3.10.2015

Oh....ternyata...hmm...tak kiro....ngg....nganu jee....


From: A.Syauqi Yahya


Minggu, 08/03/2015 18:11 WIB

Megawati: Saya yang Bicara ke Presiden Tolak Grasi Terpidana Narkoba

http://m.detik.com/news/read/2015/03/08/181107/2852832/10/megawati-saya-yang-bicara-ke-presiden-tolak-grasi-terpidana-narkoba

Elza Astari Retaduari - detikNews

Jakarta - Polemik hukuman mati bagi gembong narkoba terus bergulir, terutama dengan adanya penolakan dari negara-negara yang warganya akan segera dieksekusi. Ternyata sikap tegas dari Presiden Joko Widodo tak terlepas dari masukan dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya bicara dengan Pak Presiden untuk masalah mereka yang terhukum masalah narkotik, yang menjual dan sudah dihukum mati, jangan dikasih grasi karena ini adalah hak hukum Indonesia," ujar Mega dalam Pidatonya yang bertajuk 'Tahun Penentuan Bagi Perempuan Indonesia' dalam peringatan Hari Perempuan Internasional di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Minggu (8/3/2015).

Hal tersebut dikarenakan Mega merasa prihatin karena maraknya kasus narkotika yang berujung pada penyebaran HIV/AIDS. Dampaknya disebut Mega juga menggerogoti para ibu rumah tangga yang pada dasarnya tidak terlibat pada permasalahan itu.

"Ibu-ibu rumah tangga yang baik dan tidak neko-neko terkena, lalu menular ke anak-anaknya. Gimana lalu generasi bangsa kita? Kenapa mereka yang jadi korban nggak pernah dikedepankan?" kata putra Proklamator Soekarno itu.

Mega mengaku sedih karena dampak narkoba dan HIV/AIDS menyebabkan keharmonisan keluarga rusak. Ia menyatakan menemukan hal-hal itu langsung dari lapangan dan merasa miris.

"Berapa banyak keluarga yang rusak karena narkotika, HIV/AIDS. Banyak ibu yang malu anaknya kena narkotika, kena AIDS dibuang, tidak mau tahu lagi. Saya pikir di mana hubungan darah itu ya, membuang darah dagingnya sendiri," tutur Mega.

Ia pun lantas mengingatkan bahwa HIV/AIDS belum ada obatnya. Untuk itu diperlukan usaha dan peran dari ibu-ibu untuk melakukan sosialisasi pencegahan narkotika yang akan berdampak pada penyebaran HIV/AIDS.

"Saya ingatkan, HIV/AIDS belum ada obatnya makanya harus dilakukan sosialisasi untuk pencegahan oleh semua lini. Termasuk oleh ibu-ibu, kalau bukan kaum perempuan siapa lagi? Saya bilang ibu-ibu, HIV/AIDS ini kayak coca cola, di mana saja, kapan saja, siapa saja," tukasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah menteri perempuan dalam Kabinet Kerja. Yakni Menkes Nila Moeloek, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menlu Retno Marsudi, Mensos Khofifah Indar Parawansa serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sang first lady, Iriana Jokowi yang direncanakan hadir tak nampak dalam gelaran tersebut karena mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke Aceh.

(ear/kha)

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar