7.13.2014

Ketinggalan 2 langkah dari negeri jiran.


From: A.Syauqi Yahya 


Minggu, 13/07/2014 15:11 WIB

Malaysia Sukses Satukan 3 Bank, Ini Komentar Ketua Perbanas

Maikel Jefriando - detikFinance

Jakarta - Indonesia sepertinya masih sulit untuk melakukan konsolidasi industri perbankan dalam negeri. Berbeda dengan negara tetangga Malaysia yang konsisten melakukan konsolidasi perbankan sejak krisis ekonomi 1997.

Terbukti dengan merger yang melibatkan 3 bank Malaysia, yakni CIMB, RHB Capital, dan Malaysia Building Society. Bank sentral Malaysia telah memberikan lampu hijau. Aksi korporasi ini akan menjadikan CIMB memiliki aset 641 miliar ringgit atau sekitar Rp 2.300 triliun.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai, kondisi ini membuat perbankan nasional ketinggalan 2 langkah dari negeri jiran.

"Malaysia membuktikan mereka mampu melakukan konsolidasi perbankan pada saat krisis Asia dan di saat normal seperti sekarang. Tapi di Indonesia, ambil contoh saja rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri beberapa waktu lalu, bagaimana semua orang begitu ributnya. Padahal itu merupakan bagian dari konsolidasi perbankan, tapi konsolidasi antar bank BUMN saja tidak berjalan," papar Sigit dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikFinance, Minggu (13/7/2014).

Sigit menilai, dalam jangka pendek mega merger yang melibatkan 3 bank Malaysia itu tidak berpengaruh signifikan terhadap Indonesia. Namun dalam jangka panjang, hal tersebut mendukung pertumbuhan non organik.

"Merger dalam dunia perbankan adalah pilihan rasional. Regulator memberikan insentif bagi yang melakukan konsolidasi. Sejak dulu Malaysia konsisten mengurangi jumlah bank mereka. Inilah salah satu strategi mereka menghadapi pasar bebas ASEAN," katanya.

Oleh karena itu, Sigit menegaskan konsolidasi perbankan harus menjadi perhatian ke depan. Dimulai dengan membuat cetak biru industri perbankan dan melaksanakan konsolidasi secara sistematis. Sebab, kebutuhannya sudah mendesak.

Cetak biru itu akan mengikat seluruh pemangku kepentingan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan legislator di Senayan. Ketika seluruh pihak dilibatkan, kebijakan tak perlu berganti ketika terjadi transisi pemerintahan.

"Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sudah di depan mata, kita harus segera melakukan konsolidasi perbankan. Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia saja sekarang baru m

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar