11.08.2019

Jogja yang ramah

Jogja yang ramah


Suatu malam motorku mogok di jalan dekat hutan buatan fakultas kehutanan.
Terpaksa aku membongkar busi. Dengan menggunakan obeng dan kunci busi
kucopot busi dari tempatnya lalu membersihkannya dengan amplas yang
tersimpan di bawah jok motor. Tidak lupa ujung kepala busi ditiup biar
semua kotoran yang menempel terbang. Setelah yakin busi bersih segera
kumasukkan lagi busi ke dalam tempatnya dan tidak lupa disambungkan dengan
kabel perlistrikan motor. Saat kunyalakan kontak dan kutekan tombol starter
ternyata busi tetap tidak menyala. Sedikitpun tidak ada bunga api yang
terpercik saat tombol starter ditekan. Waduh pasti mati nih busi. Alamat
bakal dorong sampai kostku di Kentungan. Terbayang betapa melelahkannya
berjalan dari dekat lampu bangjo kehutanan sampai ke Kentungan melewati
lampu merah Kentungan, apotik Kentungan dan masih masuk lagi ke dalam
kampung. Yah kalau dihitung-hitung mungkin lebih dari 2,5 km jarak yang
akan kutempuh dengan berjalan kaki sambil mendorong motor. Pasti sangat
melelahkan dan bakal gemobyos keringat. Saat sedang membayangkan perjalanan
yang tidak menyenangkan itu tiba-tiba seseorang menegurku dari belakang.


"Motornya kenapa, Mas?" ucap satu suara cempreng laki-laki di belakangku.


Spontan aku menoleh dan agak terkejut karena orang itu seperti makbedunduk
ada di belakangku. Suasana saat itu gelap dan sepi. Meskipun di dekat situ
ada pos polisi di pojokan lampu bangjo tetap saja ada rasa khawatir.
Khawatir kalau-kalau orang yang ada di depanku berniat kurang baik. Tapi
segera kutepis pikiran buruk itu.


"Nganu, Mas. Ini motor tiba-tiba mogok. Busi sudah dibersihkan tapi tetap
nggak mau hidup," jawabku.


"Boleh saya bantu, Mas?" ucap laki-laki itu.


"Boleh banget. Terima kasih. Maaf ngrepotin," ucapku berbasa-basi.


Laki-laki itu membungkuk dan berjongkok di samping motorku. Beberapa kali
dia mengetuk-ngetukkan busi ke aspal dan meniup ujung busi. Dipasangnya
busi di tempatnya yang tersambung ke listrik motor. Ditekannya tombol
starter di stang bagian kanan. Lagi-lagi busi itu tak menampakkan
tanda-tanda kehidupan.


"Sebentar ya Mas, saya mengambil kain dulu," ucap laki-laki itu.


Kulihat laki-laki itu berjalan ke sebuah warung tenda pecel lele yang ada
di pinggir jalan di dekat situ. Tak lama kemudian laki-laki itu datang lagi
sambil membawa sehelai kain kumal. Mungkin kain lap. Laki-laki itu duduk
berjongkok dan membersihkan lobang tempat busi dengan menggunakan kain lap
dan sebatang obeng. Sesekali dia menginjak pedal starter dengan kain lap
masih berada di lubang tempat busi. Terdengar bunyi khas dari lubang busi
saat pedal starter diinjaknya. Gluk..gluk...gluk...gluk.


"Tempat businya basah penuh bensin," ucap laki-laki itu sambil memegang
kain yang dipakai untuk membersihkan lobang tempat busi.


Tempat sambungan busi dengan kabel juga dibersihkannya.


"Tempat sambungan businya sudah rusak. Harus ganti, Mas," ucap laki-laki itu.


Laki-laki itu memasukkan ujung busi ke tempat sambungan kabel dan
memasukkan kepala busi ke dalam lobang tempat busi di blok mesin.
Ditekannya tombol starter. Bunyi mesinpun terdengar. Mesin motor sudah menyala.


"Ini bisa hidup, Mas. Tapi sebaiknya kabel sambungan busi diganti baru biar
nggak mati lagi," ucap laki-laki itu.


Laki-laki itu mematikan kontak motor lalu menghidupkannya lagi. Mesin
menyala lagi berarti tak ada masalah kalau dibawa pulang sampai Kentungan.


"Terima kasih banyak, Mas," ucapku sambil menyalami orang itu.


Kuselipkan selembar sepuluh ribuan sebagai tanda terima kasih atas bantuannya.


"Wah apa ini? Nggak usah Mas. Saya niatnya membantu. Tapi kalau sampeyan
berkenan, datang aja ke warung pecel lele itu. Kalau sampeyan haus saya
bikinkan es teh atau es jeruk," ucapnya dengan senyum mengembang.


Akupun segera masuk ke warung tenda itu dan membeli segelas es jeruk yang
dihidangkan laki-laki itu.


Kejadian itu sudah lama berlalu. Mungkin sekitar tahun 1999. Entah sekarang
seperti apa Jogja. Semoga tidak berubah, masih tetap ramah seperti dulu.


*****

Sent with AquaMail for Android
https://www.mobisystems.com/aqua-mail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar