1.21.2014

Ikut teriak hidup juga !


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> Saat Pesona Joget Dangdut Mengalahkan Orasi Politik
>
> Idham Khalid,Ropesta Sitorus - detikNews
> Jakarta - Agus Salim (23 tahun), tak akan melupakan kenangan itu. Impian warga Kabupaten Rokan Hilir, Riau itu untuk bisa menyaksikan secara langsung penampilan seorang artis Ibu Kota telah kesampaian.
>
> Pada pertengahan 2011 lalu, seorang calon bupati Rokan Hilir menghadirkan raja dangdut Rhoma Irama saat kampanye. Bagi orang daerah seperti Agus, kesempatan menyaksikan artis dangdut Ibu Kota merupakan hal yang langka.
>
> Alasan tersebutlah yang memotivasinya untuk mendatangi dan menghadiri sebuah acara kampanye. "Yang diundang (kampanye) Rhoma Irama, terus nontonnya gratis, ya saya datanglah," kata Agus kepada detikcom, Senin (20/1) kemarin.
>
> Kampanye politik dan musik dangdut seperti kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Selalu tak pernah absen saat perhelatan kampanye. Baik kampanye partai untuk pemilihan presiden, anggota legislatif, gubernur, atau bupati.
>
> Dangdut bak senjata ampuh menarik massa agar mau mendatangi arena kampanye. Biasanya, beberapa artis ataupun penyanyi dangdut menghibur orang yang hadir sebelum sang politisi berorasi. Acap kali, fakta di lapangan, informasi politik tidak tersampaikan dengan baik. Orang justru lebih menikmati dan mengingat tentang artisnya.
>
> Fakta ini diakui oleh Agus. Pria yang kini bekerja di Jakarta itu mengaku kehadirannya ke arena kampanye bukan untuk mendukung partai atau pasangan calon bupati dan wakilnya. Melainkan sekadar melihat dan menonton konser dangdutnya.
>
> "Waktu calonnya ngomong ya cuma dengar sambil lewat aja, orang teriak hidup kita ikut teriak hidup," kata Agus
>
> Pada saat calon lain kampanye dan mengundang artis Ibu Kota lainnya, Agus juga ikut hadir. Kebetulan hari berikutnya ada calon bupati yang mendatangkan Cici Paramida dan sejumlah artis dangdut jebolan sebuah acara televisi swasta.
>
> "Waktu ada konser dangdut lagi dari pasangan calon yang lain, kami ya ikut juga datang ke kampanye. Ikut teriak hidup juga
>
> ," kata dia sambil tertawa.
>
> Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana memperkirakan pada musim kampanye tahun ini masih banyak yang memanfaatkan artis dangdut. "Mungkin penggunanya cenderung menurun, tapi masih banyak," kata Ari kepada detikcom, Senin (20/1) kemarin.
>
> Padahal menurut dia, penggunaan artis dangdut saat kampanye tidak efektif lagi. Pada saat itu massa yang datang ke arena kampanye politik lebih karena faktor dangdut atau artis yang sedang manggung.
>
> Massa yang berkumpul umumnya datang karena dimobilisasi, bukan karena memberikan dukungan atau satu platform dengan partai. Alih alih jenuh pada politisi dan partai, kecenderungan masyarakat menganggap kampanye terbuka suatu partai hanya untuk ajang mencari hiburan.
>
> "Itu untuk pesta dan hiburan saja. Kalau datang kan dikasih uang bensin, nonton artis tapi esensi kampanyenya tidak pernah tersampaikan," kata Ari.
>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar