11.20.2013

Australia Pantas Diberi Pelajaran


Dari: <syauqiyahya@gmail.com>

> Selasa, 19 November 2013 | 16:10 WIB
>
> Penyadapan, Anas: Australia Pantas Diberi Pelajaran  
>
> TEMPO.CO, Jakarta - Penyadapan Australia terhadap Indonesia menuai beragam pendapat. Anas Urbaningrum turut berkomentar melalui cuitnya di Twitter. Menurut dia, pemerintah Indonesia seharusnya bertindak tegas atas penyadapan tersebut. "Tetangga yang hobby usil layak diberikan pelajaran," tulis Anas dalam cuitnya pada Selasa, 19 November 2013.
>
> Anas mengatakan pemerintah Australia harus menjaga etika bertetangganya dengan Indonesia. Di sisi lain, dia berujar, Indonesia harus berani menentukan sikap atas penyadapan yang telah terjadi. Penentuan sikap, kata dia, dapat dilakukan dengan menarik perwakilan Indonesia di Australia dan mengembalikan perwakilan Australia ke negaranya sebagai langkah pertama.
>
> Menurut Anas, absennya keberanian Indonesia untuk menindak penyadapan akan membuat negara lain melakukan langkah yang sama terhadap Indonesia. "Jika keberanian dan rasa percaya diri sukar hadir, itu adalah undangan terbuka kepada tetangga dan siapa pun untuk usil berikutnya," kata Anas.
>
> Rangkaian cuit Anas tersebut merupakan respons dari Australia yang dikabarkan kembali menyadap sejumlah pejabat Indonesia, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 15 hari pada Agustus 2009. Informasi ini didasarkan laporan mantan intel Amerika Serikat, Edward Snowden, bahwa dalam United State National Security Agency tercatat intelijen Australia menyadap telepon SBY.
>
> Dokumen rahasia ini berasal dari Defense Signals Directorate atau sekarang disebut Australia Signals Directorate. Target pengintaian intelijen Australia juga termasuk tokoh lingkaran dekat Presiden, seperti Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Andi Mallarangeng, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Widodo Adi Sucipto, dan Sofyan Djalil.
>
> Pemerintah Indonesia bereaksi keras mengenai penyadapan ini dengan menarik pulang Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema. Penarikan itu dilakukan sebagai bentuk protes belum adanya penjelasan yang diberikan Australia atas kasus ini.
>
> LINDA HAIRANI
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> --
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar