8.10.2020

Abu raihan al biruni

Abu Raihan Al-Biruni (lahir 4 September 973 – meninggal 13 Desember 1048 pada umur 75 tahun) merupakan ilmuwan muslim terkemuka yang menguasai banyak bidang keilmuan. Al-Biruni juga merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli geografi, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Keliling Bumi berukuran sekitar 24.901 mil. Ukuran keliling Bumi telah mempengaruhi navigasi sejak zaman kuno. Keliling Bumi mula-mula dihitung oleh Eratosthenes, yang ia lakukan dengan membandingkan ketinggian matahari tengah hari di dua tempat untuk mengetahui jarak utara-selatan. Pada Abad Pertengahan, Al Biruni menghitung versi yang lebih akurat, menjadi orang pertama yang melakukan perhitungan berdasarkan data dari satu lokasi.

Al-Biruni mengukur keliling bumi dengan cara sederhana dan hasilnya hanya meleset kurang 1 persen dari perhitungan modern. Ia menyimpulkan, keliling bumi ialah 25.000 mil, dan perhitungan modern mencatat 24.901 mil. Para astronom bawahan Khalifah Al-Ma`mun, satu setengah abad sebelumnya, masih mengekor ilmuwan Yunani Eratosthenes yang menghitung keliling bumi 24.000 mil, kurang akurat 4 persen.

Mulanya, Al-Biruni mencari bukit di tepi laut. Lalu, dengan astrolab, ia mengukur sudut ketinggian bukit dari dua titik permukaan air laut yang berbeda. Setelahnya, ia menuju puncak bukit. Dengan astrolab, ia mengukur sudut ketinggian garis pandang di bawah horizon yang tampak dari puncak bukit.

Ia menyadari bahwa titik puncak bukit dan ufuk bisa dibayangkan terhubung dengan titik tengah bumi sehingga membentuk segitiga siku raksasa. Maka berlakulah hukum sinus. Al-Biruni lalu menghitung hasil pengukuran itu lewat persamaan gabungan trigonometri dan aljabar untuk menemukan rumus penentuan jari-jari dan keliling bum
Temuan otentik al-Biruni ini tercatat di karya babonnya tentang astronomi, al-Qanun al-Mas'udi (The Mas'udic Canon). Buku persembahan bagi Sultan Mas'ud Al-Ghazna itu menegaskan kualitasnya sebagai pioner observasi berbasis metode ilmiah.
"Mas'udic Canon adalah ensiklopedia yang nyaris lengkap tentang kajian astronomi, kosmologi, kronologi, geografi, dan matematika," tulis Mohammed Salim-Atchekzai, pakar budaya Asia Tengah dari Universitas Sorbonne, dalam The Unesco Courier.

Jurnal The Unesco Courier edisi 1974, A Universal Genius in Central Asia a Thousand Years Ago: Al-Biruni, memujinya sebagai "The Extraordinary Genius of Universal Scholar" yang melampaui batas-batas zamannya.

Kemahiran lain Al-Biruni ialah pemetaan bumi. Sebagian sarjana modern sepakat menjulukinya "Bapak Geodesi", gelar yang juga dimiliki Eratosthenes, ilmuwan Yunani abad 2 SM. Al-Biruni pernah memaparkan koordinat akurat garis bujur dan lintang 600 kota penting di masanya, lengkap dengan ukuran jarak antar lokasi dan arahnya menuju kiblat. Informasi ini termuat dalam karyanya, Kitab Taḥdid Nihayat Al-Amakin Li-Taṣḥiḥ Masafat Al-Masakin (Ketetapan Koordinat Lokasi untuk Mengoreksi Jarak Antar Kota). Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sanskerta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar