Dari: "Daniel H.T."
>
>
> http://hankam.kompasiana.com/2013/11/04/inteljen-negara-sibuk-ngurus-bunda-putri-indonesia-disadap-as-dan-australia-606590.html
>
> Ilustrasi/Admin (Kompas.com)
> Sungguh aneh membaca pernyataan dari anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, berkaitan dengan informasi penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap pemerintah Indonesia. Petinggi Partai Demokrat ini menyalahkan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, hanya karena sebagai Gubernur DKI Jokowi telah memberi izin renovasi dan pembangunan gedung Kedutaanbesar AS itu. Ramadhan menilai, izin itulah yang memberi peluang bagi AS untuk melakukan penyadapan tersebut!
> "Izin pembangunan Kedubes itu kan dari Jokowi. Kalau benar, itu berarti memberikan lampu hijau untuk disadap," katanya (kompas.com).
> Sungguh sulit dipercaya kalau pernyataan sekonyol begini keluar dari mulut seorang petinggi partai politik yang katanya terdiri dari orang-orang cerdas. Namun, faktanya memang demikian.
> Memangnya penyadapan itu baru dilakukan sekarang, setelah izin renovasi dan pembangunan gedung Kedutaan AS itu dikeluarkan? Apa hubungannya perizinan itu dengan persoalan sadap-menyadap yang seharusnya menjadi urusan sepenuhnya badan inteljen negara dan pemerintah pusat, yang puncaknya berada pada Presiden SBY, merangkap Ketua Umum Partai Demokrat itu?
> Apakah maunya si Ramadhan ini seharusnya Pemprov DKI Jakarta (Jokowi) tidak memberi izin renovasi dan pembangunan gedung Kedubes AS? Alasannya apa? Apakah maunya si Ramadhan, jawabannya kepada AS adalah izin renovasi dan pembangunan ditolak karena khawatir pemerintah RI disadap AS? Jokowi masih normal otaknya, untuk tidak bertindak sekonyol itu.
> Kenapa si Ramadhan ini tidak membuat pernyataan yang menyerang pemerintah AS, dan mengkritik kelemahan Badan Inteljen Negara, tetapi malah menyalahkan Jokowi yang sama sekali tidak ada urusannya dengan persoalan sadap-menyadap ini?
> Ada dua kemungkinan, yakni pertama, karena dia seperti juga boss besarnya, takut dengan AS, maka meskipun AS sudah bikin kesalahan besar terhadap pemerintah RI yang nota bene dipimpin oleh boss besarnya sendiri, — dalam hal ini sebagai Presiden RI itu, dia seperti juga boss besarnya itu, tidak berani membuat pernyataan protes keras terhadap AS. Apalagi sampai mau dipanggil duta besarnya untuk penyampaian nota protes seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia. Sebagai pelampiasannya, maka dia secara ngawur, asal bunyi (asbun) menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan asalkan bukan AS. Karena ngawur itu pilihannya pun diarahkan kepada Jokowi.
> "Kok saya? Apa urusan saya dengan sadap-menyadap?" ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Senin, 04/11/2013, dengan wajah kebingungan ketika ditanya wartawan tentang pernyataan Ramadhan Pohan itu. Wajar Jokowi bingung. Saking bingungnya, Jokowi menduga ada terjadi korslet pada pemikiran Ramadhan Pohan itu. Meskipun itu disampaikan dengan nada bercanda, dugaan itu ada benarnya.
> Kemungkinan kedua adalah, ya, seperti dugaan Jokowi itu, yakni, kemungkinan penyebabnya adalah ada terjadi korsleting pada pemikiran politisi Partai Demokrat itu. Dalam hal ini, tentu yang dimaksud adalah korslet pada bagian syaraf otak Ramadhan Pohan.
> Kenapa sampai terjadi korslet pada syaraf otak Ramadhan Pohan itu? Mungkin ini ada kaitannya dengan masalah ketakutan berlebihan (phobia) oleh para petinggi Partai Demokrat terhadap Jokowi yang digadang-gadang untuk maju sebagai capres 2014. Sehingga begitu munculnya persoalan penyadapan ini, Jokowi pun dijadikan sasaran untuk disalahkan. Meskipun itu jelas-jelas ngawur bin konyol. Namanya saja syaraf yang korslet. Untuk memastikannya, disarankan kepada Ramadhan Pohan untuk segera memeriksa syaraf otaknya ke dokter ahli syaraf paling terkemuka di Jakarta (tidak perlu sampai ke Singapura).
> *
> Ilustrasi/Admin (Kompas.com)
> Yang masuk akal adalah pernyataan dari anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo. Bambang menilai terjadinya penyadapan oleh AS dan Australia itu merupakan bukti bahwa pemerintah RI dalam hal ini BIN telah kecolongan. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah dan pejabat di Indonesia terlalu sibuk mementingkan kepentingan pribadi, bahkan melakukan penyadapan kepada lawan-lawan politiknya.
>
> "Kecolongan melalui modus penyadapan oleh AS dan Australia bisa terjadi karena pemerintahan yang berkuasa tidak pernah fokus menjaga kepentingan negara yang layak dirahasiakan, termasuk pembicaraan atau komunikasi Presiden dan pejabat tinggi lainnya. Semuanya sibuk mengurus kepentingan masing-masing. Pemerintah sibuk menyadap kegiatan atau aktivitas lawan-lawan politik," ujar Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (4/11/2013)/(kompas.com).
> Bambang mencontohkan, Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang seharusnya bisa mengantisipasi penyadapan ini justru lebih sibuk bekerja untuk kepentingan pemilihan umum. Ia berpendapat, penyadapan oleh Amerika Serikat dan Australia membuktikan pemerintah lengah dan tidak fokus mengurus kepentingan negara dan keamanan nasional.
> Pernyataan Bambang ini bersumber dari nalar yang sehat dan syaraf otak yang normal.
> Kita saksikan dan buktikan sendiri, bagaimana reaksi Presiden SBY ketika Luthfi Hasan Isaaq (LHI) memberi pernyataan bahwa SBY mengenal baik Bunda Putri. Sumbu amarahnya langsung tersulut dan meledak dengan hebatnya di depan publik.
> "Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY, 1000 persen Luthfi bohong! Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle kabinet, 2000 persen itu bohong!" Begitulah antara lain bagian dari amarah SBY itu. Tetapi giliran DPT Pemilu 2014 kacau-balau, dan Indonesia disadap AS, ditunggu-tunggu, kok amarahnya tidak kunjung tiba juga?
> Yang muncul justru pernyataan super konyol dari Ramadhan Pohan seperti tersebut di atas itu.
> Katanya, akan mengerahkan inteljen untuk mencari tahu siapa itu Bunda Putri dan akan dipublikasikan ke publik, eh, baru sehari berlalu, juru bicaranya meralat, katanya, hasil investigasi inteljen negara terhadap Bunda Putri itu hanya untuk konsumsi internal kepresidenan.
> Rupanya inteljen negara terlalu sibuk mengurus Bunda Putri, sampai kecolongan disadap AS dan Australia. ***
> .
>
> __,_._,___
Blognya alumni SMPN 1 Magelang; berbagi kenangan; berbagi rasa dan berbagi cerita.... OPEN to all of alumnus.
11.05.2013
Indonesia Disadap, Pohan Salahkan Jokowi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar