1.01.2015

keris penangsang




Saya tiba tiba teringat, beberapa bulan lalu pernah posting tentang hal ini ketika ada rame rame soal tata cara memakai keris dalam adat Jawa. 
Dan juga riwayat asal muasal usus ususan yg ada sebagai hiasan keris.

JOKO TINGKIR vs ARYA PENANGSANG

Djoko tingkir adalah menantu sultan Trenggana. Ia putra ki Ageng Seto, tokoh terkemuka masyarakat kerajaan Demak. Menginjak usia remaja mas Karebet atau djoko tingkirdiambil sebagai anak angkat oleh seorang janda di desa tingkir. Sejak itulah mas karebet terkenal dg sebutan; DJOKO TINGKIR.

Sebagai putra tokoh masyarakat , djoko tingkir mendapat pendidikan yg cukup. Didalam menuntut ilmu ia telah berpindah-pindah dari perguruan tinggi yang satu ke perguruan tinggi yg lain. Terakhir ia berguru kepada sunan Kudus bersama-sama dg Arya penangsang. Berbagai ilmu telah dikuasainya, baik ilmu politik pemerintahan, hukum kemasyarakatan maupun ilmu bela diri dan kesaktian. Penguasaan ilmunya bahkan telah sampai ke level yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia sangat terkenal diseantero Demak. Namaya menjadi buah bibir di mana-mana. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, maka dengan mudah Djoko tingkir diterima sebagai prajurit elit kerajaan Demak. Sampai akhirnya ia menikahi putri sultan Trenggana .

Sementara itu situasi politik di kerajaan Demak semakin meruncing dan tambah memenas sejak meninggalnya sultan Trenggana. Muncul suara pencalonan disana-sini, siapa yg seharusnya menduduki kursi mahkota kerajaan. Selain sunan Prawoto yang telah dibunuh Arya penangsang, kandidat terkuat adalah djoko tingkir. Dengan dukungan penuh dari sunan kali jogo, akhirnya Djoko tingkir menjadi raja kerajaan Demak selanjutnya bergelar sultan Hadiwijaya. Hal ini membuat Arya penangsang semakin murka. Dan merencanakan pembunuhan terhadap saudara seperguruaanya itu.

Sebagai langkah pertama , Arya penangsang menyuruh dua utusan abdi kepercayaannya membunuh sultan Hadiwijaya dengan cara menusuknya dg keris setan kober. Pada malam hari yg sunyi dan gelap gulita, dua utusan itupun memasuki istana kerajaan Demak. Dengan aji-aji sirep begananda , seluruh isi istana kerajaan tertidur nyenyak bagai orang mati. Pasukan penjaga keamananpun tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Dengan mengendap-ngendap kedua utusan itu mencari tempat tidur sultan. Pada waktu itu sultan juga sedang tertidur nyenyak. Salah satu utusan itu segera menghunus keris yang dipinjami Arya penangsang dan menghujamkannya kearah tubuh sultan.
Namun berkat lindungan dari Allah yang maha kuasa serta nalurinya yg tajam, sultan segera mereaksinya, sesaat sebelum keris dihujamkan, sultan menebaskan selimutnya. Tebasan selimut sakti itu mengenai kedua orang utusan arya penangsang. Keris pusaka yang dipegangnya terlempr jauh. Sedangkan tubuhnya jatuh terkapar tidak bisa bangkit kembali. Dengan berlinangan air mata kedua utusan arya penangsang segera menyembah-nyembah minta ampun.

" ampun beribu-ribu ampun Gusti ! kami berdua mohon jangan dibunuh "
" siapakah sesungguhnya kalian berdua ?atas kemauan kalian sendiri atau suruhan orang lainkah kalian ingin membunuhku ? "

" ampun Gusti ! hamba berdua adlah orang-orang dari kadipaten jipang. Kami atas suruhan gusti Arya penangsang "

Sultan Hadiwijaya segera berdiri untuk mengambil keris pusaka yang dibawa oleh kedua utusan itu.
" duduklah kalian berdua. Saya percaya atas kata-kata kalian. Sebab keris pusaka yang kalian gunakan sudah saya kenal dengan baik. Ini adalah keris pusaka setan kober milik kakang Arya penangsang "

" Benar Gusti ! itulah sebagai bukti bahwa hamba berdua hanya sebagai utusan "

" Baiklah ! kalian berdua tidak usah khawatir. Saya tidak akan menjauhkan hukuman apapun terhadap kalian. Sebaliknya saya menghargai kalian sebagai abdi-abdi yang sangat setia dan ta'at. . kesalahan kalian berdua saya maafkan. Selanjutnya sebagai penghargaan atas kesetiaan kalian saya akan memberi ganjaran kepada kalian berdua "

" oh… terima kasih atas belas kasihan dan kemurahan hati gusti sultan "

Sultan Hadiwijaya segera memberi hadiah berupa dua setelan pakaian keprajuritan dan dua bilah keris pusaka. Hadiah berupa keris mengandung makna pengakuan dan penghargaan bahwa kedua utusan itu adalah prajurit-prajurit gagah berani, setia, taat, dan rela berkorban. Dengan muka berseri-seri kedua orang itu menerima hadiah yg dianugerahkan oleh sultan.

" baiklah ! sekarang pulanglah kalian. Sampaikanlah alam takdhim saya kepada gustimu kakang Arya penengsang. Pusaka setan kober ini biarlah tetap disini. Nanti saya sendiri yg akan mengembalikannya kepada kakang Arya penangsang. "

Sesampainya dikadipaten jipang, kedua utusan itu sgera menghadap Arya penangsang. Mereka segera melaporkan tentang kegagalan tugasnya. Betapa marah arya peneangsang ketika kedua orang itu mengatakan bhwa atas kemurahan hati sultan Hadiwijaya, mereka berdua dimaafkan dan bahkan diberi anugerah berupa seragam keprajuritan dan keris pusaka. Arya penangsang mersa sangat tersinggung dan terhina olah perlakuan sultan. Ia segera mencabut kerisnya dan menusukkannya kedada kedua orang utusannya. Kedua orang utusan yang malang itupun tewas seketika.

Setelah peristiwa pembunuhan yang gagal itu, situasi permusuhan antara sultan Hadiwijaya dan Arya penangsang pun memuncak. Sultan berkesimpulan bahwa Arya penangsang benar-benar bertekad untuk melawan Demak. Ia yakin usaha arya penangsang tidak berhenti disitu saja. Suatu saat akan melancarkan pemberontakan.

Untuk itu sultan segera bersiap-siap menghadapi perlawanan arya penangsang. Jumlah pasukan diperbesar. Latihan keprajuritan ditingkatkan.. beliau mengangkat Ki Gede pemanahan sebagai senopati sekaligus komandan pasukan apabila sewaktu-waktu Arya penangsang melancarkan pemberontakan.

Para pinisepuh kerajaan Demak dikumpulkan untuk dimintai nasehat dan do'a restu atas tindakannya manakala meletus pemberontakan. Sultan hadiwijaya bahkan memerlukan datang ke pertapaan danarejo. Ia menghadap bibinya, ratu Kalinyamat yang sedang bertapa.kepada bibinya , ia memohon tambahan doa restu agar dapat menumpas pemberontakan arya penangsang.

Disatu pihak, Arya penangsang juga makin membulatkan tekad untuk merebut tahta Demak . ia yakin bahwa tidak ada jalan lain kecuali melakukan pemberontakan. Nasi telah menjadi bubur, ia telah maelangkahkan kakinya dengan usaha pembunuhan terhadap sultan hadiwijaya.sekarang tiba saatnya untuk menlancarkan pemberontakan. Arya penangsang juga sowan kepada sunan kudus untuk meminta dukungan dan nasehatnya.

Dalam situasi yang sudah sangat genting itu, sunan kudus mencoba mencari penyelesaian lewat jalan damai. Beliau mengharapkan dengan jalan damai itu berhasil mendudukkan Arya penangsang diatas tahta Demak.

" putraku Arya penangsang ! apakah keuntungannya jika maksud anak angger untuk mendapatkan kedudukan atas tahta demak jika ditempuh dengan peperangan ?
Korban dari kedua pihak niscaya akan sangat besar. Oleh karena itu ngger, masalah tersebut sebaiknya diselesaikan melalui jalan damai saja. Syukur-syukur ngger…kalau lewat jalan damai itu bapa dapat menghantarkan anak angger kesinggasana tahta kerajaan Demak "

" baiklah Bapa… saya menurut apa yang menjadi rencana Bapa guru dalam menyelesaikan maslah ini. Hanya saya memohon bantuan bapa agar apa yang maksud dapat terlaksana "

Setelah hening sejenak, sunan kudus pun mengutarakan maksudnya;
" nah….sekarang cobalah anak angger perhatikan baik-baik rencana Bapa., sebentar lagi bapa akan mengadakan pertemuan segi tiga antara anak angger Arya penangsang , sultan Hadi wijaya dan Bapa sendiri. Kita mencoba bermusyawarah baik-baik. Dalam musywarah nanti bapa mencoba mencari penyelesaian lewat jalan damai dan mencari jalan kemenangan untuk anak angger.

Adapun yang perlu anak angger perhatikan dengan sungguh-sungguh ialah dalam pertemuan nanti bapa akan memasang rajah atau mantera-mantra kesialan pada salah satu kursi diruangan musyawarah. Barang siapa menduduki kursi tsb, akan bernasib sial selama 40 hari. Pesan bapa kepada angger, pertama-tama jangan sampai anak angger mendudukinya. Sedangkan yang kedua, angger harus mengusahakan agar sultan Hadiwijaya menduduki kursi sial tersebut. Agar sesuatunya berjalan dengan semestinya, bapa mengharapkan kedatangan anak angger tiga hari sebelum musyawarah diselenggarakan ."

Demikianlah sunan kudus dengan segera mengundang sultan hadiwijaya. Sebagai murid yang baik, sultan sangat memeperhatikan undangn gurunya. Ia datang tepat pada waktunya bersama-sama dg beberapa orang penasihatnya. Diantaranya: kiGede Pemanahan dan KI Penjawi. Sedangkan arya penangsang telah dtang tiga hari sebelumnya.

Pada saat kedatangan sultan, kursi-kursi tempat duduk telah diatur sedemikian rupa. Sehingga mirip jebakan yg sangat halus. Setelah semuanya memasuki ruangan pertemuan, sunan kudus dan Arya penangsang segera memepersilahkan sultan Hadiwijaya untuk menduduki kursi istemewa. Yaitu kursi kehormatan yg dihiasi lambang-lambang kebesaran kerajaan Demak. Sedangkan sunan kudus dan arya penangsang mengambil posisi pada kurgi biasa yang tidak diberi rajah kesialan.

" silahkan adinda sultan menduduki kursi kebesaran yang telah bapa sunan persiapkan "

Sultan Hadiwijaya segera melangkahkan kakinya menuju kekursi kebesaran yang telah diberi mantra. Akan tetapi kiGede pemanahan langsug mencegah.

" Anak angger … kita sekalian adalah tamu. Disamping itu anak angger juga sebagai murid dari bapa sunan kudus. Adalah tidak pada tempatnya manakala anak angger menduduki kursi kebesaran yg jauh lebih mewah dari kursi-kursi lainnya. Untuk itu saya harap angger mempersilahkan bapa sunan kudus atau anak angger Arya penangsang sebagai saudara tua untuk menduduki kursi tsb. "

" Adinda sultan…..meskipun bapa sunan kudus adalah guru kita , dan saya adalah saudara tua, akan tetapi adinda adlah Raja Demak yang berkuasa atas kami semua. Biar bagaimana juga raja harus dihormati. Adalah juga tidak pantas manakala kami sebagai kawula kudu menduduki kursi tsb. Bapa sunan menyediakan kursi kebesaran untuk adinda justeru bermaksud menjung tinggi maratabat adinda sebagai raja. Oleh karena itu hendaknya adinda tidak ragu-ragu . silahkan adinda menduduki kursi kebesaran yang telah disediakan olah bapa guru "

" ma'af kakanda ! pertemuan ini adalah pertemuan keluarga. Pada saat ini hubungan kita bukan merupakan hubungan antara raja dan kawula. Melainkan hubungan antara guru dengan murid, antara saudara muda dengan sudara tua. Oleh Karena itu sekali lagi silahkan bapa guru atau kakanda arya penangsang duduk di kursi kebesaran ini "

" ohh….layaknya adinda ini anak kecil yg pemalu dan penakut.tidak pantas menduduki tahta kerajaan,. Baiklah kalau adinda sultan tidak mau duduk di kursi ini, biarlah kakanda sendiri yg mendudukinya "

Arya penangsang yg temperamental itu lantas duduk di kursi kebesaran yg telah dipasangi mantra kesialan olah sunan kudus. Pembawaanya yang pemberang dan tidak sabaran telah melupakan dan mengabaikan wasiat gurunya. Arya penangsang telah merusak rencana gurunya. Sunan kudus merasa sangat kecewa atas sikap muridnya itu. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa.

PANTANGAN GURU

Sebelum pada sampai inti pembicaraan, kedua belak pihak berbincang-bincang tentang kesehatan dan keselamatan masing-masing. Maka Arya penangsang bertanya;

" bagaimanakah keadaan adinda sultan sekeluarga ? adakah dalam kesehatan dan kesejahteraan ?

" berkat do'a restu dari bapa guru dan kakanda Arya penangsang , adinda sekeluarga sehat wal'afiat dan dalam kesejahteraan. Namun akhir-akhir ini kesejahteraan adinda sekeluarga agak terganggu oleh adanya para penjahat yg sering masuk kewilayah kerajaan demak. Yang lebih memusingkan kepala adinda bahwa setiap dikejar dan ditangkap, para penjahat itu mesti melarikan diri ke wilatah kadipaten JIpang. Dalam hati adinda bertanya apakah para penjahat itu memang berasal dari kadipaten jipang ? "

" oh… hendaknya adinda sultan tidak mengada-ada.orang-orang jipang hidup dalam kemakmuran . tidk mugkin melakukan pencurian , perampokan dan kejahatan lain di wilayah kerajaan Demak. Para penjahat itu mungkin orang-orang demak sendiri, dan mengaku dari jipang karena bermaksud melancarkan fitnah untuk menjelek-jelekan kakanda. Yang jelas Demakdilanda kerusuhan karna adinda kurang berwibawa dalam melaksanakan tugas sebagai raja "

" kakanda Arya penangsang !! adinda tidak mengada-ada , para penjahat itupun tidak melancarkan fitnah terhadap kakanda. Adinda mempunyai bukti bahwa para penjahat itu berasal dari jipang. "

" apakah buktinya para penjahat itu berasal dari jipang ? " Tanya arya penangsang dg nada marah.

" inilah buktinya ! " . kata sultan Hadiwijaya sambil menunjukkan keris setan kober milik arya penangsang.

Dengan sangat marrah arya penangsang berdiri menantang perang tanding sultan hadiwijaya. Namun sunan kudus dan ki gede pemanahan segera melerainya. Mereka segera merangkul arya penangsang dan sultan Hadiwijaya. Masing-masing disuruh bersabar dan dipersilahkan duduk dg tenang. Sunan kudus kemudian bertuah;

" Anak angger berdua ! bapa mengundang anak angger bedua tdk untuk berkelahi, melainkan untuk mengadakan perdamaian. Ingatlah sesungguhnya anak angger berdua masih saudara seperguruan. Permusuhan akan membawa pertumpahan darah yang sia-sia. Oleh karena itu anak angger , kalian berdua tidak usah membesar-besarkan peristiwa masa lampau. Segalanya telah terjadi, bapa harapkan anak angger berdua dapat menahan diri demi mencegah terjadinya pertumpahan darah. Bapa wasiatkan kepada anak angger berdua agar masing-masing tidak menyeberang sungai serang. Anak angger sultan Hadiwijaya dg seluruh pasukannya jangan sampai menyeberang ke wilyah timur sungai serang. Begitu juga anak angger arya penangsang dan pasukannya jangan sampai menyeberang kewilayah barat sungai serang,. Barang siapa melanggar wasiat Bapa, akan kena balak dari wasiat guru. Ia akan bernasib sial dan akan mengalami kekalahan dalam perangnya. Itulah wasiat dari bapa guru. Sekarang bapa anggap pertemuan ini sudah selesai. Anak angger berdua saya persilahkan kembali ke kedudukannya masing-masing".

Setelah mohon diri dan meminta doa restu , sultan hadiwijaya segera meninggalkan kasunanan kudus. Sdangkan arya penangsang untuk sementara masih berada di kudus. Sesungguhnya wasiat sunan kudus itu disamping mencegah pertempuran, juga dimaksudkan untuk memberi keuntungan kepada arya penangsang. Bukankah dalam wasiat itu secara tidak langsung sunan kudus telah menarik batas kekuasaan demak dan kadipaten jipang ? . inilah cara yg bijaksana dari sunan kudus untuk meredam dendam arya penangsang . sedangkan dengan pelanggaran arya penangsang sunan kudus berkata:

" oh.. anak angger ! sesungguhnya bapa sangat kecewa atas pelanggaran anak angger terhadap wasiat bapa. Bukankah bapa telah menasihatkan agar tidak menduduki kursi yang telah bapa beri rajah kesialan?. Ternyata anak anger talah melanggarnya. "

" oh.. bapa ! Saya benar-benar menyesal telah malakukan kekhilafan dan kesalahan "

" baiklah anak angger, segalanya telah terjadi. Bagaimanapun juga anak angger harus menanggung resikonya. Namun Nasib sial yang akan menimpa anak angger dapat ditangkal dg suatu syarat, walaupun cukup berat "

" apakah syarat untuk menangkal nasib sial atas pelanggaran itu Bapa? "

" dengarkan anak angger ! syarat untuk menolak sial itu adalah selama empat puluh hari anak angger harus malakukan tapa brata dengan berpuasa, manjlankan kesabaran, mengendalikan hawa nafsu dan tidak mengerjakan hal-hal yang sifatnya penting. "

Arya penangsang segera mohon diri untuk pulang ke kadipaten jipang . ia segera melaksanakan nasihat gurunya. Ki patih matahun melarang siapa saja untuk menemui junjunganya, arya penangsang . apalgi menyampaikan berita yang tidak berkenan dihati sang arya penangsang.

MENYUSUN STRATEGI PERTEMPURAN
Melalui prajurit telik dan sandinya, sultan Hadiwijaya mengetahui akan nasib sial arya penangsang sebagai akibat dari palanggaran pantangan sunan kudus. Sultan Hadiwijaya segera memeanggil ki Gede pemanahan dan pinisepuh kerajaan demak. Diajaknya mereka untuk bermusyawarah guna menentukan langkah-langkah yang paling baik untuk menghadapi Arya penangsang.
Dalam musyawarah itu tercapai kesepakatan bahwa " semua yakin peperangan antara Demak dan jipang mesti bakal terjadi . Demak harus memanfatkan situasi yg sebaik-baiknya. Peperangan harus dikobarkan selagi Arya penangsang menjalankan tapa bratanya. "
Sultan HJadiwijaya memerintahkan ki Gede pemanahan untuk menyasun siasat , taktik dan strategi agar memperoleh kemenangan gemilang atas jipang. Kigede pemenahan segera memenggil putrany yg bernama Sutowijaya dan para pembantunya untuk diajak menyusun taktik pertempuran. Raden Sutawijaya sesungguhnya masih berusia muda belia. Ia adalah seorang pemuda yg tampan dan gagah perkasa. Karena sultan belum juga memiliki putra, maka sejak masih anak-anak Sutawijaya diambil sebagai anak angkat oleh sulta Hadiwijya. Ia bertempat disuatu kesatrian yang terletak diseberang utara sungai. Olah karena itu masyarakat Demak menyebutnya dg nama Pangeran Sabrang Lor.

Ki gede Pemanahan sengaja melibatkan putranya yg masih muda dengan harapan agar dalam waktu singkat mempunyai peranan penting dan memperoleh kedudukan yang terhormat di kerajaan Demak. Dalam musyawarah yg dipimpin oleh ki gede pemanahan tercapailah kata sepakat bahwa :

" peperangan harus dikobarkan sebelum arya penangsang habis masa tapa bratanya. Dalam peperangan nanti pasukan Demak harus melaksanakan baris pendem atau bersembunyi dibalik tangkis barat sungai serang. Hanya sebagian kecil saja yg akan menampakkan diri. Pasukan yg menampakan diri akan dipimpin oleh Sutowijaya dg menunggang kuda betina diiringi pasukan andalan kerajaan serta membawa pusaka andalan berupa sebatang tombak bernama Kiyai Plered ".

Demikianlah pada hari yg telah ditetapkan , beribu-ribu prajurit demak mengadakan baris pendhem, dg demikian mereka tidak terlihat oleh prajurit jipang yg berada di seberang timur sungai. Sedangkan Sutowijaya dg sebagaian kecil pasukan mondar-mandir diatas tangkis / tanggul sehingga dapat terlihat pasukan jipang. Dengan suara lantang , mereka mengeluarkan tantangan terhadap arya penangsang dan bala tentaranya . mereka menyeru kalau memang berani supaya arya penangsang dan seluruh bala tentaranya menyeberang kesebelah barat sungai. Sebaliknya kalau arya penangsang merasa takut menyeberang maka tentara demak akan menyeberang untuk menghancurkan arya penangsang dan kadipatennya.

Setelah melihat kedatangan dan mendengar tamtangan lantang prajurit demak, kepala pasukan perbatsan kadipaten jipang segera melaporkan kapada arya penangsang. Demi mendengar laporan itu aryya penangsang yg memang berdarah panas segera naik pitam. Ia tidak mampu lagi mengendalikan amarahnya. Ia lupa akan nasihat gurunya . arya penangsang segera mengenakan pakaian perang dan memerintahkan beribu-ribu prajurit untuk menyambut kedatangan prajurit demak. Ia memacu kudanya kedaerah perbatasan diikiti pasukannya.

PERTEMPURAN DEMAK DAN JIPANG

Sesampainya di tepian timur sungai serang, arya penangsang berhenti sejenak untuk mengamati situasi sambil menanti kedatangan seluruh pasukaanya. Sementara itu dg suara lantang Sutawijaya menantang Arya penangsang untuk melakukan pertempuran habis-habisan. Sutawijaya dan pasukannya meneriakkan ejekan bahwa Arya penangsang pengecut, penakut, banci, takut darah, tidak berani menyeberang sungai , tidak berani menghadapi prajurit demak yg jumlhnya kecil, takut melawan sutowijaya yg masih anak-anak.dan ejekan pedas lainnya untuk memancing kemarahan arya penangsang.

Mendengar sesumbar dan ejekan sutawijaya dan pasukannya yg memanaskan telinga , arya penangsang makin tidak dapat menahan amarahnya. Ia sama sekali tidak ingat akan nasihat gurunya tanpa memperhitungkan kemungkinan bahaya yg menimpa dirinya dan prajuritnya. Ia segera memberi komando prajuritnya untuk segera menceburkan diri ke sungai dan menyeberang ke tepian barat. Bersamaan dg itu arya penangsang dg kuda gagak rimangnya memimpin penyeberangan.

Pada saat itu pula Ki Gede Pemanahan memberi komando ribuan prajuritnya untuk keluar dari persembunyinanya menghadang prajurit jipang yang akan naik ketepian barat sungai. Arya penangsang dan pasukannya terkejut dg munculnya ribuan pasukan Demak. Namun atas komando arya penangsang mereka tetap meneruskan niatnya naik ketepian sungai. Pembunuhan masal pun tak dapat dielakkan lagi. Beribu-ribu pasukan demak menyambut pasukan jipang yg akan naik dengan hunjaman tombak . tak ayal lagi hampir seluruh pasukan jipang tewas dan langsung tenggealam . air sungai serang berubah merah banjir darah.

Karena ketangkasannya, kuda arya penangsang berhasil meloncat ketepian sungai dan segera memburu Sutowijaya. Namun kali ini gagak rimang tidak segarang biasanya. Karna melihat kuda betina yang ditunggangi sutawijaya , gagak rimang tidak lagi gesit dan tangkas. Bahkan menjadi sulit dikendalikan. Hal itu menyulitkan arya penangsang menghadapi sutowijaya. Perhatiannya tidak lagi terpusat sepenuhnya terhadap olah krida musuhnya.

Dalam keadaan kritis itu, Sutawijaya berhasil menghujamkan tombak kiyai plered ke perut arya penangsang. Tubuhnya jatuh tersungkur dari kudanya. Ususnya keluar dg luka yg sangat parah. Tetapi arya penangsang masih bisa bangkit dan melilitkan ususnya yang terburai pada sarung kerisnya. Ia langsung memburu dan menarik kaki sutowijayayang berada diatas pelana kudanya. Tak ayal sutowijaya jatuh tersungkur. Arya penangsang menyergap lawannya itu dan mendekapnya erat-erat. Ia segera menghunus kerisnya untuk menghabisi sutawijaya.

Pad saat menghunus keris itulah usus arya penangsang putus menjadi berpotong-potong. Tapi sutawijaya berhasil menepis keris arya penangsang sehingga jatuh . dengan luka parahnya yg banyak mengeluarkan darah, serta terputusnya ususnya menjadi beberapa potong, akhirnya arya penangsang jatuh terkapar dan gugur seketika. Prajurit Demak menyambut kemenangan dg gegap gembita.

Dengan tewasnya arya penangsang , berakhirlah tragedi perang saudara itu. Sultan Hadiwijaya memerintahkan untuk menguburkan seluruh prajuritnya yang tewas dan merawat mereka yg terluka. Beliau juga membentuk pasukan kecil yg ditugaskan mengantarkan jenasah Arya penangsang ke jipang.. 
Selama beberapa hari Demak dan Jipang dilanda situasi berkabung. Mereka berduka atas hilangnya nyawa demi membela segelintir penguasa yang haus kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar