From: A.Syauqi Yahya
Beberkan soal Abraham, Hasto Klaim Diapresiasi KPK
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai memenuhi panggilan penyidik Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Senin (3/2/2015). Hasto diperiksa sebagai saksi atas kasus 'rumah kaca' atau lobi politik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Senin, 9 Februari 2015 | 17:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi mengapresiasi langkah yang dilakukannya. Pada Senin (9/2/2015), Hasto memenuhi undangan KPK untuk menyampaikan klarifikasi mengenai Ketua KPK Abraham Samad.
Hasto menyebut Abraham melakukan manuver politik agar bisa menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo saat Pilpres 2014 lalu.
"(KPK) memberikan apresiasi atas keterangan yang saya berikan," kata Hasto saat ke luar Gedung KPK.
Hasto berada di Gedung KPK selama kurang lebih dua jam. Menurut dia, pertemuan dengan pimpinan KPK berlangsung dalam suasana santai. KPK, kata Hasto, ingin menggali kebenaran mengenai pernyataannya yang menuding Abraham selama ini.
"KPK betul-betul ingin mengungkapkan kebenaran yang ada di sini, apakah terjadi pelanggaran etika, dan itu lah yang saya sampaikan, bukti-bukti pelanggaran kode etik," ucap dia.
Kepada wartawan, Hasto mengaku telah menyampaikan keterangan yang jujur dan lengkap kepada pimpinan KPK. Ia mengklaim sudah menyerahkan bukti-bukti yang dimiliki. Sejumlah bukti yang diserahkan di antaranya berupa keterangan saksi, dokumen, dan data yang disimpan dalam compact disk.
"Buktinya tentu saja adalah bukti-bukti pertemuan, ada banyak lah ada foto, ada pernyataan saksi di situ kemudian ada bukti-bukti juga yang masih dipegang oleh Bareskrim. sehingga kita meminta mengharapkan agar kerja sama dari lembaga ini," tutur Hasto.
Ia kembali mengaku tidak berniat untuk memperlemah KPK. Hasto mengklaim hanya ingin menyelamatkan KPK dari oknum yang memiliki kepentingan politik. Menurut dia, KPK perlu membentuk komite etik untuk menelusuri dugaan pelanggaran yang dilakukan Abraham.
Sebelumnya, KPK mengundang Hasto untuk membeberkan sejumlah informasi dan bukti atas pernyataan yang dibeberkannya di hadapan Komisi III DPR RI mengenai pertemuan Abraham dengan petinggi PDI-P.
Deputi Pencegahan KPK Johan Budi mengatakan, langkah inisiatif dari KPK perlu dilakukan agar masalah ini tidak berlarut-larut. Semakin cepat bukti dan informasi diperoleh KPK, maka semakin cepat pula KPK memutuskan akan membentuk Komite Etik atau tidak. (Baca: KPK: Kalau Hasto Punya Bukti Valid, Serahkan kepada Kami)
"Kalau sudah menyuarakan meminta KPK bentuk Komite Etik, inilah saatnya orang-orang itu bantu kami perlu ada Komite Etik," ujar Johan. (Baca: Belum Ada Bukti dari Hasto, KPK Tidak Bisa Bentuk Komite Etik Usut Abraham)
Penulis: Icha Rastika
Editor: Sandro Gatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar