dia memang paham.Teramat paham.
>
> http://siluetbulanluka.blogspot.com/2013/11/kado-yang-terbungkus-rapi.html
> --
> ~~~~~~~~~~~~~
> Blog : www.unclegoop.com
> FB & Twitter: unclegoop
>
> --
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar