5.20.2020

Tadamichi Kuribayashi adalah seorang perwira tinggi Jepang dalam Perang Dunia II yang terkenal prestasinya dalam Pertempuran Iwo Jima.

Tadamichi Kuribayashi adalah seorang perwira tinggi Jepang dalam Perang
Dunia II yang terkenal prestasinya dalam Pertempuran Iwo Jima.


Tugas mempertahankan pulau kecil ini diberikan padanya oleh Jenderal Hideki
Tojo. Dalam pertempuran ini dia memimpin kurang lebih 20.000 pasukan tanpa
dukungan angkatan udara dan laut melawan 100.000 pasukan Amerika Serikat.
Hampir seluruh prajuritnya bertempur sampai titik darah penghabisan, hanya
296 dari mereka yang menyerah. Dia dilaporkan melakukan seppuku menjelang
detik-detik terakhir kejatuhan pulau itu ke tangan musuh.Kuribayashi sudah
memperkirakan dua hal dalam menghadapi pertempuran yang menentukan ini
yaitu Iwo Jima bagaimanapun akan jatuh juga ke tangan Amerika dan dirinya
beserta seluruh pasukannya akan gugur. Namun dia tetap berusaha semaksimal
mungkin mempertahankan pulau itu agar Amerika membayar semahal mungkin
untuk upayanya.

Kuribayashi sudah mengenali pola penyerangan Amerika, karenanya dia tidak
memfokuskan pada pendaratan mereka di pantai. Strateginya adalah menyuruh
para insinyurnya untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan bawah tanah.
Di pulau kecil ini mereka menggali terowongan bawah tanah sepanjang 5000
meter yang saling berhubungan satu sama lain seperti jaring laba-laba.

Taktik ini terbukti keampuhannya. Selama delapan bulan pulau itu
dibombardir Sekutu pulau itu, ditambah 72 hari sebelum pendaratan dibom
berturut-turut oleh pesawat tempur, dan tiga hari sebelumnya oleh kapal
perang mereka memuntahkan ribuan ton peluru pertahanan Kuribayashi tetap
kokoh. Pesawat-pesawat pembom bingung menentukan target yang hendak dibom
dan foto yang diambil pesawat intai tak ada gunanya karena taktik kamuflase
Jepang yang hebat.

Kuribayashi juga pandai membangkitkan semangat anak buahnya, dia
menginstruksikan agar setiap orang harus menganggap posisi pertahanannya
sebagai kuburannya sendiri, bertempur sampai titik darah penghabisan dan
membunuh musuh sebanyak mungkin, targetnya adalah setiap orang membunuh
sepuluh.

Kuribayashi dilahirkan di perfektur Nagano dari keluarga samurai dan
berdarah bangsawan. Dia adalah kepala keluarga yang baik, waktu-waktunya
sebisa mungkin dia habiskan bersama keluarganya. Dalam perjalanan dinasnya,
dia selalu melakukan komunikasi dengan mereka walaupun secara jarak jauh.
Dia pernah mengenyam pendidikan di Kanada dan bertugas dua tahun sebagai
deputi atase militer Jepang di Washington DC. Selama masa ini dia sering
mengadakan perjalanan di berbagai daerah Amerika Serikat. Perjalanan ini
membuatnya mengetahui lebih dalam tentang negara ini dan juga mendapat
respek dari orang Amerika. Menurutnya perang modern akan banyak tergantung
pada produksi industri, dia pernah mengemukakan pendapatnya ini pada
rekan-rekannya bahwa perang dengan Amerika akan sia-sia karena mereka
memiliki industri yang kuat, pendapat ini ditentang keras oleh sebagian
kaum militer Jepang. Walaupun pandangannya cukup kontroversial, dia adalah
salah satu dari sedikit perwira yang pernah mendapat kesempatan audisi
dengan Kaisar Hirohito. Selain sebagai pemimpin militer, Kuribayashi juga
adalah seorang yang berbakat sastra, karyanya antara lain syair Aikoku
Koshin Kyoku (Lagu Cinta Tanah Air).Kuribayashi sudah memperkirakan dua hal
dalam menghadapi pertempuran yang menentukan ini yaitu Iwo Jima
bagaimanapun akan jatuh juga ke tangan Amerika dan dirinya beserta seluruh
pasukannya akan gugur. Namun dia tetap berusaha semaksimal mungkin
mempertahankan pulau itu agar Amerika membayar semahal mungkin untuk upayanya.

Kuribayashi sudah mengenali pola penyerangan Amerika, karenanya dia tidak
memfokuskan pada pendaratan mereka di pantai. Strateginya adalah menyuruh
para insinyurnya untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan bawah tanah.
Di pulau kecil ini mereka menggali terowongan bawah tanah sepanjang 5000
meter yang saling berhubungan satu sama lain seperti jaring laba-laba.

Taktik ini terbukti keampuhannya. Selama delapan bulan pulau itu
dibombardir Sekutu pulau itu, ditambah 72 hari sebelum pendaratan dibom
berturut-turut oleh pesawat tempur, dan tiga hari sebelumnya oleh kapal
perang mereka memuntahkan ribuan ton peluru pertahanan Kuribayashi tetap
kokoh. Pesawat-pesawat pembom bingung menentukan target yang hendak dibom
dan foto yang diambil pesawat intai tak ada gunanya karena taktik kamuflase
Jepang yang hebat.

Kuribayashi juga pandai membangkitkan semangat anak buahnya, dia
menginstruksikan agar setiap orang harus menganggap posisi pertahanannya
sebagai kuburannya sendiri, bertempur sampai titik darah penghabisan dan
membunuh musuh sebanyak mungkin, targetnya adalah setiap orang membunuh
sepuluh musuh sebelum diri sendiri gugur. Dia mengendalikan pasukannya
dengan tangan besi sehingga disiplin dan moril mereka baik sekali.

16 Maret 1945 pertahanan secara teratur berakhir, tapi Kuribayashi masih
hidup , dia hanya terputus kontak dengan sebagian anak buahnya. Mayor Horie
yang pernah menjadi salah satu staff Kuribayashi menulis: Letjen
Kuribayashi memimpin pertempuran di bawah sinar lilin tanpa istirahat dan
tanpa tidur dari hari ke hari. Hubungan antara dia dengan dunia luar masih
ada tanggal 15 Maret. Kami kira dia gugur pada tanggal 17 Maret. Dia
dipromosikan sebagai jenderal penuh pada hari itu. Dia berkata, "Pertahanan
musuh 200 atau 300 meter dari kami, mereka menyerang kami dengan api yang
disemburkan dari tank. Mereka menyerukan agar kami menyerah tapi kami
tertawa dan tidak menghiraukannya." Kabar tentang promosinya ini
disampaikan Horie melalui kawat, namun tidak diketahui apakah Kuribayashi
menerimanya.

23 Maret 1945, kawatnya yang terakhir berbunyi, "Kami tidak makan maupun
minum selama lima hari, tapi semangat Yamato, semangat bertempur kami masih
tinggi, kami akan bertempur sampai saat terakhir" dan "Kepada
perwira-perwira di Chichi Jima, selamat tinggal dari Iwo". Dia dilaporkan
melakukan seppuku di salah satu tempat di terowongan bawah tanah itu, namun
jenazahnya tidak pernah ditemukan. Iwo Jima sendiri baru diduduki Amerika
tanggal 26 Maret 1945 dengan harga 6.800 tewas dan 17.000 lainnya terluka.
Sementara di pihak Jepang hanya 1.083 dari 22.000 orang yang selamat dan
tertawan.

Amerika tidak bisa tidak merasa kagum pada kegigihan Kuribayashi
mempertahankan Iwo Jima hingga titik darah terakhir.Rasa kagum ini telah
dimulai sejak hari pertama pertempuran dan terus bertambah hingga
berakhirnya pertempuran. Jenderal Holland Smith, komandan pasukan Amerika
dalam pertempuran Iwo Jima berkata, "Dari semua lawan kita di Pasifik,
Kuribayashi adalah yang paling tiada tanding." Jenderal Cattes yang pernah
secara pribadi menyerukan lewat corong pengeras suara agar Kuribayashi
menyerah juga memuji pertahanannya yang luar biasa.

Amerika memang telah beberapa kali berhadapan dengan panglima Jepang yang
pandai dan memukau mereka, tapi belum pernah pujian mereka begitu tinggi
seperti terhadap Jenderal Kuribayashi. Kuribayashi adalah orang yang harus
mereka takuti ketika masih hidup akan tetapi mungkin ia lebih berbahaya
setelah meninggal karena ia sanggup menjadi pahlawan perang yang pasti
dipuja-puja kalau saja nasionalisme baru tumbuh lagi di Jepang. Maka tidak
heran kalau Jenderal Smith juga pernah berkata, "Semoga Jepang tidak pernah
memiliki orang lain seperti dia."

Sent with AquaMail for Android
https://www.mobisystems.com/aqua-mail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar