Dari: "hernowo mengikatmakna"
> POLITIK 2.0
>
> Oleh Hernowo
>
>
>
>
>
> Kisah keberhasilan Obama menjadi presiden Amerika Serikat yang ke-44 pada tahun 2009 adalah kisah tentang bergulir dan menyebarnya "Politik 2.0" (dalam Grown Up Digital, Tapscott mengistilahkannya dengan "Demokrasi 2.0") secara dahsyat. Kisah tersebut, kata Tapscott, berjalan beriringan dengan masa-masa penulisan buku Grown Up Digital. Adalah Chris Hughes, waktu itu berusia 23 tahun, yang menjadi tokoh utama "Politik 2.0" dalam buku Tapscott. Kisah Hughes dijadikan Tapscott untuk membuka Bab 9 "Generasi Internet dan Demokrasi: Obama, Jaringan Sosial, dan Upaya Merangkul Warga Negara".
>
>
>
> Saat berusia 23 tahun itulah Chris Hughes menandatangani kontrak kerja untuk Barack Obama. Itu terjadi, tepatnya, pada musim dingin 2007. Hughes tahu benar bahwa senator muda dari Illinois itu akan mengerjakan banyak hal yang berbeda untuk menang. Obama sama sekali tidak diunggulkan untuk meraih posisi penting di Negara Paman Sam. Pengalaman politiknya di tingkat nasional sedikit dan dia tidak mempunyai pengalaman sebagai eksekutif. Ditambah lagi hal ini: Obama menjadi satu-satunya warga Amerika keturunan Afrika dalam persaingan politik tersebut.
>
>
>
> Obama, waktu itu, jelas bukan apa-apa dibandingkan dengan Senator Hillary Clinton yang sudah mapan dan berada jauh di depan. Semua orang pintar yakin bahwa kandidat perempuan ini sudah menguasai pertarungan. Clinton berhasil menghimpun dana besar sekali dan juga berhasil mengumpulkan barisan pendukung yang luar biasa. Di samping semua keunggulan itu,Hillary memiliki sebuah tim konsultan gaya lama yang sangat berpengalaman dalam keterampilan memanipulasi media non-Internet. "Menjadi jelas bahwa jika Obama ingin menang, dia perlu memiliki kampanye yang didukung oleh orang banyak," ujar Hughes. "Dan tidak ada cara lain untuk melakukannya selain lewat Internet."
>
>
>
>
>
> Hughes tahu bagaimana cara membantu Obama. Di Harvard, dia pernah sekamar dengan Mark Zuckerberg, salah seorang pendiri Facebook, dan telah membantu mengembangkan banyak fitur—seperti "poke" versi digital untuk tepukan di punggung—untuk situs jaringan sosial itu. Dia juga tahu bagaimana jaringan sosial seperti Facebook telah mengubah kehidupan di kampus-kampus, dan bagaimana dia sekarang ingin mengerahkan kekuatan untuk saling berbagi itu bagi Obama. Maka Hughes pun pindah ke Chicago, mengambil cuti kerja yang cukup lama, dan mulai bekerja sebagai direktur pengorganisasian urusan online dalam kampanye Obama. Dan, seperti telah kita ketahui bersama, upaya online Hughes berhasil. Obama pun mengalahkan para pesaingnya satu demi satu.
>
>
>
> Bagaimana upaya Hughes memanfaatkan Internet untuk keberhasilan politik Obama? Dia mengorganisasikan upaya online lewat my.barackobama.com atau "My Bo"—sebagaimana sebutan situs tersebut dalam kampanye. Hughes mengubah cara politik dimainkan di Internet dan di darat. Alat-alat digital yang digunakan oleh Hughes pada situs jaringan sosial Obama menciptakan sebuah komunitas online beranggotakan lebih dari satu juta orang. Akan tetapi alih-alih mencoba mengendalikan pesan dari markas besar kampanye, seperti yang diperbuat dalam kampanye tradisional, dia member tiap individu dalam komunitas alat-alat digital untuk mengorganisasikan diri, untuk berbagi informasi, dan membentuk pawai-pawai, serta acara penggalangan dana bagi sang kandidat.
>
>
>
> Mari kita berhenti sejenak di sini. Itu terjadi sekitar lima-enam tahun lalu. Alat-alat digital itu kini telah berkembang secara luar biasa. Situs-situs jaringan sosial pun bertambah banyak dan berkembang secara lebih canggih. Apakah "Politik 2.0" akan lebih dahsyat dampaknya pada era sekarang? Siapakah yang telah memanfaatkan Internet secara luar biasa setelah era Barack Obama? Adakah "Hughes-Hughes" lain yang bermunculan di Amerika maupun di Negara-negara lain? Bagaimana kita meletakkan Pemilu 2014 di Indonesia nanti? Apakah sudah ada para kandidat yang mempersiapkan kampanyenya dengan memanfaatkan Internet? "Kisah Obama, yang sampai ke tangan banyak orang selama penulisan buku ini," tulis Tapscott di halaman 350 buku Grown Up Digital, "merupakan gambaran spektakuler tentang kekuatan Gen Net yang dilengkapi dengan alat-alat digital mereka untuk menggagalkan konvensi, menggulingkan otoritas, dan berpotensi mengubah dunia.
>
>
>
> "Sewaktu saya menulis buku ini, tidak seorang pun tahu bagaimana kisah Obama yang luar biasa akan berakhir, tetapi ada satu hal yang pasti: politik tidak pernah akan seperti dahulu. Dan ini baru awal. Gen Net sedang berubah menjadi sebuah mesin raksasa politik yang akan mendominasi politik abad ke-21 di Amerika." ...Dan juga di Indonesiakah pada 2014 nanti?[]
>
> --
> --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar