Teka teki gorila albino bernama Snowflakes yang hidup di Kebun Binatang 
Barcelona selama 40 tahun dan mati pada tahun 2003 akhirnya terungkap. 
Studi genetik mengungkap bahwa gorila tersebut adalah hasil inses.
Hingga kini, Snowflakes diketahui merupakan satu-satunya gorila albino di 
dunia. Gorila ini ditangkap oleh seorang warga desa di Equatorial Guinea 
pada tahun 1966 sebelum dibawa ke kebun binatang.
Gejala yang dialami Snowflake disebut albinisme, disebabkan oleh 
kekuarangan tirosinase, enzim yang berperan untuk pembentukan pigmen 
melanin. Kekurangan melanin disebut albinoid sementara kondisi di mana 
melanin sama sekali absen disebut albino.
Albino juga ditemui pada manusia. Absennya pigmen membuat manusia atau 
hewan lebih rentan pada radiasi dan kanker kulit. Snowflake sendiri mati 
sepuluh tahun lalu karena menderita kanker kulit.
Sebelum mati, para ahli sempat mengambil sampel darah Snowflake. Darah 
kemudian dibekukan. Setelah sembilan tahun, tahun 2012, ilmuwan akhirnya 
berhasil melakukan analisis DNA untuk menguak sebab albinisme pada gorila itu.
Tim peneliti yang yang dipimpin oleh Tomas Marques-Bonet dari University of 
Pompeu Fabra di Spanyol membandingkan DNA Snowflake dengan DNA gorila lain. 
Dari sana, diketahui bahwa albinisme pada Snowflake diakibatkan oleh gen 
bernama SLC45A2.
Gen albinisme diturunkan dari induk Snowflake. Dalam penelitian lebih 
lanjut, ilmuwan mengetahui bahwa gorila itu adalah produk inses. Bapak dan 
ibu Snowflake berbagi 2 persen DNA, kemungkinan merupakan paman dan keponakan.
•
•
Sent with AquaMail for Android
https://www.mobisystems.com/aqua-mail

Tidak ada komentar:
Posting Komentar