1.30.2015

Loyalitas Parpol Berakhir Ketika Loyalitas ke Negara Dimulai


From: A.Syauqi Yahya 


Quote

Tentu akan ada risiko yang menghadang Jokowi, apapun keputusan akhirnya. Namun memang Jokowi harus berani mengambil risiko.

"‎Pemimpin itu punya kekuasaan dan kewenangan, tapi di sisi lain seperti dua sisi mata uang, ada tanggung jawab dan risiko. ‎Silakan pilih. Kalau dilantik berarti ada risiko, kalau tidak dilantik ya ada risikonya juga," tutur Fadli.

Unquote

Rabu, 28/01/2015 18:52 WIB

Fadli Zon Ingatkan Jokowi: Loyalitas Parpol Berakhir Ketika Loyalitas ke Negara Dimulai

http://m.detik.com/news/read/2015/01/28/185213/2816960/10/fadli-zon-ingatkan-jokowi-loyalitas-parpol-berakhir-ketika-loyalitas-ke-negara-dimulai

Danu Damarjati - detikNews

FOKUS BERITA
100 Hari Jokowi

Jakarta - Konflik KPK versus Polri menjadi ujung problematis‎ dari keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Banyak pihak menyoroti keputusan itu tak murni datang dari lubuk hati Jokowi, melainkan hasil tekanan Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon memandang Jokowi harus bisa melepaskan tekanan-tekanan dari elite parpol yang mendukungnya menjadi presiden itu.‎ Jokowi harus mengakhiri kepentingan partai politik dan memulai ketegasannya hanya berdasarkan kepentingan utama, negara.

"Seharusnya seperti juga sering dikampanyekan, loyalitas kepada‎ parpol berakhir ketika loyalitas kepada negara dimulai. Presiden loyalitasnya kepada kepentingan bangsa dan negara, sehingga cara berpikirnya bukan kepentingan partai, apalagi lebih mementingkan kepentingan partai," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/1/2015).

‎Fadli melihat keputusan Jokowi tak murni datang dari Jokowi sendiri. Padahal seorang Presiden dituntut untuk menggunakan hak prerogatifnya secara independen berdasarkan kepentingan yang lebih luas, yakni kepentingan rakyat.

"‎Saya masih melihat bahwa banyak keputusan presiden itu keputusan titipan, yang mungkin Presiden tidak bisa independen untuk mengambil keputusan itu," tutur Fadli.

Jangan sampai keputusan-keputusan Panglima Tertinggi Republik Indonesia‎ itu malah berakibat buruk bagi jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks permasalahan Budi Gunawan, Jokowi harus berani mengambil keputusan terbaik, apakah membatalkan pencalonan atau meneruskan.

Tentu akan ada risiko yang menghadang Jokowi, apapun keputusan akhirnya. Namun memang Jokowi harus berani mengambil risiko.

"‎Pemimpin itu punya kekuasaan dan kewenangan, tapi di sisi lain seperti dua sisi mata uang, ada tanggung jawab dan risiko. ‎Silakan pilih. Kalau dilantik berarti ada risiko, kalau tidak dilantik ya ada risikonya juga," tutur Fadli.

(dnu/fdn)

--
--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar