From: dewanto
Semoga berkenan dan bermanfaat.
Jakarta - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat TB Silalahi mengatakan saat ini rakyat Indonesia disandera dan dipaksa untuk memilih hanya dua calon presiden.
Dinamika politik demikian menurutnya tidak sehat untuk demokrasi."Saya kira ini tidak sehat untuk perkembangan demokrasi di Indonesia. Bagaimana tidak, saat ini hanya ada dua capres yang kemungkinan akan dipilih dan apabila rakyat tidak yakin kepada mereka maka tidak ada alternatif lain.
Akhirnya yang terjadi adalah memilih walaupun tak yakin atau golput," jelas TB Silalahi dalam pesannya yang diterima detikcom, Jumat (16/5/2014).Menurut TB Silalahi, persoalan demokrasi merupakan tanggung jawab parpol yang beramai-ramai membentuk koalisi yang mereka yakini menang. Sehingga orientasi mereka adalah kekuasaan. Bukan memilih yang terbaik atau memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia mempertimbangkan capres yang lain. Seharusnya capres itu lebih dari dua orang.
Dikatakan, bila melihat pemilihan presiden di AS memang ada dua alternatif capres tapi seleksi dari capres tersebut sudah berjalan dengan baik dan rakyat diikutsertakan dalam proses seleksinya secara keseluruhan. Hal ini antara lain dilaksanakan oleh Partai Demokrat AS yang terbukti dari hasil konvensi partai tersebut itulah yang jadi presiden.
"Oleh sebab itu saya menyarankan kepada Pak SBY bukan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tetapi terutama sebagai Presiden RI sebaiknya menjamin demokrasi itu harus berjalan dengan baik bukan hanya tahun ini tetapi juga di masa depan. Dengan kata lain, saya sarankan kepada Pak SBY untuk memimpin pembentukan koalisi baru dengan mencalonkan satu capres," tandas TB Silalahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar