1.26.2014

Tanah Retak di Magelang


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Tanah Retak di Magelang, Warga Diimbau Waspada
>
> Minggu, 26 Januari 2014 | 15:36 WIB
>
> MAGELANG, KOMPAS.com - Warga Dusun Kranjang Lor I dan II, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang diminta untuk mengungsi jika terjadi hujan selama tiga jam tanpa henti. Sebab hujan dengan intensitas tinggi dapat memicu bertambahnya keretakan tanah yang terjadi di daerah tersebut belakangan ini.
>
> Hal tersebut dikatakan Hiroshi Fukuoka, ahli tanah longsor dari Universitas Kyoto, Jepang, saat meninjau ke lokasi, Sabtu (25/1/2014). Peninjauan dilakukan bersama tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.
>
> Menurut Hiroshi, meski masih akan dilakukan penelitian lebih dalam terkait penyebab keretakan, pihaknya mengimbau kepada warga setempat untuk terus memantau tingkat keretakan. Utamanya tanah di puncak tebing.
>
> "Warga di sini perlu untuk membuat catatan grafik tingkat keretakan tanah. Khususnya tanah tebing, karena rawan longsor, bisa membahayakan warga," ujar Hiroshi didampingi anggota tim, Yoshitada Mito.
>
> Namun demikian, Hiroshi mengatakan warga tidak perlu khawatir jika tingkat keretakan masih stabil, meskipun tetap siaga. Dalam tinjauan itu, tim melakukan pengamatan di beberapa lokasi fenomena keretakan tanah seperti di jalan dan tembok-tembok rumah warga. Mereka terlihat serius dan teliti mengukur setiap keretakan yang ada menggunakan penggaris, kompas geologi dan kamera.
>
> Dwi Nurita, ahli longsor dan manajemen bencana UGM Yogyakarta menambahkan, warga memang perlu siaga jika keretakan tanah semakin melebar. Untuk mengetahuinya, kata Dwi, warga bisa menandai keretakan di dinding setiap hari.
>
> "Kalau ada kenaikan lebar retakan, misalnya dari 10 centimeter mendadak menjadi 11 centimeter atau 13 centimeter, maka sudah berbahaya. Maka warga harus segera melakukan evakuasi ke tempat yang aman," ujar Dwi.
>
> Dwi melanjutkan, warga juga perlu mencermati kemiringan bangunan rumah serta mengamati keretakan pada tanah. Musim penghujan ini, kata Dwi, dapat memicu keretakan yang lebih lebar. Apalagi tanah tebing di desa itu memiliki kontur berjenjang-jenjang.
>
> "Parahnya, tanah di atas tebing, juga dimanfaatkan penduduk untuk kolam yang tidak kedap air. Akibatnya tanah gembur, ada resapan air, dan tanah masih aktif gerak lantas membuat rekahan. Maka, untuk penanggulangan, perlu dibuat drainase yang kedap air," urai Dwi.
>
> Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir warga di Dusun Kranjang Lor I dan Kranjang Lor II, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman diresahkan dengan fenomena keretakan tanah. Keretakan terjadi di beberapa bagian yang setiap waktu bertambah lebar dan panjang. Tanah merekah menjalar dari utara ke selatan dengan lebar keretakan 20 centimeter hingga 1 meter. Sementara panjang retakan mencapai 200 meter. Akibatnya tidak kurang 198 rumah di dua desa itu terancam roboh karena dinding rumah juga ikut retak.
>
> Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana
> Editor: Farid Assifa
>
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar