From: A.Syauqi Yahya
Rabu, 28/05/2014 17:56 WIB
Giliran Kubu Jokowi Bombardir Prabowo
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta - Kubu Prabowo-Hatta melempar sejumlah peluru panas ke Jokowi-JK. Pernyataan paling keras disuarakan oleh Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon, yang menyebut Jokowi capres nggak mikir dan nggak jelas.
Fadli melempar serangan tajam itu lewat twitter. Fadli menyebut Jokowi sebagai capres petugas partai dan blusukan pencitraan. Masih banyak serangan tajam lainnya.
Menanggapi hal ini, kubu Jokowi-JK pun tak tinggal diam. Serangan tak kalah tajam dilemparkan Ketua DPP PDIP TB Hasanuddin. Tak main-main, sang purnawirawan TNI ini mengungkit masa lalu Prabowo.
"Saya akan mengusulkan kepada Dewan Kehormatan Militer agar yang dipecat tidak boleh menjadi panglima tertinggi," ujar TB Hasanuddin dalam acara pembekalan relawan Jokowi-JK di Balai Sartika Bandung, Rabu (28/5/2014).
TB Hasanuddin mengatakan, sewajarnya seorang prajurit TNI bisa menyelesaikan tugasnya secara sempurna hingga waktu pensiun. "Saya selesai anggota TNI secara purna," ujarnya.
Prabowo memang punya jejak masa lalu yang kurang enak. Prabowo pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus dengan pangkat Mayor Jenderal, dari bulan Desember 1995 hingga Maret 1998, dan kemudian dipromosikan menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal. Namun, baru dua bulan menjabat, ia dicopot dari jabatannya, pada bulan Mei 1998 oleh Presiden B.J. Habibie. Kala itu Prabowo dikaitkan dengan isu penculikan aktivis oleh Tim Mawar, namun semuanya hingga kini tak pernah terbukti.
Lalu sampai kapan bombardir kedua kubu akan berlangsung?
Maraknya aksi saling menyerang antar bakal capres cawapres melalui kampanye hitam (black campaign) membuat mahasiswa prihatin. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI menyatakan hal tersebut tidak memiliki nilai pendidikan politik sama sekali.
"Saya ingin menyampaikan keprihatinan saya akan kondisi politik di Indonesia sekarang ini. Sangat tidak mendidik karena tiap hari disuguhi tontonan black campaign. Mana pendidikan politik untuk bangsa kita?" tutur Ketua BEM FISIP UI Bara Lintar saat memberikan orasinya di pelataran Stasiun UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar