5.01.2014

Mayday


1 Mei Hari Buruh Dikasih Libur, Buruh Malah Kebingungan

Nur Cahyo

01 May 2014 | 12:14

Asyik tanggal merah....Hari ini 1 Mei adalah hari libur nasional, maksud pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional adalah memberi kesempatan bagi para buruh (Sebenarnya saya lebih senang menyebutkan karyawan) untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan aspirasinya secara lebih tertib dan tidak mengganggu kepentingan umum.Kalau kita cermati setiap perayaan hari buruh internasional 1 Mei (atau lebih terkenal dengan sebutan Mayday) otomatis aktifitas perekoonomian lumpuh total. Jalanan macet dimana-mana, truk-truk muatan bahan mentah dan suku cadang tidak bisa berjalan karena akses ke tempat produksi terhalang, sweeping terhadap karyawan di pabrik-pabrik untuk ikut unjuk rasa.Secara total setiap 1 Mei adalah hari paling tidak produktif se-Indonesia karena dunia usaha rugi miliaran rupiah. Belum efek sosial yang ditimbulkan akibat kemacetan yang terjadi karena aksi unjuk rasa buruh. Salah satu tuntutan dari aksi buruh adalah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional. Nah sekarang dah dikasih libur nih sama SBY . Senang saudara-saudara ? Bingung bung ! Itulah kenyataannya. Dengan ditetapkannya Mayday sebagai libur nasional, yang terjadi adalah ketakutan akan jumlah massa yang akan ikut aksi turun ke jalan. Dari tahun ke tahun jumlah massa dari kalangan buruh yang ikut aksi turun ke jalan mencapai ribuan jumlahnya. Dengan gagahnya mereka menutup jalan Sudirman Thamrin dan bergerak ke Istana Negara. Kok bisa peserta aksi massa ribuan ? Ya jelas bisa, lha wong hari itu hari kerja, tinggal ancam saja manajemen perusahaan atau sweeping perusahaan tetangga untuk dapat jumlah massa yang banyak. Kalau sekarang diliburkan nasional bagaimana dapat massa dalam jumlah besar untuk aksi ? Ada organisasi Serikat Pekerja yang sampai harus membuat Doorprize Sepeda Motorbagi peserta aksi yang akan ikut unjuk rasa pada Mayday tahun ini, karena ketakutan jumlah massa yang datang sedikit. Nah itu punya duit buat beli doorprize sepeda motor. Katanya buruh kaum tertindas ? Kenapa harus ada iming-iming doorprize segala. Bukankah semangat juang kaum tertindas itu harus muncul dari hati. Ada pula yang lebih dahsyat lagi, ada organisasi besar serikat pekerja yang merencakan aksi massa besar-besaran justru pada tanggal 2 Mei (bukan 1 Mei). Halo halooo... hari buruh internasionalnya kapan bung ? Memangnya di Indonesia diubah jadi 2 Mei ya ? Alasannya adalah 1 Mei adalah hari libur, kalau demo ke instansi pemerintah nggak ada yang dengar dan lihat. Capek deh !Kalau kita kembali pada esensi peringatan hari buruh internasional dalah sebagai peringatan atas terjadinya tragedi Haymarket di Amerika Serikat tahun 1880-an yang menewaskan ratusan buruh karena menuntut 8 jam kerja. Indonesia juga memiliki pejuang buruh wanita yaitu Marsinah, pejuang buruh usia 24 tahun yang meninggal karena memperjuangkan hak buruh.Presiden Sukarno sendiri juga telah menaruh perhatian khusus atas Mayday pada era orde baru dengan turut hadir dan memberikan penekanan atas hak kebebasan berserikat, kritik dan berpendapat. Dimana pada era orde baru peringatan Mayday tidak diberi tempat karena dianggap menjurus pada anarki. Dimana pada saat itu aktivis-aktivis buruh menjadi penentang arus dan siap dengan risiko, seperti yang terjadi pada Marsinah yang diculik dan ditemukan meninggal karena penganiayaan berat setelah menghilang selama 3 hari. Di era reformasi ini yang terjadi justru adanya perpecahan di kalangan organisasi besar serikat buruh. Coba perhatikan, jika ada kongres serikat buruh dan ada pihak yang tidak terpilih sebagai ketua maka dia akan membuat serikat buruh tandingan dengan membawa pengikutnya. Awal carut marutnya perjuangan buruh yang mulai ternoda oleh egoisme. Coba kalau anda iseng jalan-jalan saat aksi unjuk rasa dan bertanya pada buruh yang unjuk rasa. "Bung, apa sih tuntutan anda ?" "Wah nggak tahu mas, saya Cuma ikut-ikutan saja. Lumayan nggak kerja hari ini. Tanya saja sama yang cuap-cuap pakai TOA itu." Rata-rata jawabannya adalah seperti itu. Massa aksi yang dibawa rata-rata tidak mengerti dengan tuntutan-tuntutan yang digaungkan. Misalkan Hapus outsourcing, upah murah dan lainnya yang selalu jadi tuntutan standarnya.
Mari bung saatnya kita kembalikan semangat perjuangan buruh pada hakikatnya. Semangatnya adalah PARTNERSHIP dengan semua pihak. Ya pemerintah ya pengusaha ya masyarakat umum. Jangan Cuma menuntut, tapi tunjukkan bahwa buruh Indonesia adalah buruh paling PRODUKTIF se-Asia Tenggara.

Jangan Cuma tuntut "Tolak Upah Murah" tunjukkan bahwa dengan upah yang ada saat ini buruh bisa produktif. Logika sederhana, kalau buruh produktif maka laba perusahaan akan naik, kalau laba perusahaan naik perekonomian nasional meningkat. Naikin upah ? Kalau produktif sih cing cay lah...Yuk Jadi buruh/pekerja produktif ! "Selamat Memperingati Mayday dengan Produktif, Bung !" @alwayscahyo














Dibaca : 19 kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar