Dari: "A.Syauqi Yahya"
> Masih Pantaskah Mulut Ahok Dimaklumi?
>
> http://m.kompasiana.com/post/read/625911/2
>
> Sumber: sumber : news.liputan6.com
> Ketegasan seolah-olah menjadi barang baru di negeri ini, praktek ketegasan yang diperlihatkan pemimpin langsung menuai empati publik, bahkan tak jarang ketegasan langsung mencuatkan nama seseorang pempimpin, langsung jadi barang contoh, langsung diagungkan sebagai pemimpin masa depan, apalagi ketegasan tersebut didukung oleh semangat anti korupsi.
> Pasca Pemilukada DKI Jakarta, Basuki Thjaja Purnama atau akrab disapa Ahok langsung mencuri perhatian, setelah terpilih jadi Wakil Gubernur DKI, Ahok tanpa gas, tegas dan berani, itulah kata pertama yang keluar ketika mendengar nama Ahok.
> Ketika memasuki paragraf ini, saya memang harus berhati-hati menulis, karena isu yang teramat sensitif, salah-salah saya bisa dituduh SARA dan mempersempit pemahaman pluralisme dan toleransi di negeri ini.
> Ahok yang dikenal keras dan ceplas ceplos beberapa kali 'lepas kontrol' dengan mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak pantas, namun begitu, karena dukungan yang besar, lepas kontrolnya Ahok ini dapat dimaklumi.
> Tapi kali ini Ahok harus berhadapan dengan sesuatu yang teramat prinsip, karena bersentuhan dengan komunitas agama yang merasa dilecehkan. hal ini bermula dari penolakan Muhammadiyah terhadap rencana Ahok untuk membangun lokalisasi prostitusi di Jakarta.
> Ahok yang ngotot dan merasa mendapat penolakan langsung bereaksi, seperti sebelum-sebelumnya. Ahok langsung menjawab penolakan Muhammadiyah tersebut dengan kalimat yang lagi-lagi lepas kontrol. Ahok melontarkan kalimat jangan munafik yang ditujukan kepada Muhammadiyah.
> Ketegasan tanpa etika juga akan menelurkan sesuatu yang buruk, alih-alih menciptakan ketegasan, lepas kontrol ini malah memicu konflik di sana-sini. Ahok harus menyadari, bahwa terbukanya pemikiran publik dengan memberi ruang terhadap dirinya menjadi pemimpin menunjukkan bahwa toleransi sebenarnya mulai terbangun, nah seharusnya dirinya memanfaatkan semangat toleransi tersebut dengan menghargai, bukan malah melecehkan.
> Selama ini lepas kontrol Ahok masih dapat dimaklumi, karena rakyat rindu ketegasan, namun apa yang dicontohkan Ahok bukanlah jenis ketegasan yang diimpikan rakyat.
> Mendirikan Prostitusi, Menghilangkan Agama dalam Kartu Tanda Penduduk jangan sampai menjadi satu rangkaian yang membuat publik berandai-andai dengan Ahok. Saat ini Ahok sudah dilaporkan ke pihak berwajib, semoga penegak hukum mampu berbuat tegas pula.
>
> Dibaca : 33 kali
> Penulis : idham AbdiNusa
>
> --
> --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar