5.06.2014

pegimpornya bebas, tapi pengekspornya satu



Kartel Impor Sapi

http://agroindonesia.co.id/2014/04/22/kartel-impor-sapi/

Post Info Tuesday, April 22nd, 2014 12:11 by redaksi 

Pemerintah benar-benar tak berdaya menstabilkan harga daging sapi. Setelah diguncang importir daging, kini giliran para pengusaha penggemukan sapi (feedlotter) yang memainkan pasar. Hampir setahun sejak munculnya kebijakan stabilisasi dari Kementerian Perdagangan, yang terjadi justru lahirnya kartel untuk menahan harga daging tetap tinggi.

Tingginya harga daging yang tidak juga turun mencapai harga referensi pemerintah, yakni Rp76.000/kg, memang keterlaluan. Padahal, pemerintah sudah membebaskan impor hewan dan produk hewan dengan mengacu pada harga referensi tersebut sesuai Permendag No.46/M-DAG/KEP/8/2013 tentang ketentuan impor dan ekspor hewan dan produk hewan.

Kalaupun ada pembatasan, sesuai dengan keputusan Mendag No.699/M-DAG/KEP/7/2013 tentang stabilisasi harga daging sapi, tetap saja bukan pengenaan kuota. Berapa banyak sapi yang bisa diimpor pengusaha tergantung pada pertimbangan kapasitas kandang, gudang penyimpan, kapasitas pemotongan serta bukti kesiapan pengadaan dan pengiriman sapi siap potong.

Syarat itu memang terkait dengan tiga entitas bisnis, yakni industri pemotongan hewan, feedlotter terintegrasi serta rumah pemotongan hewan (RPH). Nah, menurut data Kemendag, ketiga pelaku bisnis ini sampai 31 Maret 2014 (kuartal I) telah mengimpor 15.834 ekor sapi siap potong dari total Surat Persetujuan Impor (SPI) sebesar 26.360 ekor. Sedangkan sapi bakalan mencapai 112.045 ekor dari SPI yang diterbitkan sebanyak 130.245 ekor.

Data pengusaha lain lagi. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo), Joni Liano, sampai minggu kedua April 2014, dari SPI kuartal I sebanyak 147.000 ekor, yang terealisasi sudah 97%. "Sekitar 23.000 ekor sapi siap potong dan sisanya sapi bakalan," katanya.

Dengan jumlah sapi siap potong yang masuk, plus bakalan yang ada, ternyata harga daging di pasar becek tetap nangkring jauh di atas harga referensi. Tak pelak, Menteri Pertanian Suswono pun mempertanyakan efektivitas beleid koleganya di perdagangan. Dulu, saat masih sistem kuota, Kementan selalu disalahkan. Kini, saat tinggal urus kesehatan hewan, daging juga tetap tinggi. Jadi? "Ada kemungkinan kartel," tegasnya.

Ini jelas tudingan berat. Namun, tudingan itu diamini Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi. Pasalnya, pihak yang mengimpor sapi siap potong ternyata hanya feedlotter terintegrasi, yang tak langsung memotong sapinya, tapi menjualnya ke RPH. Belum lagi ada aturan tak tertulis soal pembelian yang tak bisa bebas. "Kami memandang syarat dan ketentuan yang ada membuktikan telah terjadi kartel," tegasnya.

Gayung pun bersambut. Komisioner KPPU, Munrohim Misanam juga menduga ada permainan dan melakukan penyelidikan. "KPPU menduga ada permainan sehingga harga jual daging sapi di pasar dalam negeri tetap bertahan tinggi," jelasnya.

Impor Daging Sapi Terus Naik, Tapi Harga Masih Rp 100 Ribu/Kg?
 Ekonomi   0   05 Mei 2014 11:52

Sapi (Istimewa)
Liputan6.com, Jakarta - Harga daging sapi di pasar tradisional masih bertengger tinggi di kisaran Rp 100 ribu per kilogram (kg).

Padahal, pasokan daging sapi dari impor terus melonjak. Beberapa waktu lalu disebutkan jika masih mahalnya daging sapi akibat kekurangan pasokan di pasar dalam negeri.

Merunut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor daging sapi dari beberapa negara terus meningkat kurun 3 bulan terakhir di tahun ini.

Data menunjukkan nilai impor daging sapi ke Indonesia pada Maret 2014 mencapai US$ 58.633.590, naik dari Februari yang sebesar US$ 37.578.860. Nilai impor Maret juga lebih tinggi dibandingkan Januari yang hanya US$ 24.801.092.

Secara total, nilai impor daging sapi kurun Januari sampai Maret 2014 mencapai US$ 121.013.542. Impor tersebut antara lain dari Australia sebesar US$ 77.171.962, Selandia Baru senilai US$ 31.784.131, Amerika Serikat US$ 12.057.499.

Selain daging, Indonesia juga mengimpor sapi hidup. Sepanjang kuartal I-2014, nilai impor sapi tercatat sebesar US$ 149.403.118. Nilai impor sapi ini hanya dari satu negara yakni Australia.

Sebelumnya berdasarkan pantauan Liputan6.com di di pasar tradisional, harga daging sapi masih berkisar Rp 80 ribu sampairp 100 ribu.

"Harga daging sapi untuk sop masih Rp 100 ribu per kg, tetelan Rp 80 ribu per kg dan harga daging khas dalam masih Rp 100 ribu lebih per kg," tutur pedagang daging sapi di Pasar Bojong, Jakarta Barat, Samsudin (48), Senin (5/5/2014).

Dia mengaku, harga tersebut tak beranjak sejak tahun lalu. Beberapa pedagang pun mempertanyakan mengenai harga daging sapi yang tak kunjung turun.

"Sudah lama masih saja harganya segini. Paling turun dikit, lalu nggak lama naik lagi. Mungkin karena pimpinan distributor sekarang dari Australia jadinya dia yang mainin harga," cetus dia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar