1.24.2014

Demi Gus Dur


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> KAMIS, 23 JANUARI 2014 | 17:35 WIB
>
> Demi Gus Dur, Jaya Suprana Pilih 'Masuk Neraka'
>
> TEMPO/Arif Fadillah
>
> TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Jaya Suprana melontarkan guyonan satire tentang kehidupan setelah mati. Pria yang akan merayakan ulang tahunnya ke-65 pada empat hari lagi ini menganggap lucu agamanya. Katanya, ada postulat bahwa surga adalah hak monopoli umat Kristen. Maka jika ingin masuk surga, ikutlah agama kami. Jaya lalu bertanya kepada pendetanya.
>
> "Saat Presiden Abdurrahman Wahid wafat, apakah ia masuk surga?" kata dia retoris saat diskusi "Pluralisme dan Demokrasi" di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kamis, 23 Januari 2014. Lantaran bukan Nasrani, maka pendeta menjamin Gus Dur, begitu Abdurrahman Wahid kerap disapa, tak akan masuk surga.
>
> Jaya lalu memutuskan jika mati nanti ingin masuk neraka saja. "Daripada masuk surga ketemunya pendeta melulu, mending saya masuk neraka tetapi bisa tertawa bersama Gus Dur," kata dia disambut riuh rendah peserta diskusi. Bagi dia, Gus Dur adalah tokoh pluralisme yang konsisten membela mereka yang diserang khususnya dengan dalih agama. "Misalnya redaktur Monitor, Arswendo Atmowiloto dan pedangdut Inul Daratista."
>
> Dosen Universitas Driyarkara, Mudji Sutrisno, mengatakan bahwa pluralisme yang dihayati Gus Dur adalah para manusia biasa saja yang agamanya berbeda. "Namun, kita semua harus tetap bisa merayakan kemenangan bersama-sama," kata dia. Maksudnya, ia mengharap manusia bisa menghormati keimanan dan religiusitas masing-masing.
>
> Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md., menimpali bahwa pluralisme bisa dilukiskan sebagai rumah dengan banyak kamar. Saat penghuninya berada di kamar masing-masing, yang lain harus saling menghormati. Maka terserah, mereka mau mengenakan baju warna apa saat di ruangan privatnya itu. "Namun saat berkumpul di ruang tamu, semuanya harus tunduk pada atauran bersama."
>
> MUHAMMAD MUHYIDDIN
>
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar