From: "Dharma Hutauruk dharma.hutauruk@gmail.com
Semoga bapak kita HMT Oppusunggu tetap sehat dan bisa memberikan berbagai pandangan
Salam,
Dharma
---------- Forwarded message ----------
From: HMT Oppusunggu < humtiarti@hotmail.com >
Date: 2014-05-12 12:49 GMT+07:00
Subject: bank century
To: Anggota DPR Komisi3 < set_komisi3@dpr.go.id >, AnggotaDPR Komisi1 < set_komisi1@dpr.go.id >, Bambang Soesatyo SH < bambangsoesatyo@yahoo.com >, Bambang Widjojanto SH < pengaduan@kpk.go.id >, "Dewan FakEkon. GAMA" < feugm@wasantara.net.id >, Dewan ITB < info-center@itb.ac.id >, Din Syamsuddin < info@m-dinsyamsuddin.com >, DR Chatib Basri < lkpm@bkpm.go.id >, Gubernur Bank Indonesia < humasbi@bi.go.id >, Institute Maarif < maarif@maarifinstitute.org >, Institute Setara < setara_institute@hotmail.com >, "Jend.Sudi Silalahi" < webmaster@set.neg.go.id >, Kwik Kian Gie < kkg@indo.net.id >, LIPI < meja.informasi@yahoo.com >, megamdbs@gmail.com , "Pres. Dr. Soesilo B. Yudhoyono" < webmaster@setneg.go.id >, "Pres. SBY" < faisal.basri@gmai.com >, "Pres.Dr Soesilo Yudhoyono" < set_komisi11@dpr.go.id >, "Prof. Sahetapy" < sekretariat@komisihukum.go.id >, rektor universitas Gajahmada < webugm@ugm.ac.id >, Rektorat ITB < webmaster@itb.ac.id >, Sirait & Wibowo < set_komosi11@dpr.go.id >, Agus Martowardoyo < agusm@depkeu.go.id >, Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: Aristides Katoppo < redaksi@sinarharapan.co.id >, "B.DORPI P. UBANTU" < bdorpi@royalubantu.com >, bdorpi@indopetroleum.com , ClubSixty@googlegroups.com , corpsecr@indosiar.com , cwibisono@aol.com , DR Jero Wacik < pusdatin@esdm.go.id >, DR Karen Agustiawan < pcc@pertamina.com >, DR Rizal Mallarangeng < office@freedom-institute.org >, Dr Sugeng Saryadi < office@cps-sss.org >, DR Yuwono sudarsono < yuwonosudarsono@yahoo.com >, Habil < danendraindaru@yahoo.com.sg >, Hendardi SH < setara_institute@hotmail.com >, jktpost2@cbn.net.id , Ketua Kadin < kadin@kadin-indonesia.or.id >, koransp@suarapembaruan.com , Mahkamah Konstitusi Ketua < webmaster@mahkamahkonstitusi.go.id >, Metro TV < redaksi@metrotvnews.com >, "Mr. Fadli Zon" < info@partaigerindra.or.id >, Pers Indonesia < PERSIndonesia@yahoogroups.com >, pr@sctv.co.id , "Prof. Dr.Yuwono Sudarsono" < jwnsudarsono@yahoo.com >, "Prof. Tjipta Lesmana" < undergraduate.admission@uph.edu >, Rektor Atmajaya < pr@atmajaya.ac.id >, Rektor UKRIDA < humas@ukrida.ac.id >, Sri-Edi Swasono < swasono@yahoo.com >, universitas gajahmada < umugm@ugm.ac.id >, wijayanto < wijayanto@paramadina.ac.id >, wkasman1@gmail.com , cservice@metrotvnews.com , Eep < eepsf@yahoo.com >, faisal basri < faisal.basri@gmail.com >, Febry Diansyah SH < icw@antikorupsi.org >
(Seperti
biasa, sebarkanlah ke seluruh Sabang-Merauke)
Bank Century.
Khusus di Indonesia, istilah Keuangan atau jabatan Menteri
Keuangan sama sekali bukan mengacu pada masalah atau ilmu keuangan-moneter, tapi
melulu pada soal pembelanjaan negara saja yang tidak dihubung-hubungkan dengan
soal-soal uang, yang pada dirinya melulu urusan Bank Sentral saja. Dan sejak
kemerdekaan, Menteri Keuangan kita memang murni tidak pernah mencampuri
soal-soal uang, termasuk mengenai penentuan jumlah uang yang beredar seluruhnya
di negara Indonesia. Seperti di negara-negara lain, Menteri Keuangan lebih tepat
disebut : Menteri Finansial atau Menteri Perbendaharaan (Minister of Finance
atau Minister of The Treasury), yang sebagai Bendara Negara memang mengurus Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)
saja.
Anh bin ajaib, khusus dalam zaman-SBY saja, jabatan dari
Menteri Keuangan dikorupsikan, diperluas dan dikacaukan oleh kegiatan
Menteri Keuangan Dr. Sri Mulyani
yang justru mencakup soal-soal keuangan yang pada dasarnya adalah melulu
tanggung-jawab Bank Sentral BI. Perlu pula disadari bahwa pemangku jabatan dari
seorang Menteri dikacaukan Pres. SBY pula karena mengangkat Dr. Ir. Hatta Rajasa –misalnya- menjadi Menteri
Koordinator Ekonomi (super-Menteri Ekonomi), sekalipun Hatta buta huruf total
mengenai ilmu ekonomi dan ilmu perencanaan ekonomi. Begitu juga Agus
Martowardoyo, yang diangkat menjadi Menteri Keuangan, butahuruf total dalam ilmu
ekonomi public finance dan juga
membiarkan dirinya dikacaukan dan
ditipu muslihati oleh Banggar DPR, di mana DPR sendiri melulu mengurus soal
besar ilmu-hukum legislatif saja dan DPR sama sekali tidak mengurus soal
keuangan atau budget negara. Dan sekarang ini, Agus dibombardir lagi menjadi
Gubernur BI walaupun buta huruf ttg ilmu ekonomi ke-Bank Central-an. Dr. Chatib
Basri, Dr. Marie Pangestu dll menerima jabatan Menteri sekalipun hanya duduk utk
pukul lalat belaka … Ya, Pres. SBY membangun birokrasi raksasa '200 Menteri',
yang pasti akan mewariskan malapetaka melulu, bila Presiden yad ingin membentuk
12-15 'zaken-kabin et' yang mengharuskan Presiden baru mem-PHK-kan begitu banyak Menteri-Menteri pukul lalat tadi
beserta staf-raksasanya, namun tetap dibiayai dengan dan melalui
APBN.
Dapatlah dipahami sekarang, mengapa penyelesaian soal
Bank Century tinggal terbengkalai terus, sebab baik Dr. Sri Mulyani maupun Dr.
Boediono, apalagi KPK beserta ahli hukum Jaksa Penuntut Umum dan para hakim Tipikor tidak memahami ilmu moneter
sama sekali dan otomatis tuduhan yang dihadapi Boediono dan Sri Mulyani
asal-asalan saja dan otomatis asal-bunyi pula dijawab oleh saksi Sri Mulyani dan
Boediono yang kesemuanya merupakan pengadilan yang melulu asal-asalan dan asal bunyi
saja.
Tidak pernah akan kita dengar, kesalahan dan kebohongan
fatal dari Sri Mulyani, yang dengan lantangnya tetap melanggar ilmu ekonomi
moneter yang bukan bidangnya dengan berkata, bahwa
i) Menteri Keuangan harus membail-out sebuah perusaan bank swasta,
Bank Century, yang oleh Sri Mulyani
dikarang-karangnya saja –sambil membohongi diri sendiri- dituduhnya telah
mengidap PENYAKIT SYSTEMIC yang dengan domino-effect akan menimbulkan rush pada
bank-bank lain utk menarik semua deposito para deposan dan pada gilirannya
membangkrutkan bank-bank lain. Padahal, Ilmu moneter tidak pernah mengenal
istilah penyakit systemic ( system perbankan apa yang dilanggar
Bank Century, DR. Sri Mulyani?). Penyakit systemic dikenal hanya dalam
ilmu kedokteran .
(ii) andaikata Bank Century salah atau merugi –-sebagai
biasanya- sesuai dengal ilmu-perusahaan bank- Bank tsb harus dibiarkan bangkrut
atau ditutup saja, tanpa campur tangan dari Menteri Keuangan.Tapi sebaliknya
Bank Century bukan ditutup, tapi dirampok Sri Mulyani menjadi Bank Mutiara,
milik Pemerintah, yang dibiayai
Lembaga Penjamin Simpinan (LPS) –yang ditukang-tukangi Dr Sri Mulyani dengan
menyerahkan Rp 6,7 triliun menjadi modal Bank Mutiara. Padahal, LPS Indonesia
seperti LPS-LPS di luar negeri sedianya menjamain, supaya para deposan tidak
kehilangan depositonya … Bila bank pemegang deposito dari para
deposanbank tadi yang terancam
bangkrut, maka semua utang-utang bank bersangkutan dilunasi dengan hasil dari penjualan harta benda bank yang
sudah bangkrut, dan bila ada tersisa utang bank, maka sisa tsb –biasanya
pembayaran jumlah kecil sisa utang tsb- dilakukan LPS dari deposito para
deposan. Tapi, dalam kasus Bank Century, seluruh deposito yang dimiliki para
deposan tadi, dihilangkan Sri Mulyani begitu saja, sedang Bank Century dirampok
menjadi Bank Mutiara, milik Pemerintah (entah darimana modalnya diserahkan
Menteri Keuangan).
Melalui KSSK, yang mengurus soal-soal moneter yang nota bene dirumumuskan justru
oleh Sri Mulyani sebagai Menteri-Perbendaharaan (APBN), dan diciptakan menjadi
landasan untuk mem-bail out sebuah bank swasta (Bank Century). KSSK tsb diketuai
Menteri APBN, sedang Boediono yang Gubernur Bank Sentral , dinomor-duakan menjadi
Wakil Ketua tapi dilibatkan untuk turut membail-out Bank Century. Sebelum KSSK,
Boediono sudah dibisikkan terlebih dahulu akan diangkat menjadi Wk Presiden
Republik Indonesia: sebuah pangkat yang tidak pernah dimimpikan Boediono.
Sementara itu, Sri Mulyani diikut sertakan menjadi anggota Team Sukses pemilihan
SBY untuk menjadi Presiden kedua kalinya pada 2009. Dan Sri Mulyani sudah
dijanjikan akan terus menjadi Menteri Keuangan RI. Demikianlah siasat untuk
pengumpulan uang-korupsi utk mengegolkan dan memenangkan Pilpres 2009. Sementara
itu Pres. SBY memuja dan memuji Sri Mulyani dan Boediono sebagai pahlawan
penyelamat ekonomi kita dengan terhindarnya ekonomi Indonesia oleh mereka berdua
dari krisis ekonomi seperti tahun 1998. Padahal, TIME NEVER REPEATS ITSELF=WAKTU
TIDAK PERNAH BERULANG KEMBALI. Krisis ekonomi pada tahun 1998 tidak akan pernah
mengulangi dirinya. Artinya, krisis 1998 timbul melulu dikarenakan oleh
kosongnya persediaan devisa kita yang menyebabkan Indonesia tidak sanggup
melakukan pembayaran kembali utang devisa para konglomerat yang yang 'jatuh
tempo'. Oleh Dr JB Sumarlin dan Dr. Mooy diberlakukan Peraturan Oktober 1986
yang memberikan kebebasan tanpa batas bagi para konglomerat untuk melakukan
pinjaman devisa dari luar negeri, yang kemudian menciptaka krisis-valas, di mana
Pemerintah tidak sanggup lagi membayar kembali utang valas Republik Indonesia setelah pembayaran kembali dari
utang valas para konglomerat tadi jatuh tempo, sehingga menciptakan krisis valas
tadi.
Yusuf Kalla sendiri bersaksi bahwa menjelang akhir 2008,
Indonesia tidak pernah ditimpa oleh krisis apa-apa, seperti yang
didengung-dengungkan khusus oleh DR. Boediono.
12-5-2014. hmt oppusunggu (website: www.hmtoppusunggu.wordpress.com/ )
--
Salam,
Dharma Hutauruk
PT. Erlass Prokreatif Indonesia
Jl. Warung Buncit Raya No. 79, Pejaten - Jakarta Selatan
Phone : 021 - 7918 0467
Mobile : 0821 6768 7808
PIN : 28588F57
www.erlass.co.id
www.erlassku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar