1.23.2014

Banjir

> Prof. Fahmi Amhar: Hubungan Banjir & Dosa
>
> Sahabat Voa Islam,
>
> Apa hubungan antara banjir dan dosa kepemimpinan DKI ?
> Apakah karena gubernurnya bukan dari parpol Islam dan bernama Jokowi?
> Ataukah karena wagubnya Cina non muslim otomatis Ciliwung jadi tinggi?
> Ataukah karena mereka membuat pesta rakyat ketika tahun berganti?
>
> Tentu tidak lah ya ...
> Andaikata soal parpol, banyak koq kota-kota tanpa bencana ...
> Tak cuma soal parpol, bahkan konon mereka tidak beragama ...
> Di sana tak cuma tahun barunan, bahkan judi dan zina itu biasa ...
> misalnya di beberapa bagian eropa, russia dan cina.
>
> Bila umat Nabi Nuh durhaka dibalas air bah, itu memang iya.
> Bila kaum Nabi Sholeh durhaka dibalas gempa, itu memang iya.
> Bila bangsa Nabi Luth durhaka dibalas petir menggila, itu memang iya.
> Tetapi umat Nabi Muhammad telah diberi tangguh, hingga akhir masa.
>
> Karena itu mari kita belajar cerdas bersama-sama.
> Benar ada dosa-dosa kepemimpinan di mana-mana.
> Tetapi banyak dosa yang tidak begitu sederhana.
> Dosa-dosa yang perlu ulil-albab untuk menjelaskannya.
>
> Dosa itu menyelinap di dalam sistem, birokrasi dan budaya kita.
> Budaya mengukur segalanya dari harta dan kuasa,
> tanpa peduli halal dan haram sehingga tata ruangpun dilanggarnya,
> baik oleh orang-orang kecil maupun oleh mereka yang berkuasa.
>
> Birokrasi menciptakan aparat defensif yang cuma cari muka.
> Mereka yang tak kompeten, abai terhadap tugas-tugasnya,
> tetap saja naik, karena dekat dengan yang sakti tandatangannya.
> Akibatnya ratusan setu dan embung di Bogor lenyap tak bersisa.
> Akibatnya kampung kumuh di pinggir sungai dibiarkan menggila.
> Akibatnya tanggul, pintu air dan pompa tak terawat jadinya.
> Sementara mereka yang cerdas, proaktif tetapi juga kritis suaranya,
> diasingkan di sudut-sudut sepi, agar pelan-pelan mati merana.
>
> Sistem demokrasi menyerahkan aturan pada pendapat siapa saja,
> yang mendapat mandat cukup dengan visi cukup lima tahun belaka.
> Padahal tak ada perubahan mendasar selesai seketika.
> Dari usaha yang biasa-biasa saja, tak akan muncul hasil istimewa.
> Sedangkan apa saja yang untuk rakyat seharusnya,
> diserahkan pada mekanisme pasar, dengan tangan-tangan gaibnya.
>
> Akhirnya hutan-hutanpun digunduli, karena pasar menginginkannya.
> Akhirnya rawa-rawapun diurug, karena ada investasi pengusaha.
> Akhirnya di mana-mana beton dan aspal, menutupi segalanya,
> juga lumpur dan sampah mendangkalkan sungai, menghalangi alirannya.
> Akhirnya air sulit mengalir atau meresap, lalu banjir kemana-mana.
>
> Banjir sebenarnya secara teknis amatlah sederhana.
> Hujan dan limpahan di suatu tempat, tidak diserap atau dibuangnya.
> Jadi amat mudah juga bila persoalannya teknis belaka.
> Alihkan hujan ke tengah laut yang tidak berbahaya.
> Perbanyak hutan, taman dan sumur resapan di kota-kota.
> Perdalam dan perluas seluruh kanal pembawa air ke samudra.
> Bila perlu tambah dengan tanggul, pintu air dan pompa-pompa.
>
> Namun jika masalahnya ada di sistem, birokrasi dan budaya,
> maka solusi teknis itu tidak akan bertahan lama.
> Kita perlu reformasi birokrasi, dan transformasi budaya,
> bahkan mungkin kita perlu membongkar sistem yang lama,
> untuk kita ganti dengan sistem yang baru sama sekali paradigmanya,
> yaitu sistem dengan aqidah Islam dan syariahnya yang sempurna.
>
> Ini bukan sekedar sistem tentang ibadah dan tatacaranya.
> Tetapi ini tentang bagaimana manusia memandang alam sekitarnya.
> Tentang apakah boleh mengkomersilkan hutan dan rawa-rawa.
> Juga tentang bagaimana mengatur pemukiman kaum tak berpunya.
>
> Subhanallah, bila para pemimpin itu menerapkannya,
> sistem yang begitu sempurna itu pasti memberikan berkahnya,
> sehingga tak perlu ada banjir kronis yang tiap tahun melanda,
> tak perlu negara dan masyarakat rugi puluhan trilyun rupiahnya,
> dan kita akan berhemat dari mencaci dan mencela,
> juga doa kita tidak akan sia-sia.
>  
> Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar
> Badan Informasi Geospasial (BIG)
> Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46  Cibinong - INDONESIA
> telp. +62 21 8790 6041   fax: +62 21 8790 6041
> mobile. +62 816 1403109
>
> e-mail: famhar@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar