Blognya alumni SMPN 1 Magelang; berbagi kenangan; berbagi rasa dan berbagi cerita.... OPEN to all of alumnus.
4.25.2015
Kasihan petani...
From: <suhardono@gmail.com>
Sabtu, 25/04/2015 15:52 WIB
Temuan Sidak Mentan ke Yogya: Gabah Petani Rp 3.500/Kg, Beras di Pasar Rp 11.000/Kg
Dana Aditiasari- detikFinance
Jakarta - Jumat kemarin, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan mendadak ke petani di wilayah Yogyakarta. Amran menemukan masih banyaknya gabah petani yang dibeli dengan harga rendah di bawah
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700/kg."Ternyata harga di sini masih rendah, masih di bawah HPP yang telah ditentukan. Ini tidak boleh dibiarkan, kita akan bertindak cepat agar Bulog segera menyerap gabah petani ini mulai dari penggilngan kecil dengan harga yang menguntungkan petani," ujar Amran, usai mengunjungi penggilingan padi Ngudi Makmur diGangsiran Madurejo, Prambanan, Sleman dan penggilingan padi di Bowan Delanggu, Klaten, Jumat (24/4/2015).
Pada kunjungan itu, Amran berdialog dengan salah satu petani di lokasi penggilingan. Amran mendapat keluhan terkait rendahnya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah di kalangan petani, yang tidak sebanding dengan tingginya harga beras di pasaran. Menurut Amran, itu terjadi disebabkan terlalu panjangnya jalur distribusi dari petani ke masyarakat.
Harga gabah di tingkat petani di Prambanan di kisaran Rp3.300-Rp3.500 per kilogram (kg). Sementara harga beras di kisaran Rp 6.000, masih jauh dari harga pasaran di kota besar yang berkisar Rp10.000-Rp11.000 per kg."Anggap (harga di petani) Rp 6.000, di kota Rp 10.000 sampai Rp 11.000, dan Rp 4.000 sendiri dinikmati tengkulak. Hampir 80% mereka (tengkulak) dapat, tapi petani kita yang sehari-hari kepanasan cuma dapat 10-20%. Untuk memutus siklus ini, Bulog harus ambil peran agarmata rantainya tidak terlalu panjang," jelaasnya.Amran berharap, Bulog bergerak cepat menyeraphasil petani, agar petani tidak harus berurusan dengan tengkulak dan pemodal yang bisa merugikan mereka. Karenanya, Amran akan terusmendorong Bulog lebih kreatif menyerap gabah masyarakat, di antaranya dengan menurunkan jaringan semut dan terjun langsung ke petani dan penggilingan beras rakyat
Saat ini Bulog baru mampu menyerap gabah daripetani di kisaran 300 ribu ton, masih jauh dari yang diarahkan Presiden Jokowi yaitu sebanyak 4 juta ton.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar