7.25.2011

gosong


Setelah mandi, dengan handuk terlilit di pinggang, dengan bau badan yg masih harum, di tengah kesendirian, terasa perutku meminta sesuatu. Kucobalah memasak ikan di penggorengan, sambil membolak-balik gorengan, handuk pun terkibas-kibas juga. Namun tiba-tiba telepon berdenyut:

"Hallo, mas!"
"Hallo juga say," jawabku.
"Saya penisaran banget, pengen denger suara mas," sahutnya.
"Oh iya, ini kan suaraku," jawabku sambil nyetel suara khas.
"Iya, mas. Merdu kedengarannya, pengen rasanya copy darat," jawabnya lagi manja.
"Wah, itu nantilah, ada waktunya. Kita ikuti saja flowchart-nya," kataku.
"Maksudnya flowchart?" tanyanya
"Iya, ada urutannya. Pertama, copy udara, selanjutnya baru copy darat. Terakhir nanti kita adakan copy laut," jawabku lagi.
"Kok ada copy lautnya? Maksudnya gimana sih?"
"Begini. 'Kan ada kata lautnya. Biasanya lautan itu seperti tak bertepi dan bisa diharungi. Bisa diharungi memakai perahu. Sekali merengkuh dayung, maka dua tiga pulau terlampau. Kalau sudah berada di laut maka kita akan LUPA DARATAN," ulasku panjang lebar.
"Ihh, mas ini puitis banget. Jadi pengen dekat sama mas," katanya.

Tiba-tiba setelah mengatakan LUPA DARATAN tadi saya tersadar, bahwa saya juga LUPA GORENGAN ikan tadi. Buru-buru dan tdk konsentrasi lagi pada percakapan kami, maka saya lihat goreng ikannya sudah hangus GOSONG. Seperti dalam gambar ini.

"Perbincangan kita telah menyebabkan gosong di dapurku," ulasku di dalam hati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar