12.05.2013

Strategi DOUBLE-D-DAY: Ketemu Lagi dengan Malcolm Gladwell (4)


Dari: "hernowo mengikatmakna"

> Strategi DOUBLE-D-DAY: Ketemu Lagi dengan Malcolm Gladwell (4)
>
> Oleh Hernowo
>
>  
>
> Foto Bill Hudson yang menghebohkan itu
>
>  
>
> Membaca Wyatt Walker, saya teringat film 42 dan The Butler. Lebih jauh lagi ada film The Helpdan Mississipi Burning yang memotret sejarah kelam rasisme di AmerikaSerikat. Kisah Wyatt saya baca di Bagian Kedua Bab Keenam buku David and Goliath. Di bagiankedua—yang diberi judul "Teori Kesukaran yang Berguna"—ini hanya ada tiga kisah. Kisah pertama tentang David Boies yang menderita disleksia, kedua tentang Emil "Jay" Freireich yang ketika kecil hidup dalam kemiskinan dan kesulitan, dan Wyatt Walker salah seorang tangan kanan pejuang hak-hak sipil Martin Luther King Jr. Kisah tentang Wyatt saya pilih untuk saya baca terlebih dahulu karena kesan film The Butler hingga kini masih belum hilang di kepala saya.
>
>  
>
> Film The Butler mengisahkan seorang kulit hitam—yang diperankan secara luar biasa oleh Forest Whitaker—yang menjadi pelayan (makanan dan minuman) di Gedung Putih selama hampir tiga puluh tahun. Selama pengabdiannya itu, dia mengalami pergantian presiden hingga beberapa kali. Dia mulai bekerja sejak Presiden Dwight D. Eisenhower (1953-1961). Meskipun selama menjadi pelayan di GedungPutih dia harus menutup mata dan telinga, peristiwa demi peristiwa (yang, tentu saja, didengar dan dilihatnya setiap hari khususnya tentang kekerasan dan bentrok rasialisme) tidak dapat diabaikannya. Cecil Gaines, demikian nama sang pelayan, "terpaksa" mengunyahnya dengan rasa yang kadang sangat pahit.
>
>  
>
> Di samping terkenang dengan film The Butler, ada satu lagi yang memikat saya berkaitan dengan kisah Wyatt. Khusus di halaman-halaman membicarakan Wyatt, ada dua gambar yang sama persis yang diletakkan di halaman 166 dan 193. Menurut Gladwell, gambar yang berupa foto itu merupakan foto paling terkenal dalam sejarah pergerakan hak sipil Amerika. Foto tersebut diambil pada 3 Mei 1963 oleh Bill Hudson, fotografer Associated Press. Hudson ketika itu sedang berada di Birmingham, Alabama, ketika para aktivis Martin Luther King Jr. memprotes komisioner keselamatan publik kota itu yang rasis, Eugene "Bull" Connor. Gladwell melukiskan foto tersebut dengan sangat bagus dan dramatis. "Sampai hari ini, foto itu tak kehilangan kekuatannya untuk mengejutkan."
>
>  
>
> Wyatt bersama Martin Luther King Jr.
>
>  
>
> Berbeda dengan bagian satu—yang bercerita tentang kelemahan dalam kekuatan dan kekuatan dalam kelemahan—bagian kedua ini bercerita tentang pelbagai kesukaran yang berguna bagi yang mengalami kesukaran tersebut. Di bagian satu kita dapat belajar bagaimana kelebihan tidak selamanya memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Sebaliknya, malah, yang kita anggap kelemahan mampu memberikan keuntungan. Di bagian kedua, Gladwell mengajak kita bergeser. "Apa yang kita maksud ketika kita menyebut sesuatu sebagai kekurangan?" tanyanya. Menurut Gladwell, kearifan konvensional menyatakan bahwa kekurangan itu sesuatu yang harus dihindari—kelemahan atau kesukaranlah yang membuat keadaan kita lebih buruk. Tapi—dalam kisah David Boies, Emil "Jay" Freireich, dan Wyatt Walker—tak selalu demikian adanya. Di bagian kedua ini, Gladwell—dengan berpijak pada gagasan dua psikolog dari University of California, Robert Bjork dan Elizabeth Bjork—menunjukkan dengan indah bagaimana si lemah bisa unggul di dalam sebuah kehidupan.
>
>  
>
> Pertanyaan yang ingin saya jawab di sini adalah terkait dengan adanya dua gambar yang sama di bab yang bercerita tentang Wyatt Walker. Mengapa ada dua gambar? Gambar pertama yang dipasang di halaman paling awal, yaitu di halaman 166, disebut Gladwell sebagai foto yang hingga hari ini tak kehilangan kekuatannya untuk mengejutkan. Begitu tersebar di media massa, foto tersebut dibahas di mana-mana, termasuk di ruang sidang Kongres. Sejenak sepertinya orang Amerika tak bisa membicarakan hal lain. Sebagaimana kata seorang jurnalis, foto itu bakal "membara selama-lamanya…bocah kurus berbaju rapi yang seperti bersandar pada anjing, lengannya terjuntai, sambil menatap tenang ke depan seolah mau berkata—'Ambil aku, inilah aku.'" Apakah benar demikian?
>
>  
>
> Foto Bill yang biasa-biasa saja...
>
>  
>
> Ternyata tidak! Di halaman 193, halaman akhir, foto itu ditampilkan lagi dan diberi komentar yang berbeda oleh Gladwell. Remaja di foto terkenal Bill Hudson itu ialah Walter Gadsden. Dia seorang murid kelas dua di Parker High, Birmingham. Usianya 15 tahun. Dia bukan pengunjuk rasa. Dia penonton. Gadsden bolos sekolah siang itu untuk menonton kejadian di Kelly Ingram Park. Petugas polisi di foto ialah Dick Middleton. Dia orang yang rendah hati dan pendiam. Nama si anjing Leo. Sekarang lihatlah wajah orang-orang kulit hitam di sekelilingnya. Bukankah mereka seharusnya kaget dan takut? Mereka, ternyata, tidak kaget atau takut.
>
>  
>
> Kemudian, perhatikan tali di tangan Middleton. Tegang, seolah dia mencoba menahan Leo. Dan lihat tangan kiri Gadsden. Dia memegang lengan Middleton. Lihat kaki kiri Gadsden. Dia menendag Leo, 'kan? Gadsden belakangan berkata bahwa dia sudah berada di dekat anjing sejak kecil dan diajari cara membela diri terhadap anjing. "Saya otomatis mengangkat lutut ke depan kepala anjing," katanya. Gadsden bukan martir yang pasrah seolah berkata, "Ambil aku, inilah aku." Dia bersiap-siap, dengan memegangi Middleton, supaya bisa mendendang lebih keras. Foto Hudson bukan sebagaimana yang diduga dunia. Foto itu biasa saja dan tidak ada yang menegangkan di dalamnya.
>
>  
>
> Itulah strategi DOUBLE-D DAY-nya Wyatt Walker. Wyatt adalah pengatur dan penggerak demonstrasi komunitas yang dipimpin Martin J. Luther King Jr. Demonstrasi itu harus tanpa kekerasan. Wyatt adalah si lemah yang penuh kesukaran. Agar demonstrasi berhasil, Wyatt mengerahkan anak-anak—meskipun upayanya ini banyak mendapat kecaman berbagai pihak. Ia menyebut hari kedatangan anak-anak ketika demonstrasi digelar sebagai "D Day". Ketika pas hari Jumat, strategi itu disebutnya sebagai "DOUBLE D-DAY". Wyatt berhasil. Hari itu enam ratus anak masuk penjara. Dan kemenangan si lemah Wyatt adalah ketika Bill Hudson berhasil membuat foto yang menghebohkan itu….[]
>
>
> --
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar