>
> Dari: "Daniel H.T."
>
> >
> >
> > http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/01/28/kasus-xu-zhiyong-di-china-ahok-menunjukkan-keunggulan-indonesia--629517.html
> >
> > Xu Zhiyong (sumber: ucanews.com)
> > Selama ini kita selalu memuji-muji hukum di China yang sangat keras terhadap para koruptornya. Sudah entah berapa banyak pejabat negara yang dihukum mati karena korupsi. Namun kejadian baru-baru ini di Beijing membuat kita harus menilai ulang mengenai tingkat keseriusan kampanye antikorupsi di sana. Paling tidak, rupanya pejabat negara di sana masih alergi dengan transparansi, maka tak heran ketika ada aktivisnya yang melakukan aksi kampanye menyerukan pejabat-pejabat negaranya harus transparansi mengenai keuangan mereka, aktivis itu malah ditangkap dan dihukum penjara.
> > Aktivis itu bernama Xu Zhiyong, pendiri Gerakan Masyarakat Baru dengan misi utama menyerukan kepada pejabat negara melakukan transparansi terhadap harta kekayaan mereka. Sejak 2012 dia bersama rekan-rekannya melakukan unjuk rasa untuk menyuarakan misi mereka itu di Beijing. Gerakan mereka ini mulai mendapat perhatian dari media internasional, sebelum akhirnya Xu Zhiyong ditangkap pada Juli 2013. Sempat dikenakan tahanan rumah selama tiga bulan, diadili di pengadilan di Beijing mulai tanggal 22 Januari 2014, dengan tuduhan mengumpulkan massa, melakukan hasutan dan mengganggu ketertiban umum. Pada 26 Januari kemarin, divonis bersalah dengan hukuman penjara selama 4 tahun. Beberapa orang rekan aktivisnya juga ditangkap. Wartawan asing yang meliput diusir menjauh dari gedung pengadilan.
> > David McKenzie, seorang respon CNN di Beijing dipaksa meninggalkan gedung pengadilan ketika hendak mengambil gambar di sana. Dia sempat didorong-dorong, ditendang, dipaksa masuk ke sebuah van dan dibawa pergi menjauhi gedung pengadilan.
> > Kelompok pembela hak asasi manusia mengkritik Presiden Xi Jinping yang telah mengumandangkan perang melawan korupsi, tetapi memberlakukan standar ganda pada kasus Xu.
> > Roseann Rife dari Amnesty International menyatakan, “Pemerintah China sekali lagi memilih pendekatan menakutkan dalam penegakan hukum. … Pada akhirnya, pengadilan yang tidak fair kepada Xu Zhiyong adalah bentuk kemunafikan dari penguasa!”
> > Xu adalah pengacara terkenal di China, dia pernah menangani kasus-kasus besar yang mengundang perhatian publik (internasional). Di antaranya mendampingi keluarga korban susu formula beracun pada 2009.
> > Analisis menduga, Xu sengaja dipenjarakan karena popularitasnya yang semakin meningkat di negerinya karena kerap menyerang kebijakan-kebijakan pemerintah dan mulai mempengaruhi warga China. Pengacaranya, Zhang Qingfang mengatakan bahwa pengadilan terhadap kliennya itu kental dengan nuansa politik.
> > Aktivis antikorupsi pendukung Xu ditangkap polisi ketika berdemo di depan gedung pengadilan yang mengadili Xu (sumber: thetelegraph.co.uk)
> > Di depan hakim yang mengadilinya, Xu menyatakan pilar terakhir penegakan hukum di China sudah hancur. Dalam persidangannya, Xu sempat membacakan pernyataan tentang misi gerakan yang digagasnya untuk menyatakan dirinya tidak bersalah. Namun, di tengah pembacaan pernyataannya itu, hakim memotong dan menghentikannya, dengan alasan apa yang dikatkan itu tidak relevan dengan kasusnya. Tepat saat dia menyatakan keinginannya agar pejabat tinggi negara harus transparan terkait dengan aset-aset yang dimilikinya.
> > “Menyerukan kepada para pejabat untuk mengumumkan aset mereka adalah upaya kami memperkuat sistem antikorupsi di negeri ini!” Seru Xu, seperti yang ditirukan pengacaranya, Zhang Qingfang. “Lebih dari 137 negara dan wilayah di dunia telah memberlakukan sistem ini, mengapa China tidak? Apa yang ditakutkan para pelayan rakyat itu?!” Hakim langsung memerintahkan petugas pengadilan membawa Xu keluar dari ruang sidang, dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan dan dibawa pergi ke penjaranya.
> > Zhang Qinfang juga dihalau polisi menjauh dari wartawan yang mengeremutinya. Dia digiring secara paksa oleh sejumlah polisi, dengan maksud agar dia tidak terus memberi pernyataan-pernyataannya kepada media. Dia dilepaskan kembali setelah wartawan sudah tidak ada.
> > Dalam hal transparansi pejabat tinggi negara terhadap harta kekayaannya ini, China seharusnya malu terhadap Indonesia yang padahal sudah lama terkenal sebagai salah satu negara terkorupsi di dunia, dan paling lunak terhdap para koruptor kakapnya.
> > Meskipun disebut sebagai salah satu negara terkorup di dunia, sedangkan China katanya terkenal dengan ketegasannya memberantas korupsi, tetapi soal transparansi China masih kalah dengan Indonesia.
> > Saat ini, di Indonesia, masih ada pejabat tinggi negara yang tanpa disuruh-suruh oleh rakyatnya, telah melakukan transparansi itu sendiri, meskipun masih hanya segelintir. Rakyat yang mencela pejabat negaranya yang korup, yang mencela pejabat tinggi negaranya yang tak terbuka dengan harta kekayaannya, dan yang menyerukan hal yang serupa yang dilakukan Xu Zhiyong, tidak pernah ditangkap, apalagi sampai dihukum penjara. Media massa juga bebas memberitakan semua hal itu tanpa dikotnrol dan disensor penguasa.
> > Kecuali saat ini presiden kita, SBY, yang menjelang pensiunnya tiba-tiba sangat sensitif dengan opini-opini setiap orang yang menyinggung soal isu-isu kasus korupsi dikaitkan dengan keluarganya, atau soal lain yang membuatnya tersinggung, sehingga merasa perlu menyewa pengacara khusus keluarganya untuk memperkarakan siapa saja yang beropini sedemikian. Padahal itu baru merupakan analisa atau opini semata. Bukan suatu tuduhan.
> > Salah satu dari segelintir pejabat tinggi negara dan yang paling menonjol transparansinya sampai saat ini adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
> > Apa yang diserukan oleh Xu di negaranya itu, sama dengan apa yang diserukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bedanya, Ahok bukan seorang aktivis seperti Xu. Dia malah adalah bagian dari pejabat negara, yang sudah cukup lama mempraktekkan transparansi sebagaimana diinginkan oleh Xu Zhiyong dan kawan-kawannya itu. Yaitu, sejak dia menjadi Bupati Bangka Belitung pada 2005, yang diteruskan ketika menjadi anggota DPR, dan sampai sekarang ketika sedang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
> > Selain aset-aset yang dimilikinya, Ahok juga mengumumkan rincian gaji dan tunjangan yang diterimanya, dan digunakan untuk apa saja, yang diunggah di laman pribadinya,www.ahok.org . Adakah di China sana yang katanya paling keras dengan para koruptornya setransparan Ahok?
> > Sayangnya semangat transparansi yang begitu positif yang diteladani Ahok di negeri ini juga masih merupakan barang yang sangat langka. Meskipun demikian setidaknya, dalam konteks kasus Xu ini, Ahok telah menunjukkan kepada kita, kepada dunia, mengenai transparansi pejabat tinggi negara, kita masih sedikit lebih unggul daripada China.
>
> --
> --
Blognya alumni SMPN 1 Magelang; berbagi kenangan; berbagi rasa dan berbagi cerita.... OPEN to all of alumnus.
2.08.2014
Kasus Xu Zhiyong di China, Ahok Menunjukkan Keunggulan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar