4.05.2015

Sudah Disorot Dunia, Polisi Masih Sangkal


From: <syauqiyahya@gmail.com>


Sudah Disorot Dunia, Susi Kecewa Polisi Masih Sangkal Perbudakan Benjina

http://m.tempo.co/read/news/2015/04/05/078655375/sudah-disorot-dunia-susi-kecewa-polisi-masih-sangkal-perbudakan-benjina

Minggu, 05 April 2015 | 06:43 WIB

Petugas Thailand memeriksa sebuah sel di komplek Pusaka Benjina Resources perusahaan perikanan di Benjina, Kepulauan Aru, Indonesia 1 April 2015. Para nelayan dari Myanmar, Kamboja, dan Thailand, itu dipaksa bekerja dalam kondisi menyedihkan oleh seorang kapten kapal asal Thailand. AP Photo/Dita Alangkara)

TEMPO.CO , Jakarta:--Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyayangkan sikap kepolisian yang membantah adanya dugaan praktik perbudakan PT Pusaka Benjina Resource di Aru, Maluku. Menurut Susi, pemerintah tak bisa membantah lagi dan justru harus meminta maaf kepada dunia karena praktik perbudakan itu luput dari pantauan pemerintah selama ini.

"Indonesia tak bisa membantah karena produk kita bisa diboikot," kata Susi mengadukan persoalan Benjina saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Rabu, 1 April 2015.

Menurut Susi, dirinya tak bisa apa-apa kalau aparat penegak hukum buru-buru sudah membantah ada dugaan perbudakan di Benjina. Menurut Susi, dari 1185 budak Myanmar dan Kamboja di Benjina, yang meninggal sekitar 20-30 orang setiap tahun.

"Saya sampai nggak enak makan. Kalau ini dianggap bukan perbudakan, tak tahu lagi saya apa namanya itu. Tak pantas memperlakukan manusia seperti ini kalau cuma untuk industri perikanan," kata Susi.






Saat ini, kata Susi, Kementerian sudah mengirim Satuan Tugas Anti Illegal Fishing dan penyidik Kementerian Kelautan dan Perikanan ke Aru. Namun Susi masih yakin ada komitmen dari kepolisian untuk membongkar dugaan perbudakan di Benjina yang berasal dari laporan Associated Press itu. "Saya rasa Polri sangat komitmen. Saya rasa ya. Polri kan salah satu unsur di Satgas juga," kata Susi usai rapat dengan DPR.

Dalam rapat dengan DPR itu sendiri, dugaan praktik perbudakan Benjina tak masuk dalam hasil keputusan rapat. Beberapa anggota Komisi IV DPR bahkan baru tahu kasus Benjina setelah Susi menayangkan video investigasi AP.

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKB Taufiq R. Abdullah mengakui baru tahu kasus Benjina dari laporan Susi hari ini. Namun kasus Benjina akan dibahas lagi oleh DPR saat rapat gabungan dengan semua aparat penegak hukum illegal fishing yang diinisiasi oleh Komisi IV."Perbudakannya itu masuk di pembahasan bersama dengan Aparat Penegak Hukum (Apgakum) nanti," kata Taufiq.

Rencananya, Komisi IV akan memanggil Kejaksaan Agung, Polri, TNI, dan sejumlah lembaga penegak hukum illegal fishing untuk mencari solusi pemberantasan illegal fishing. Rapat gabungan itu dilaksanakan agar antarlembaga tak saling bertabrakan.

"Memang untuk menegakkan hukum illegal fishing, tak bisa berdiri sendiri," kata Taufiq.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor Kepulauan Aru membantah adanya perbudakan di Benjina. Menurut kepolisian, kabar yang dilaporkan AP itu bohong. Kepolisian mengaku sudah memeriksa ke lokasi langsung dan melaporkan hasilnya ke Polda Maluku.

KHAIRUL ANAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar