Dari: "Titik Haryati"
> Hasil Penelitian Benarkan Kopi Bikin Ketagihan
> TEMPO.CO – Sab, 1 Feb 2014
> Konten Terkait
> Lihat Foto
>
> Hasil Penelitian Benarkan Kopi Bikin Ketagihan
>
> TEMPO.CO, Los Angeles - Meski tak berbahaya seperti narkoba, efek kopi hampir sama seperti candu. Anda mungkin mengalami gejala ketagihan begitu berhenti mengonsumsinya, kata sebuah penelitian.
>
> Sebuah studi terbaru mengatakan bahwa minum beberapa cangkir kopi per hari dapat menjadi kebiasaan yang membentuk beberapa individu. Menghentikan kebiasaan itu, kata para peneliti, menyebabkan gejala serupa ketagihan, seperti kelelahan dan sakit kepala.
>
> "Ada kesalahpahaman di kalangan profesional dan orang awam tentang kafein bahwa tak sulit untuk berhenti mengkonsumsinya," kata profesor psikologi American University, Laura Juliano. Namun, penelitian yang dilakukan, katanya, membuktikan hal sebaliknya.
>
> "Dalam studi berbasis populasi, lebih dari 50 persen konsumen kafein yang rutin mengkonsumsinya melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan berhenti atau mengurangi penggunaan kafein," katanya. Atas dasar penelitian ini, mereka memasukkan efek kafein dalam edisi terbaru DSM-5 tentang gangguan psikologis kronik.
>
> "Kafein adalah stimulan ringan yang digunakan oleh hampir semua orang setiap hari," kata Charles O'Brien, pimpinan Substance-Related Disorders Work Group. "Biasanya, tidak ada masalah dengan itu. Namun, jika Anda minum banyak kopi, biasanya dua atau tiga cangkir pada suatu waktu, akan ada efek ketagihan," katanya.
>
> Namun, O'Brien mengatakan kafein masuk dalam golongan DSM-5 bagian III, yang berarti memerlukan penelitian lebih lanjut tentang potensi sifat adiktifnya.
>
> Juliano mengatakan bahwa untuk menghindari gejala yang berpotensi serius, sesorang harus membatasi konsumsi kafein mereka sehari-hari maksimal 400 mg. "Setara dua sampai tiga cangkir kopi seberat 8 ounce (sama dengan 226,7 gram)," katanya.
>
> Ia juga menekankan pentingnya transparansi tentang minuman atau makanan yang mengandung kafein. "Harus disebutkan berapa kadarnya," katanya. Ia menyesalkan saat ini produsen tidak diharuskan untuk menuliskan jumlah kafein dalam labelnya, misalnya pada beberapa produk seperti minuman energi.
>
> --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar