1.05.2014

96 Persen


Dari: "A.Syauqi Yahya"

> 96 Persen Perbincangan di Dunia Maya Bicarakan Keburukan DPR
>
> Jumat, 3 Januari 2014 | 18:16 WIB
>
> DEPOK, KOMPAS.com — Perbincangan Dewan Perwakilan Rakyat di lima portal berita online terbesar, blog, dan forum selama setahun terakhir didominasi oleh isu-isu negatif. Tidak ada pembicaraan yang mengarah pada hal yang positif.
>
> Demikian temuan dari penelitian Prapancha Research sepanjang tahun 2013. Prapanca Research meneliti lima portal berita online paling besar yaitu Detik.com, Kompas.com, Tribunnews.com, Okezone.com, dan Tempo.co. Selain itu, penelitian juga memasukkan perbincangan dalam forum dan blog.
>
> Hasilnya, 96 persen perbincangan soal DPR adalah hal negatif dan 4 persen bersifat netral. Perbincangan soal DPR ini lebih banyak soal isu korupsi sebanyak 24.830 kali perbincangan, isu pelesiran dan pemborosan anggaran negara sebanyak 17.300 kali, isu disiplin kehadiran anggota DPR sebanyak 1.685 kali.
>
> "Sejalan dengan persepsi masyarakat, dapat kita lihat bahwa publik itu punya kecenderungan sentimen negatif terhadap DPR dan bisa berdampak pada pemilihan legislatif," ujar peneliti Prapancha Research, Muhamamd Nirasma, dalam jumpa pers di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jumat (3/1/2014).
>
> Dengan citra yang buruk itu, kata Nirasma, bukan tidak mungkin masyarakat akan semakin antipati terhadap DPR. Tingkat partisipasi mereka dalam pemilu pun bisa saja menurun. "Citra DPR yang negatif ini bisa membuat masyarakat untuk golput," ujarnya.
>
> Penelitian kelas menengah
>
> Nirasma menyadari bahwa penelitian yang dilakukan di dunia maya ini memang lebih menggambarkan opini yang berkembang di kelas menengah. Pasalnya, akses internet memang lebih banyak dimanfaatkan oleh kelas menengah. Namun, Nirasma menjelaskan, kelas menengah di Indonesia memiliki kekuatan yang kuat yakni 18-20 persen dari total penduduk Indonesia.
>
> "Kelas menengah ini punya banyak akses informasi, maka paling dominan terhadap peredaran isu. Orang yang tak gunakan internet pun cenderung pasif dan mengikuti isu yang dilempar kelas menengah," tuturnya.
>
> Penulis: Sabrina Asril
> Editor: Hindra Liauw
>
> --
> --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar