From: 'Daniel H.T.'
Fadli Zon (news.liputan6.com)
Selain para politikus Golkar pro-Aburizal Bakrie, politikus Partai Gerindra Fadli Zon adalah sosok yang paling kencang menentang keputusan Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno yang meminta kepada Polda Bali untuk tidak memberi izin penyelenggaraan Munas IX Golkar di Bali, tepatnya di kawasan Nusa Dua, Bali. Dengan alasan waktu penyelenggaraannya, yang dari 30 November – 4 Desember 2014 itu sudah sangat dekat dengan masa liburan besar akhir tahun. Sedangkan Bali adalah tujuan utama wisatawan yang paling diminati oleh turis asing, maupun lokal.
Tedjo khawatir jika Munas itu tetap diselenggarakan di Bali (kawasan Nusa Dua), kemudian terjadi lagi bentrokan fisik dan kerusuhan seperti yang sudah terjadi di depan kantor DPP Partai Golkar, di Jakarta, pada 25 November lalu, maka itu akan sangat buruk dampaknya bagi dunia pariwisata internasional Indonesia. Karena selama ini Bali adalah representasi Indonesia di dunia pariwisata internasional. Jika kerusuhan seperti di Jakarta itu terjadi lagi di Bali, apalagi dengan tingkat kerusuhan yang lebih besar, maka dampak pariwisata internasionalnya bisa seperti pasca bom Bali 1 dan 2. Oleh karena itu Tedjo mengharapkan Polri dan DPP Partai Golkar mau memikirkan nasib sektor pariwisata Indonesia.
“Hal-hal inilah yang saya ingtkan kepada mereka untuk berhati-hati dalam melaksanakan Munas di Bali,” terang Tedjo kepada wartawan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2014).
Kalau harus tetap dilaksanakan pada akhir bulan ini, kata Tedjo, lebih baik Partai Golkar mencari tempat yang tidak ramai wisatawan mancanegara. “Cari saja tempat lain yang sepi, tidak ada orang. Silakan saja. Saya tak ada masalah,” imbuhnya (Tribunnews.com).
Jadi, Tedjo bukan mau melarang Munas Golkar itu, tetapi meminta dengan baik-baik supaya Golkar itu lebih mementingkan kepentingan Indonesia, mengingat perseteruan di antara kedua kubu Golkar saat ini sedang panas-panasnya, sebaiknya Munas itu tidak diselenggarakan di Bali, tetapi di tempat lain saja, atau boleh di Bali, tetapi bukan di saat menjelang atau pada saat liburan akhir tahun seperti sekarang ini.
Tetapi Fadli Zon yang nota bene bukan politisi Golkar malah lebih sibuk, dan bersuara lebih lantang daripada politikus Golkar menentang kehendak Menko Polhukam itu. Selain mengata-ngatai Tedjo sebagai Menko Polhukam yang yang tidak becus mengurus TNI-Polri, Fadli juga mengatakan Tedjo adalah Menteri yang sangat bodoh! Karena melarang Munas Golkar itu demi alasan keamanan dan pariwisata. Katanya, antara keduanya tidak ada kaitannya sama sekali.
“Itu bodoh sekali. Ini tidak ada urusannya dengan masalah pariwisata. Dia pernah ke Bali enggak? Nusa Dua itu terisolasi. Datang dulu ke Bali, lihat di sana enggakada masalah,” kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/11/2014) (Tribunnews.com).
Yang bodoh sekali sebenarnya siapa? Tedjo Edhi Purdijatno atau Fadli Zon?
Bukankah justru kawasan Nusa Dua di Bali itu adalah kawasan pariwisata paling elit di Bali, karena di sanalah terpusat hotel, resort, villa, apartemen mewah sampai dengan super mewah? Nusa Dua juga sangat dekat dengan pusat-pusat pariwisata yang sudah terkenal sampai ke manca negara, seperti Tanjung Benoa, dan Pantai Jimbaran dengan restoran-restoran ikan bakar dan sea food-nya yang sangat terkenal itu.
Kawasan Nusa Dua sendiri memang merupakan kompleks eksklusif yang terdiri dari berbagai hotel dan resort bintang lima yang serbamewah sampai dengan supermewah, tetapi justru itulah kawasan ini sangat sensitif dengan dunia pariwisata internasional. Apalagi semua pertemuan kenegaraan internasional di Bali juga selalu diselenggarakan di Nusa Dua. Lihat saja peta hotel-hotel dan pusat-pusat wisata di kawasan Nusa Dua, Bali, di bawah ini:
Peta hotel dan pusat wisata di Nusa Dua, Bali ( baliweathermap.blogspot.com )
Jika dalam kondisi suhu politik yang masih sangat panas di tubuh Golkar seperti sekarang ini, lalu Munas-nya tetap diselenggarakan di Nusa Dua itu, lalu terjadi bentrokan massal yang diikuti dengan kerusuhan yang sama atau lebih besar daripada yang sudah terjadi di Jakarta itu, apa iya tidak mempunyai dampak apa pun dengan masalah keamanan dan pariwisata internasional di Bali bagi wisatawan-wisatawan asing? Trauma bom Bali 1 dan 2 belum hilang sama sekali, jika muncul kerusuhan di kawasan superelite di Bali itu, apakah tidak akan berdampak sangat buruk bagi dunia pariwisata Indonesia di dunia internasional?
Ataukah sebenarnya Fadli Zon dan para konconya di KMP itu sebenarnya memang ingin Bali rusuh, sehingga nama baik Presiden Jokowi yang sudah mendunia itu rusak?
Jadi, sebenarnya yang bodoh sekali itu Tedjo Edhi Purdijatno ataukah Fadli Zon? ***
Artikel terkait:
.
__,_._,___
--
Soni
dian_wiryatmo@yahoo.Co.Id
http://ceremende.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar