LAYANG-LAYANG
Selalu Bersemangat
" Kuambil Buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan ku timbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang "
Biasa setiap memasuki musim kemarau, keindahan
cakarawala semakin bertambah indah dengan
munculnya pernak-pernik warna-warni layang-
lanyang di angkasa berlenggak-lenggok
memamerkan keindahan sendiri-sendiri. Kadang
naik secara perlahan, serong kanan serong kiri,
berputar-putar, sesaat kemudian menukik ke
bawah dengan cepat, naik lagi… begitu seterusnya.
Yah, begitulah..... Kini menjelang kemarau waktu
yang tepat untuk bermain layang-layang.
Ayuk.... bermain layang-layang lagi.
Mungkin lagu di atas sudah jarang kita dengar dan
dinyanyikan anak-anak, tapi permainannya masih
bisa bertahan dan dapat kita jumpai di pelosok-
pelosok kampung di sekitar kita. Permainan ini
memang populer di Indonesia bahkan mungkin
sudah menjadi tradisi sebagai permainan rakyat.
Tentu semua tahu tentang permainan yang satu ini,
bukan saja anak-anak yang gemar memainkannya,
orang dewasa pun sangat menyukainya. Tak heran
bila sering diadakan festival layang-layang di
berbagai daerah.
Bila diresapi, permaninan layang-layang ini kaya
inspirasi. Benjamin Franklin menemukan arus
listrik dan penangkal petir berdasarkan logika dan
eksperimen yang diperoleh ketikan bermain
layang-layang. Permainan ini membantu untuk
memahami logika alam, bagaimana tenaga angin
bisa menerbangkan sebuah benda ke angkasa.
Energi ini pula menginspirasi para ahli untuk
melirik layang-layang dapat menggerakkan turbin
sebagai alternatif sumber listrik di masa depan. Di
saat mata tengadah, layang-layang ibarat noktah di
telan luasnya cakrawala mengingatkan diri kita,
betapa kecil kita dihadapan-Nya sekaligus
membuktikan betapa agungnya Sang Pencipta.
Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian
wilayah Semenanjung Malaya) merupakan
lembaran bahan tipis berkerangka yang
diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan
tali atau benang ke daratan atau pengendali.
Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan
angin sebagai alat pengangkatnya.
Permainan yg sederhana ini memiliki multi
manfaat diantaranya : mengenalkan anak2 pada
alam dan menumbuhkan semangat kerja keras,
menumbuhkan semangat kerjasama, menjadi
media ekplorasi anak-anak yang sesuai dengan
fitrahnya bermain, bergerak, dan sumber
keceriaan. Anak-anak yang sering bermain
permainan ini memiliki kemampuan motorik yg
lebih gesit, cekatan, dan lincah dibandingkan
dengan anak-anak yang terbiasa permainan digital.
Layang-layang (layangan) dikenal luas di seluruh
dunia sebagai alat permainan, juga memiliki fungsi
ritual, alat bantu memancing atau menjerat,
menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media
energi alternatif.
penuh dengan imajinasi
SEJARAH
Catatan pertama yang menyebutkan permainan
layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar
2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan
gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal
abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain
layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai
tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan
Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang
saling bebas antara tradisi di Cina dan di
Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan
bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat
dari daun-daunan.
Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama
mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu
(Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan
suatu festival layang-layang yang diikuti oleh
seorang pembesar kerajaan..
Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke
Barat hingga kemudian populer di Eropa. Layang-
layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin
Franklin ketika ia tengah mempelajari petir.
ANEKA LAYANG-LAYANG
Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan :
layang-layang hias, layang-layang aduan (laga),
terdapat pula layang-layang yang diberi
sendaringan yang dapat mengeluarkan
suara.Sebagai Ritual
Layang-layang laga biasanya dimainan oleh anak-
anak pada masa pancaroba karena biasanya angin
berhembus kuat pada masa itu.
Di beberapa daerah di Nusantara, layang-layang
dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu,
biasanya terkait dengan proses budidaya
pertanian.
Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai
daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat
dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini
masih dapat dijumpai di Sulawesi.Sebagai Alat
Bantu Memancing
Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di
Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai
sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini
terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu
dan dihubungkan dengan mata kail.Sebagai
Penghemat Bahan Bakar
Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang
telah dicoba menjadi alat untuk menghemat
penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada
saat angin berhembus kencang, kapal akan
membentangkan layar raksasa seperti layang-
layang yang akan menarik kapal, sehingga
menghemat pengguanan bahan bakar.
Yuk… main layang-layang lagi !
Layangan bisa untuk permainan siapa saja
Blognya alumni SMPN 1 Magelang; berbagi kenangan; berbagi rasa dan berbagi cerita.... OPEN to all of alumnus.
5.14.2014
layangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar