5.07.2014

Kurang Greget ?!



Pak Jokowi Kurang Greget Kalau Jadi Presiden

Sri Septiani

06 May 2014 | 15:19

Langkahnya yang pelan, suaranya yang mendayu, terlalu banyak mengorbankan diri, mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan bawahan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, menjadi alasan saya mengatakan Pak Jokowi kurang greget kalau jadi presiden. Tidak ada karakter pemimpin, karakter mengarahkan yang dipimpin agar bertindak sesuai dengan yang dia inginkan, itu yang sepertinya tidak dimiliki pak Jokowi.

Gini aja deh Pak SBY yang dikenal dengan santun dan bicara teratur saja mampu mengatur Menterinya yang notabene dari berbagai parpol, dimana mereka punya kepentingan masing-masing soal kekuasaan, bahkan tidak segan menegur bila menterinya berbuat kesalahan, yang tentu berakibat tidak baik bagi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pak SBY selalu mengingatkan dalam sidang kabinet bahwa "Rakyat menyaksikan kepemimpinan saudara (Menteri-menteri) saat ini, oleh karena itu saya mengajak saudara menjalankankan amanah yang diberikan dari rakyat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya".

Menurut saya tugas yang benar itu pemimpin hanya mengawasi, seperlunya saja, tidak perlu hampir dalam setiap proses, kemudian balik kantor menjadi telat, padahal urusan di kantor juga tidak bisa diabaikan. Pak Jokowi ini sepertinya hanya fokus pada akhir, istilahnya ingin masalah cepet beres, bersikap ngga sabaran, kemudian mengabaikan proses, misalnya saat armada bus Transjakarta dinilai kurang, kemudian pak Jokowi bersama pak Ahok impor bus Transjakarta dari China, mungkin dinilai terjangkau dan bisa tiba tepat waktu.

Namun saat sampai di Indonesia, bus Transjakarta itu sampai karatan semua. Katanya sih logamnya  bereaksi kena air asin, apa Pak Jokowi dan Pak Ahok, serta Transjakarta tidak memperhitungkan soal ini? Bahkan saat saya baca detik.com, salah satu pabrik bus asal Indonesia adalah milik PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, menawarkan kapasitas yang sama, namun karena harga yang sedikit berbeda, pihak Transjakarta memilih dari China. Akibatnya yang seperti yang diberitakan selama ini.

Dari kurangnya perhitungan soal ini saja menjadi bukti bahwa Pak Jokowi masih belum greget alias mumpuni untuk menjadi calon presiden. Menjadi presiden kan tidak mudah, masalahnya luar biasa besar, menyangkut rakyat keseluruhan. Bagaimana presiden mengatasi masalah yang besar dan jumlah yang banyak, sementara dalam hal mendatangkan bus Transjakarta saja hasilnya tidak memuaskan, bahkan cenderung merugikan. Baik dalam anggaran maupun contoh yang diperlihatkan kepada masyarakat dalam hal kebijakan yang diambil oleh pemimpin.

Gimana Pak Jokowi? saran saya baiknya bapak melihat kapasitas diri lebih dulu,  baru maju menjadi seorang presiden Indonesia, memimpin rakyat dengan berbagai masalahnya.

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar