11.29.2014

"udang" ?


From: A.Syauqi Yahya 


Sabtu, 29/11/2014 15:55 WIB

Golkar Pecah

'Udang' di Balik Maju Mundur Munas Golkar
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

FOKUS BERITA
Golkar Pecah!
Jakarta - Partai Golkar pecah gara-gara Munas dipercepat secara pihak oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie. Di kubu seberang, Agung Laksono cs membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar untuk menghadang kekuatan Ical. Ada kepentingan terselubung di balik tarik ulur waktu pelaksanaan Munas Golkar.

Maju mundur waktu Munas Golkar sebenarnya sudah jadi isu panas di internal Golkar pasca kekalahan beringin di Pileg dan berlanjut ke Pilpres. Tarik-menarik kepentingan mempercepat Munas Golkar semakin santer setelah Golkar yang masuk Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta gagal memenangkan Pilpres.

Saat itu sejumlah elite Golkar yang saat ini membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar mulai menghembuskan wacana evaluasi kepemimpinan Ical. Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar, Agung Laksono, saat itu langsung mengucapkan selamat ke Jokowi-JK dan membuka peluang Golkar masuk Koalisi Indonesia Hebat.

Waktu itu Golkar sudah mulai terbelah menjadi dua kubu, pro KMP dan pro KIH. Pada akhirnya Ical menegaskan Golkar tetap bertahan di KMP dan memecat 3 kader muda pro Jokowi-JK yakni Nusron Wahid, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Poempida Hidayatulloh.

Sementara itu 7 orang calon ketua umum Golkar yang kerap disebut '7 samurai' mulai sering bertemu untuk menyatukan kekuatan. Namun pada akhirnya usaha menarik ke KIH kandas, sampai dengan Kabinet Kerja Jokowi-JK tak satupun kader Golkar masuk di daftar menteri pembantu presiden.

Namun 7 caketum Golkar yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Airlangga H, dan MS Hidayat terus melakukan konsolidasi. Ical pun mulai berpikir mempercepat Munas Golkar, akhirnya rapat pleno DPP Golkar menetapkan Munas digelar Januari 2015.

7 caketum Golkar pun terus mempersiapkan diri. Mereka dibuat kaget ketika Rapimnas Yogyakarta mengubah keputusan pleno dengan menjadwalkan Munas pada 30 November di Bali. Bahkan hasil Rapimnas itu kemudian diperkuat dengan rapat pleno yang diketok palu sepihak oleh Waketum Theo L Sambuaga.

Akhirnya pleno yang sempat diawali bentrok massa AMPG di Kantor DPP Golkar ini berakhir ricuh. Agung Laksono cs mengumumkan pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar. Presidium yang menonaktifkan Ical dan Sekjen Golkar Idrus Marham kemudian menjadwalkan Munas pada Januari 2015.

Bagi elite Golkar pro Ical, sikap presidium ini aneh lantaran dulu meminta Munas dipercepat namun saat dipercepat pada tahun 2014 seperti yang mereka harapkan dulu ternyata malah jadi polemik. Mungkin saja saat itu masih banya yang berharap kursi menteri di kabinet Jokowi-JK.

"Itu anehnya, dulu sebelum kabinet diumumkan mereka minta dipercepat tahun 2014. Mereka bilang DPP ilegal, DPP demisioner kalau Munas terlambat. Nah sekarang sudah dieprcepat malah protes. Padahal kita sebenarnya sudah terlambat," kata Sekretaris OC Munas Golkar, Bambang Soesatyo, kepada detikcom, Sabtu (29/11/2014).

Kala itu isu santer tangan Jusuf Kalla sudah mulai masuk untuk menarik Golkar ke KIH. Memang Golkar sudah mulai menjadi 'ring tinju' pertarungan KMP dan KIH sejak kekalahan di Pileg plus gagal mengusung capres dan gong-nya adalah kegagalan Prabowo-Hatta di Pilpres.

Golkar memang tak punya sejarah menjadi oposisi. Selama ini Golkar selalu berada di dalam pemerintahan. Sejumlah elite Golkar pun sempat menjajal keberuntungan untuk masuk kabinet kerja. Belakangan politikus Golkar Nusron Wahid yang kemarin dilantik menjadi kepala BNP2TKI adalah orang 'Golkar Perjuangan' pertama yang masuk pemerintahan Jokowi-JK.

Seiring berjalan waktu Presidium Penyelamat Partai Golkar juga mulai rontok satu demi satu. Kini tinggal '4 sekawan' Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang K, dan Zainuddin Amali yang berada di presidium. Konon mereka disokong Jusuf Kalla dan Surya Paloh untuk mengambil alih Golkar.

Memang isu santer ada tangan JK bahkan Ketum NasDem Surya Paloh yang terus berupaya menarik Golkar ke KIH. Kedua orang tersebut tak lain adalah politikus senior Golkar yang sukses di tempat lain, JK jadi wapres lagi dan Paloh kini berada di pucuk pimpinan Partai NasDem

Kembali ke empat sekawan, mereka menyebut percepatan Munas pada November melanggar AD/ART lantaran Rapimnas sudah menyepakati Januari 2015. Mereka juga merasa terganjal lantaran pendeknya waktu persiapan. Tak mudah mengumpulkan dukungan dan logistik untuk menghadapi ketum incumbent. Apalagi ada isu santer Ical sengaja mempercepat Munas agar bisa lekas menang secara aklamasi, isu ini menjadi momok tersendiri bagi para caketum lainnya.

Situasi semakin panas lantaran Ical terus mengumpulkan dukungan plus menunjuk Nurdin Halid menjadi Ketua SC Munas Golkar. Nurdin dituding sebagai ketua tim sukses Ical di Munas. Semakin dibantah, isu ini semakin menjadi-jadi.

Tak mau perpecahan Golkar semakin parah menjelang Munas, Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung mengajak Ical dan Agung Laksono cs untuk berunding guna menjajak islah. Dii tengah wacana islah, empat caketum kontra Ical tersebut mengamini harapan rekonsiliasi, namun juga telah mengirim surat penonaktifan Ical dan Idrus Marham ke kemenkum HAM. Sementara DPP Golkar yang sepakat dengan ajakan rekonsiliasi pun tetap tak mau menunda Munas. Semua persiapan sudah dilakukan untuk memilih ketum baru pada Rabu mendatang. Kedua pihak seolah tak mau mengalah.

"Mau islah atau enggak Munas tetap jalan. Munas harus memilih ketua umum dong, kita sudah keluar biaya, energi, dan lainnya jadi tetap harus memilih ketua umum," kata Bambang Soesatyo.

Kalau Presidium didukung JK dan tangan halus Surya Paloh dan lainnya, DPP Golkar memang tak sendirian, ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan jajaran parpol anggota KMP yang siap membantu Ical mengamankan posisinya. Tak bisa dipungkiri Munas Golkar kini benar-benar jadi ajang pertarungan KMP vs KIH. Kepergian Golkar ke KIH diprediksi banyak pihak bakal memperkuat pemerintahan Jokowi sekaligus menghancurkan bangunan KMP.

Lalu seperti apa ujung tarik ulur Munas Golkar yang juga 'ring tinju' KMP vs KIH ini?

--
--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar